Berita Daerah Terkini
Macan Tutul Liar Muncul di Tempat Pembuangan Sampah di Kuningan, Desa Beri Pemahaman Keselamatan
Macan tutul liar terlihat muncul di Tempat Pembuangan Sampah Akhir ( TPSA), di Kuningan, Jawa Barat, aparat desa beri pemahaman soal keselamatan.
TRIBUNKALTARA.COM - Macan tutul liar terlihat muncul di Tempat Pembuangan Sampah Akhir ( TPSA), di Kuningan, Jawa Barat, aparat desa beri pemahaman soal keselamatan.
Penampakan macan tutul ini terekam video oleh masyarakat sekitar, saat macan tutul tersebut berada di sekitar TPSA Kuningan.
Untuk wemanti-wanti warga, aparat desa kerap memberikan pemahaman kepada masyarakat soal menjaga keselamatan saat berada di sekitaran hutan.
Warga juga dilarang Membunuh macan tutul tersebut, karena macan tutul tersebut masuk dalam hewan dilindungi.
Baca juga: Seorang Remaja di Siak Tewas Diserang Harimau, Diduga Korban Diterkam lalu Diseret ke Tengah Hutan
Video yang menunjukan macan tutul bebas liar di kawasan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) di Desa Ciniru, Kecamatan Jalaksana, Kuningan, Jawa Barat, viral di media sosial.
Menyikapi hal tersebut Kepala Desa Ciniru Nana Supriatna membenarkan soal video yang beredar terebut.
Numun, ia tidak mengetahui siapa orang yang merekam video tersebut.
"Ya video viral bahwa ada macan tutul bebas liar di daerah TPSA itu benar. Namun, siapa orang yang mengambil video itu jelas bukan warga kami," kata Nana Supriatna dalam wawancara khusus Live FB Tribuncirebon.com, saat ditemui di rumahnya, Minggu (21/11/2021).
Dia mengatakan, dengan beredarnya video ada macan tutul itu membuat pemerintah desa selalu memberikan pemahaman terhadap lapisan masyarakat.
Terutama mengenai keselamatan saat berada di kawasan hutan desa sekitar.
Baca juga: Akhir Dramatis Penangkapan Tora, Kelanjutan Dua Harimau Lepas di Singkawang, Pawang Tewas Diterkam
"Sebenarnya warga kami tidak pernah ada yang melihat langsung sosok macan tutul tersebut. Namun, dengan adanya video itu, saya setiap agenda di masyarakat selalu kasih tahu warga untuk hati-hati dan selalu waspada," katanya.
Mengenai kabar hoaks atau bukan, Nana menjawab bahwa kawasan Desa Ciniru ini memiliki luas wilayah perbatasan dengan Desa Garatengah dan Desa Singkup.
"Untuk wilayah perbatasan desa kami dengan desa tetangga memang ada beberapa lahan garapan warga. Nah, ketika adanya macan tutul itu bisa iya ada atau tidak ada," katanya.
Mengenai video viral macan tutul, kata Nana mengaku bahwa video itu dibuat oleh pemburu dengan membawa anjing buruan.
Kemudian, kenapa Macan Tutul itu terlihat takut dalam video beredar, karena Macan itu lebih kecil ukurannya dari Macan Tutul dewasa.
"Ya katanya sih, Macan Tutul itu lebih kecil dari ukuran normal. Sehingga ketika Anjing pemburu menggonggong itu Macan Tutul terlihat ketakutan begitu," katanya.
Baca juga: Layaknya Manusia, 2 Harimau Sumatera Terpapar Covid-19 di TMR Alami Flu, Batuk, Sesak Nafas & Lemas
Sebelumnya, Kepala UPT Damkar Kuningan Khadafi mengakui kebenaran soal video tersebut
Pihaknya pun telah mendapat pemberitahuan dari warga tentang adanya seekor macan tutul.
"Betul, video itu dapat kiriman dari warga untuk selalu berhati-hati. Disebarluaskan video itu untuk informasi bagi bapak/ibu diwilayah beradanya macan tutul dimaksud, sedang dipantau oleh warga sekitar, dan sangat disarankan untuk tidak dilakukan penembakan/dibunuh karena hewan/satwa dilindungi," ungkap Khadafi dalam keterangan kepada wartawan.
Alasan tidak boleh dibunuh satwa karnivora itu, kata dia mengklaim bahwa sosok Macan Tutul itu sedang dilakukan pengawasan bersamaan dilakukan koordinasi dengan pihak BKSDA (Balai Kawasan Sumber Daya Alam) Cirebon.
