Wahana Bermain di Alun-alun Nunukan Kembali Ramai, Jejeran Motor-Motoran jadi Lirikan Kanak-kanak

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Sempat ditutup karena pandemi Covid-19, wahana bermain di Nunukan kembali ramai, jejeran motor-motoran jadi lirikan kanak-kanak.

Wahana bermain anak di alun-alun Nunukan, Kalimantan Utara kembali terpantau ramai, Sabtu (06/11/2021), sore.

Tampak jejeran motor-motoran dan mobil-mobilan di Alun-alun Nunukan kembali jadi lirikan kanak-kanak, setelah sempat ditutup akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: Update Nunukan Miliki 23 Kasus Aktif Covid-19, 8 Pasien Dirawat di RSUD, 15 Jalani Isolasi Mandiri

Tak hanya motor-motoran dan mobil-mobilan, wahana bermain lainnya seperti mandi bola, odong-odong motor, melukis, dan lainnya, ramai didatangi orang tua bersama anaknya.

Pemilik wahana bermain motor-motoran Evi Puriani (30), mengatakan, dirinya mulai kembali membuka wahana bermain anak setelah PPKM di Nunukan berstatus level 2.

Meskipun kanak-kanak yang bermain di Alun-alun tak seramai sebelum pandemi merebak masuk ke Nunukan, namun Evi Puriani tetap memilih untuk bertahan dengan usahanya itu.

"Ini agak mendingan, sebelum awal bulan Oktober saya buka ini, hanya satu sampai dua anak saja yang main," kata Evi Puriani kepada TribunKaltara.com, sore.

Ibu satu anak itu juga memiliki wahana bermain berupa mandi bola. Evi mengaku, awal memulai usaha itu lantaran dirinya sempat bingung mencari tempat bermain yang cocok buat anaknya.

"Sudah ada dua tahun, saya mulai buka usaha mandi bola di Alun-alun. Tapi makin lama, saya lihat anak saya seperti bosan main itu terus. Jadi kebetulan masih ada lahan kosong di depannya, jadi saya buka wahana motor-motoran. Akhirnya lumayan rame juga anak-anak lain datang bermain," ucapnya.

Baca juga: Capaian Vaksinasi Covid-19 di Nunukan Baru 46,36 Persen, Dinkes Bakal Lakukan Vaksin Door to Door

Evi memiliki 9 unit motor-motoran yang sebagiannya menggunakan remote untuk menggerakkannya. Motor-motoran itu, ia dapatkan dengan belanja online.

"Ada lima motor yang pakai remote. Jadi kalau untuk anak yang masih kecil ya pakai remote. Yang pegang remote karyawan saya," ujarnya.

Evi mulai membuka wahana bermain motor-motoran dan mandi bola dari pukul 16.30 Wita sampai 21.30 Wita.

"Kalau hari biasa pukul 21.00 Wita sudah tutup. Kalau malam minggu begini ramai anak yang bermain jadi pukul 21.30 Wita baru tutup," tuturnya.

Biaya yang harus dikeluarkan oleh orang tua untuk permainan motor-motoran itu sebesar Rp15 ribu per 10 menit. Sementara itu untuk wahana mandi bola sebesar Rp10 ribu.

Evi tak sendirian, ia dibantu oleh sang suami dan juga dua karyawannya. Per hari Evi bisa mendapat pemasukan Rp300 ribu. Bahkan, pada hari weekend, pemasukannya bisa mencapai Rp800-Rp1 juta.

"Alhamdulillah sudah balik modal. Kalau motor-motoran ini baru 8 bulan saya bukanya," imbuhnya.

Konsumen Didominasi dari Luar Pulau Nunukan

Evi menuturkan, selama ini wahana bermain anak di Alun-alun justru diramaikan oleh anak-anak dari Pulau Nunukan.

Baca juga: 3 Armada Angkut Ratusan Penumpang Rute Nunukan- Tarakan, Ini Jadwal Speedboat Sabtu 6 November 2021

"Rata konsumen dari Sebuku, Sebatik, bahkan Lumbis yang meramaikan wahana bermain di Alun-alun ini," ungkapnya.

Dari dua wahana bermain itu, pengeluaran Evi selama ini untuk biaya perawatan alat, termasuk uang sewa lahan per hari Rp10 ribu.

"Pelaku usaha di sini juga sepakat untuk bayar uang kebersihan sebesar Rp5 ribu. Selama 8 bulan saya buka ini, baru dua kali ganti remote motor-motoran," pungkasnya.

Penulis: Febrianus Felis