Berita Nasional Terkini
Kabakaran Kilang Minyak Pertamina di Cilacap ada Kelalaian? Dewan Komisaris Minta Disanksi Tegas!
Kabakaran Kilang Minyak Pertamina atau kilang refinery unit atau RU IV Cilacap, Jawa Tengah ada Kelalaian? Dewan Komisaris minta disanksi tegas.
Kontan.co.id mencatat, dalam tahun ini setidaknya sudah terjadi dua insiden kebakaran di area Kilang Cilacap.
Sebelumnya, kebakaran melanda area Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap yang terjadi pada Jumat (11/6) sekitar pukul 19.45 WIB.
Peristiwa kebakaran itu terjadi pada tangki T39 yang berisi benzena untuk produk dasar petrochemical di Kilang Cilacap.
“Dekom tidak menghendaki kejadian yang serupa terjadi di manapun di seluruh wilayah operasi Pertamina,” tegas Iggi.
Baca juga: Satu Tangki Minyak yang Terbakar di Kilang Pertamina Berisi Pertalite, Sempat Hujan Petir di Cilacap
Perkiraan kerugian
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov mengatakan, ada sejumlah dampak yang timbul dari insiden kebakaran kali ini.
Kebakaran tangki di area kilang berpotensi memberi dampak buruk pada reputasi dan kredibilitas PT Kilang Pertamina Internasional sebagai subholding.
Lebih luas, hal ini juga berdampak pada PT Pertamina selaku holding yang tengah dihadapkan pada tantangan untuk menggaet investor.
"Ini juga bisa berdampak pada reputasi dan kredibilitas Pertamina sebagai holding untuk meyakinkan, mengajak investor-investor dunia," terang Abra kepada Kontan, Minggu (14/11).
Abra melanjutkan, dampak kebakaran ini tidak hanya akan mempengaruhi rencana investasi pada proyek-proyek kilang namun juga pada proyek Pertamina lainnya.
Apalagi bagi sejumlah investor, mereka akan melakukan perhitungan mengenai prospek dari suatu proyek termasuk aspek keamanan proyek tersebut.
Proyek yang tidak menjamin keamanan cenderung akan kian meningkatkan biaya investasi yang ada.
Selain berdampak pada reputasi, Pertamina juga harus menanggung kerugian materil.
Abra, dalam perhitungannya menyebut, tangki yang terbakar dengan kapasitas sekitar 31.000 kiloliter (kl) terisi penuh maka ada kerugian yang cukup besar bagi Pertamina.
"Saya melakukan kalkulasi kasar, dengan tangki 31.000 kl itu kerugian mencapai Rp 237 miliar dengan harga Pertalite," kata Abra.