Berita Nasional Terkini
Mensos Risma Disindir, Imbas Naik Pitam hingga Adu Mulut, Jokowi Diminta Turun Tangan
Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma marah hingga adu mulut dengan mahasiswa di Lombok Timur soal bansos, Presiden Jokowi diminta turun tangan.
Jadi seharusnya Pak Jokowi memanggil Bu Risma, menasihati, mengkritisi, mengkoreksi dan menegurnya," kata Hidayat kepada Kompas TV, Kamis (14/10/2021).
Anggota Komisi VIII DPR RI ini menilai bila Presiden Jokowi tak segera menegur Mensos Risma, nantinya malah membuat citra buruk Kepala Negara di mata masyarakat.
"Apa yang terjadi dengan Bu Risma, saya yakin ini enggak nyaman di psikologi politik Pak Jokowi.
Jangan-jangan kalau tidak koreksi, ini direstui (Presiden Jokowi), kan juga tidak bagus," ungkapnya
Menurutnya, masalah akurasi data dalam persoalan bantuan sosial di Indonesia memang kerap menjadi permasalahan yang tak kunjung selesai.
Ia menilai, seharusnya Mensos Risma bukan malah marah-marah ketika ditanya oleh masyarakat, melainkan bisa memberikan jawaban yang bisa mencairkan suasana.
"Saya yakin yang diperlukan bukan bersitegang dan menyelesaikan masalah, meluruskan data dan etika kebangsaan bisa diselesaikan dengan cara kesantunan," katanya.
Baca juga: Risma Marah-marah lagi, Fadli Zon Sarankan Jalani Terapi, Gubernur Gorontalo Sayangkan Sikap Mensos
Diminta terapi kesabaran
Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) Jazilul Fawaid menyarankan Menteri Sosial Tri Rismaharini mengikuti terapi kesabaran agar tidak mudah marah.
"Saya mendapatkan berita bahwa Bu Risma marah-marah kembali, ini kambuh terus, menurut saya mungkin Bu Risma perlu ikut terapi kesabaran," kata Jazilul dalam keterangan video, Selasa (5/10/2021).
Pernyataan Jazilul ini untuk menanggapi amarah Risma kepada pendamping PKH di Gorontalo.
Menurut politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu, Risma semestinya bijaksana dalam bertindak dan menyampaikan ucapan.
Jazilul mengingatkan, sebuah saran yang baik akan memunculkan hasil dan tanggapan negatif serta ketersinggungan apabila disampaikan dengan cara marah-marah.
"Menurut saya tidak elok kalau pejabat negara terus, hanya untuk memberikan nasihat saja, harus dengan nada nuding-nuding seperti orang semuanya bodoh, seperti orang itu tidak mampu," ujar Jazilul.
(*)