Berita Nasional Terkini

Mensos Risma Disindir, Imbas Naik Pitam hingga Adu Mulut, Jokowi Diminta Turun Tangan

Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma marah hingga adu mulut dengan mahasiswa di Lombok Timur soal bansos, Presiden Jokowi diminta turun tangan.

TRIBUNNEWS.COM/IST
Mensos Tri Rismaharini (Risma), tinjau lokasi bencara alam di Sulawesi Barat (Sulbar) dan langsung turunkan Taruna Siaga Bencana (Tagana), pekerja social serta Unit Pelayanan Teknis (UPT) di masing-masing daerah bencana. (TRIBUNNEWS.COM/IST) 

TRIBUNKALTARA.COM - Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma lagi-lagi terekam marah hingga adu mulut dengan mahasiswa di Lombok Timur soal bansos, Presiden Jokowi diminta turun tangan.

Mensos Risma kembali viral setelah marah dan adu mulut dengan mahasiswa.

Diketahui aksi Tri Rismaharini marah bukan kali ini saja.

Sebelumnya saat kunjungan ke Gorontalo, Risma marah dan menujuk salah satu pendamping ketika ia menemukan ada warga yang terdata menerima bansos Program Keluarga Harapan (PKH) tetapi saldonya tidak pernah terisi.

Terkait sikap Risma yang kerap marah saat melakukan kunjungan, mendapat sindiran dari berbagai pihak.

Terbaru, Wakil Ketua Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid turut menyindir aksi Risma.

Bahkan Hidayat Nur Wahid meminta Presiden Jokowi turun tangan menangani anak buahnya itu.

Sebelumnya, insiden Risma marah dan adu mulut dengan mahasiswa terjadi saat kunjungan kerja ke Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (13/10/2021).

Peristiwa itu bermula ketika kedatangan Risma langsung disambut unjuk rasa dari sejumlah aktivis mahasiswa Universitas Gunung Rinjani, Lombok Timur.

Mensos Risma kemudian terlibat adu mulut dengan mahasiswa yang terekam dalam sebuah video dan viral di media sosial.

Berdasarkan rekaman video, sejumlah mahasiswa tampak berteriak saat menyampaikan aspirasi pada Mensos Risma.

Mahasiswa tersebut memprotes Risma yang melakukan kunjungan ke tempat salah satu oknum supplier penyedia Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Lombok Timur.

Terkait hal ini menteri Risma mengaku tidak tahu menahu.

"Kamu jangan fitnah aku ya. Sebentar dengerin, kalau kamu berhak ngomong, aku juga berhak ngomong," kata Risma kepada mahasiswa.

"Bukan fitnah, Bu. Tidak fitnah," jawab mahasiswa.

Beberapa petugas kepolisian dan Satpol PP ikut berusaha melerai mahasiswa.

Risma meminta mahasiswa untuk membuka dan menyerahkan data yang mereka protes.

"Kalau nggak niat baik saya, ngapain saya ke sini. Itu yang pertama. Yang kedua, saya tidak tahu ini supplier atau tidak, saya menteri, tidak ngurusi ini. Yang ketiga, kalau Anda mau memperjuangkan silakan, data tak terima sekarang, tak tunggu," kata Risma.

Baca juga: Risma Minta Maaf ke Gubernur Gorontalo via WA Usai Marahi Pendamping PKH, Rusli: Ini Sudah Clear

Rohman Rofiqi, mahasiswa Universitas Gunung Rinjani mengatakan, saat itu ia nekat menerobos rombongan Mensos demi menyampaikan secara langsung kepada Risma terkait dugaan sengkarut bantuan sosial di Lombok Timur.

Rohman mengaku sebelumnya pernah menyampaikan aspirasi kepada Dinas Sosial Lombok Timur tetapi tidak mendapat jawaban yang memuaskan.

"Kebetulan momentum ini kita sampaikan kondisi sengkarut bantuan sosial di Lombok Timur ini ke Bu Risma," kata Rohman saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (14/10/2021).

Rohman mengapresiasi kedatangan Risma ke Kabupaten Lombok Timur.

Ia tidak mempermasalahkan perdebatan yang sempat terjadi karena aspirasinya sudah didengar oleh Risma.