"Tadi diketahui atas pelapor dari Bapak Nana sekaligus pengawas hutan lindung setempat. Bahwa hewan pemakan daging itu sedang dilakukan pengawasan," katanya.
Kejadian Macan Tutul muncul di lingkungan hutan kawasan TPSA itu terjadi sejak hari Kamis tanggal 18 November 2021 sekitar pukul 13.00 WIB.
"Kejadian itu pada hari Kamis dan kami baru dapat informasi dari penjaga wilayah hutan lindung di Desa Ciniru Kecamatan Jalaksana. Sampai saat ini masih dilakukan pantauan di sekitaran lokasi hutan lindung dimaksud," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Beredar Video Kemunculan Macan Tutul di TPSA Ciniru Kuningan, Ini Penjelasan Kepala Desa, https://www.tribunnews.com/regional/2021/11/21/beredar-video-kemunculan-macan-tutul-di-tpsa-ciniru-kuningan-ini-penjelasan-kepala-desa?page=2.
Editor: Adi Suhendi
Dua Harimau Lepas di Singkawang Terkam Pawang Hingga Tewas
Kelanjutan 2 harimau lepas dari kandang kebun binatang di Singkawang, Kalimantan Barat berujung dramatis, Tora akhirnya dilumpuhkan, seorang pawang tewas diterkam.
Ancaman harimau lepas dari kandang kebun binatang di Singkawang, sempat menggegerkan warga.
Pasalnya dua harimau yang lepas di Sinka Zoo Singkawang itu turut menghilangkan nyawa seorang pawang.
• BKSDA Kalbar Buka Suara Matinya Eka Harimau Benggala yang Kabur
Diektahui seorang pawang kebun binatang Sinka Zoo Singkawang yang berupaya menangkap harimau lepas itu, justru tewas diterkam.
Alhasil petugas gabungan langsung dikerahkan memburu dua harimau yang lepas dari kandang.
Proses penangkapan dua harimau tersebut berujung dramatis, Sabtu, 6 Februari 2021.
Dilaporkan, harimau bernama Eka dan Tora itu lepas dari kandangnya, pada Jumat 5 Februari 2021 sore WIB kemarin.
Harimau bernama Eka terpaksa dilumpuhkan dengan peluru tajam.
Pasalnya peluru bius yang ditembakkan petugas tak mempan melumpuhkan harimau tersebut.
• Penyebab Harimau Lepas di Singkawang, Terkam Pawang hingga Tewas, Tak Mempan Dilumpuhkan Peluru Bius
Sedangkan, harimau lainnya bernama Tora berhasil ditangkap petugas gabungan, pada Sabtu sore, pukul 17.30 WIB.
Pencarian Tora membutuhkan waktu seharian penuh menyusuri kawasan sekitar kebun binatang Sinka Zoo.
Usai tertembak dengan peluru bius, petugas harus menunggu kurang lebih 20 menit sembari memantau pergerakan Tora, hingga harimau itu benar-benar pingsan.
Tora yang sudah dalam keadaan pingsan kemudian dimasukkan ke dalam jaring oleh petugas untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.
Proses pencarian memang dilakukan yang melibatkan petugas gabungan seperti TNI, Polri serta BKSDA Provinsi Kalbar dan BKSDA Singkawang.
Bahkan, petugas mengerahkan drone untuk memantau dan mencari keberadaan Tora dari atas.
Ditembak Mati
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat, Sadtata Noor Adirahmanta menyampaikan, tim gabungan memang terpaksa melumpuhkan satu harimau dengan peluru tajam karena membahayakan personel di lapangan .
Sebelum dilumpuhkan dengan menggunakan peluru tajam, diungkapkan oleh Sadtata bahwa harimau itu sudah ditembak dengan peluru bius.
Namun, dikarenakan insting liar berburu dari harimau itu sudah bangkit maka peluru bius pun tidak mempan.
'"Jadi, satwa (harimau) yang satunya tadi pagi, terpaksa ditembak dengan peluru tajam, perilakunya sudah muncul sifat liarnya, sudah mengancam keselamatan personel di lapangan, dan setelah ditembak dengan obat bius tidak mempan,” ungkap Sadtata di konfirmasi Tribun Pontianak, Sabtu 6 Februari 2021.
• Dua Harimau Lepas di Singkawang Sudah Tertangkap, Kepala BKSDA Kalbar Ucap Syukur
“Kemudian, harimau itu juga sudah memangsa koleksi satwa yang lain, sudah tahu caranya berburu, oleh sebab itu dilakukan eksekusi," ungkapnya.
Ia menjelaskan, proses eksekusi yang dilakukan tersebut sudah berjalan sesuai prosedur yang ada.
"Kita tetap mengutamakan keselamatan jiwa manusia, keselamatan manusia nomor satu, dan bila kita bertemu satwanya, akan kita usahakan dengan pembiusan. Namun, bila tidak memungkinkan, tidak dapat dilakukan dan membahayakan masyarakat atau tim maka akan kita akan eksekusi, seperti itu prosedurnya," tuturnya.
Terkait tubuh harimau yang telah dieksekusi, dikatakan Sadtata, pihaknya masih akan berkoordinasi dengan sejumlah pihak.
Lebih lanjut, Kapolresta Singkawang, AKBP Prasetiyo Adhi Wibowo menyampaikan, proses penangkapan dua ekor harimau lepas mengedepankan proses pembiusan.
Namun, ketika pembiusan tidak berdampak maksimal, dan keselamatan anggota di lapangan membahayakan, maka penindakan pun akan di lakukan dengan terukur.
"Kami pada prinsipnya tetap mengedepankan proses pembiusan untuk melumpuhkan harimau tersebut. Namun ketika memang sudah tidak mampu atau membahayakan, maka dilakukan penindakan," jelasnya.
• Kapolres Singkawang Ungkap Alasan Tembak Mati Harimau Benggala Koleksi Kebun Binatang Sinka Zoo
Pawang Tewas Diterkam
Pawang harimau Sinka Zoo, Agus Alfian menceritakan, dirinya yang pertama melihat jenazah temannya yang diterkam harimau.
"Yang pertama lihat jenazah itu saya, jenazah itu dia telungkup di jembatan gertak, dan di sekitar itu ada bercak-bercak darah, dan dari situ saya lihat ada yang diserang. Tapi posisinya ini arahnya berlawanan dari lokasi jebolnya (kandang-red), Jebolnya sebelah sini, dia (harimau-red) larinya sebalah sana," ujarnya, Sabtu 6 Februari 2021.
Ia mengungkapkan, bahwa harimau di kebun binatang itu seluruhnya berjumlah sembilan ekor.
Mereka terdiri dari lima ekor jantan dan empat ekor betina.
Dua ekor harimau yang lepas ini bernama Eka dan Tora, Eka berusia sekira 2 tahun, dan Tora berusia sekira 1,6 tahun.
Dengan lepasnya 2 ekor harimau itu, ia mengaku sangat resah dan turut bertanggung jawab karena dirinyalah yang sehari-hari mengurus harimau tersebut.
Ia menegaskan, tidak akan beranjak dari lokasi hingga kedua harimau yang lepas dapat ditangkap oleh petugas.
"Saya sangat resah harimau ini belum di tangkap, karena itu peliharaan saya, tanggung jawab saya, kalau belum tertangkap, saya belum bisa apa-apa”.
“Dan kalau belum bisa di tangkap itu sangat berbahaya bagi lingkungan sekitar sini. Saya akan tetap di sini sampai si Tora ini tertangkap," ungkapnya.
• Sebelum Dilumpuhkan, Eka Harimau Singka Zoo Sempat Pasang Posisi Menyerang Petugas
Pengurus Sinka Zoo, Elka membeberkan pawang kebun binatang tewas diterkam harimau yang lepas dari kandang.
Jumlah harimau yang lepas tersebut sebanyak dua ekor.
Harimau milik Kebun Binatang Sinka atau Sinka Zoo tersebut lepas, pada Jumat 5 Februari 2021.
Elka menceritakan, meski telah lepas dari kandangnya, kedua harimau tersebut masih terpantau di dalam area Sinka Zoo.
Namun, satu diantara pawang harimau masih berusaha mencegah kedunya kabur.
"Pawang sudah berusaha untuk mencegahnya, namun pawang tersebut ikut diserang oleh harimau hingga tewas," kata Elka kepada wartawan, Jumat 5 Februari 2021.
Dijelaskan Elka, kejadian lepasnya dua ekor harimau tersebut akibat faktor alam.
Hujan deras yang mengguyur selama beberapa hari mengakibatkan longsor di kawasan Sinka Zoo, Singkawang, Kalimantan Barat.
"Hujan yang mengguyur selama beberapa hari terakhir mengakibatkan longsor di dekat kandang harimau”.
“Longsor tersebut akhirnya menyebabkan lobang yang cukup besar di kandang harimau, dan akhirnya dua harimau kabur," terangnya.
(*)
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official