Terkait kesan adu mulut yang terjadi saat bertemu Risma, menurutnya, hal itu terjadi karena situasi yang kurang kondusif sehingga harus bersuara keras agar aspirasi yang disampaikan terdengar.

"Kalau kami mengapresiasi kedatangan Bu Risma memang tipenya seperti itu, tapi kan positif tujuannya dan kedatangan untuk membenahi sengkarut bantuan sosial yang ada di Lombok Timur," jelas Rohman.

Ia mengaku sudah menyiapkan data yang diminta Risma dan berharap data tersebut bisa langsung diserahkan.

Presiden Jokowi Diminta Turun Tangan

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid meminta Presiden Joko Widodo ( Jokowi) memanggil dan menegur Mensos Tri Rismaharani yang kerap meluapkan emosi di depan publik.

Hal ini dinilai tak etis karena seorang pembantu presiden atau pejabat publik itu terikat oleh Ketetapan MPR RI Nomor: VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

"Pak Jokowi aja kan juga enggak pernah marah-marah di depan publik.

Jadi seharusnya Pak Jokowi memanggil Bu Risma, menasihati, mengkritisi, mengkoreksi dan menegurnya," kata Hidayat kepada Kompas TV, Kamis (14/10/2021).

Anggota Komisi VIII DPR RI ini menilai bila Presiden Jokowi tak segera menegur Mensos Risma, nantinya malah membuat citra buruk Kepala Negara di mata masyarakat.

"Apa yang terjadi dengan Bu Risma, saya yakin ini enggak nyaman di psikologi politik Pak Jokowi.

Jangan-jangan kalau tidak koreksi, ini direstui (Presiden Jokowi), kan juga tidak bagus," ungkapnya

Menurutnya, masalah akurasi data dalam persoalan bantuan sosial di Indonesia memang kerap menjadi permasalahan yang tak kunjung selesai.

Ia menilai, seharusnya Mensos Risma bukan malah marah-marah ketika ditanya oleh masyarakat, melainkan bisa memberikan jawaban yang bisa mencairkan suasana.

"Saya yakin yang diperlukan bukan bersitegang dan menyelesaikan masalah, meluruskan data dan etika kebangsaan bisa diselesaikan dengan cara kesantunan," katanya.

Baca juga: Risma Marah-marah lagi, Fadli Zon Sarankan Jalani Terapi, Gubernur Gorontalo Sayangkan Sikap Mensos

Diminta terapi kesabaran

Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) Jazilul Fawaid menyarankan Menteri Sosial Tri Rismaharini mengikuti terapi kesabaran agar tidak mudah marah.

"Saya mendapatkan berita bahwa Bu Risma marah-marah kembali, ini kambuh terus, menurut saya mungkin Bu Risma perlu ikut terapi kesabaran," kata Jazilul dalam keterangan video, Selasa (5/10/2021).

Pernyataan Jazilul ini untuk menanggapi amarah Risma kepada pendamping PKH di Gorontalo.

Menurut politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu, Risma semestinya bijaksana dalam bertindak dan menyampaikan ucapan.

Jazilul mengingatkan, sebuah saran yang baik akan memunculkan hasil dan tanggapan negatif serta ketersinggungan apabila disampaikan dengan cara marah-marah.

"Menurut saya tidak elok kalau pejabat negara terus, hanya untuk memberikan nasihat saja, harus dengan nada nuding-nuding seperti orang semuanya bodoh, seperti orang itu tidak mampu," ujar Jazilul.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.Tv dengan judul "Risma Sering Marah-marah, HNW: Sebaiknya Presiden Jokowi Tegur,
https://www.kompas.tv/article/221553/risma-sering-marah-marah-hnw-sebaiknya-presiden-jokowi-tegur?page=all
Penulis : Fadel Prayoga
Editor : Desy Afrianti
dan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal Risma Marah-marah, Wakil Ketua MPR: Mungkin Perlu Ikut Terapi Kesabaran", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2021/10/05/16541771/soal-risma-marah-marah-wakil-ketua-mpr-mungkin-perlu-ikut-terapi-kesabaran.
Penulis : Ardito Ramadhan
Editor : Icha Rastika
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved