Berita Nunukan Terkini
Dulu Jual Ikan di Pasar Tawau, Kini Rustan Jadi Eksportir & Miliki Lahan Sawit Ratusan Hektare
Dulu jual ikan di Pasar Tawau, kini Rustan jadi eksportir & miliki ahan sawit hingga ratusan hektar.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Dulu jual ikan di Pasar Tawau, kini Rustan jadi eksportir & miliki ahan sawit hingga ratusan hektar.
Rustan Jaya (42) warga Desa Tanjung Harapan, RT 03, Kecamatan Sebatik Timur, merupakan seorang pengepul sekaligus eksportir ikan jenis besar ke Tawau, Malaysia.
Usaha perikanannya itu susah berjalan selama 20 tahun. Sejak SMA, Rustan sudah berjualan ikan di pasar Tawau, Malaysia.
Jarak Sebatik ke Malaysia yang hanya 15 menit ditempuh dengan menggunakan speedboat, membuat Rustan dan keluarganya sering berdagang ke negeri jiran itu.
Baca juga: Kunci Gitar dan Lirik Lagu Mimpi yang Sempurna - Peterpan: Aku Kan Menghilang dalam Pekat Malam
"Begitu libur sekolah saya jualan ikan di pasar Tawau bersama tante. Kalau ibu saya dagang pisang dan kedondong di Tawau. Bapak saya juga kadang melaut dan berkebun," kata Rustan Jaya kepada TribunKaltara.com, Jumat (17/12/2021), pukul 15.00 Wita.
Meski sudah 20 tahun jadi pengepul dan eksportir ikan ke Malaysia, Rustan baru menjadi nasabah BRI pada tahun 2006 silam. Dan kini ia berstatus nasabah ritel di BRI Nunukan.
Pinjaman awal Rustan saat itu sebesar Rp15 juta dengan jangka waktu pelunasan selama tiga tahun. Bapak lima anak itu mengaku, menggunakan pinjaman itu untuk membantu akomodasi nelayan selama melaut.
"Pinjaman bank itu saya pinjamkan kepada nelayan untuk kos melaut. Lalu, alat tangkap mereka kan, jadi saya belikan, nanti mereka bayar pelan-pelan. Awal mula buka usaha, saya hanya punya dua karyawan," ucapnya.
Rustan mengatakan, jarak tangkapan nelayan yang berbeda-beda membuat mereka kembali membawa hasil tangkapan juga berbeda.
Ia memiliki ribuan nelayan binaan dengan dua gudang ikan yakni di Sebatik dan Tarakan.
"Ada nelayan yang kembali dalam tiga hari, ada juga satu minggu dan ada juga yang setiap hari. Lokasi tangkap ikan ada di Tanjung Haus, Bunyu, Tarakan, Berau, dan paling dekat di muara Nunukan. Kalau yang pulang hari-hari satu nelayan bawa 30-50 Kg. Yang satu bawanya 200-400 Kg. Itu harus bawa bekal es batu dan bekal makanan yang banyak," ujarnya.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Kaltara Hari Ini, BMKG Prediksi Wilayah Nunukan Hari ini Cerah Berawan hingga Malam
Hasil tangkapan nelayan binaannya, ia tampung terlebih dahulu, lalu diekspor ke Tawau.
Menurut Rustan, sebagian besar ikan yang ia ekspor berjenis besar seperti Pari, Ose, Manyung, dan ikan merah.
"Kami nggak jual lokal karena soal harga lebih murah. Dan orang Nunukan tidak makan ikan besar. Kami sempat jual ikan Arut dan putih tapi hanya restoran tertentu saja yang mau dan jumlahnya terbatas," tambah Rustan.
Melakukan peminjaman modal ke BRI, kata Rustan sangat mudah dan prosesnya tidak begitu lama. Saat awal meminjam, Rustan menjadikan BPKB motor dan sertifikat tanah atas nama orang tuanya sebagai agunan di Bank.
"Proses administrasinya paling lama satu minggu. Saya juga bayar tepat waktu. Buktinya, pinjaman saya diperpanjang sampai beberapa kali. Berjalan dua tahun saya perpanjang, dikasi lagi Rp25 juta. Lalu, perpanjang lagi nambah Rp50 juta," tuturnya.
Rustan melakukan ekspor ikan ke Malaysia, sebulan dua kali. Dan itu kata dia tergantung hasil tangkapan.
Dari hasil ekspor ikan, hitungan kotornya Rustan bisa mendapat Rp80-Rp100 juta per bulan.
"Keuntungan yang saya peroleh mencapai Rp25-Rp30 Juta per bulan. Itupun belum lagi gaji pekerja. Kos es batu dan lainnya. Setahun itu bisa capai Rp300 juta, tapi saya kadang gunakan sebagian untuk pengembangan perahu nelayan," ungkapnya.
Pandemi Buat Ekspor Terhenti
Saat Malaysia melakukan lockdown total akibat pandemi Covid-19, pintu impor ikut ditutup selama dua minggu.
Mau tidak mau Rustan terpaksa mencari pasaran ikan hingga ke Jakarta.
"Waktu Malaysia lockdown kan restoran di sana juga banyak ditutup. Begitu dibuka kembali, permintaan ikan turun drastis hingga 50 persen. Saya cari pasaran di Jakarta. Terpaksa saya jual ke Nunukan, Sei Menggaris. Saya lakukan agar nelayan tidak kecewa," bebernya.
Baca juga: Atlet Nasional Panjat Tebing Asal Nunukan Keluhkan Arena Latihan tak Sesuai Standar: Mana Pemda?
Pinjam Ratusan Juta Beli Kebun Sawit
Selain usaha ikan, Rustan juga sebagai pengepul dan pemilik lahan sawit seluas 300 hektar. Bahkan sebagai modal awal usaha sawit, ia melakukan peminjaman ke bank BRI sebesar Rp100 juta. Jangka waktu yang diberikan kepadanya selama 5 tahun.
"Sebagian lahan baru mulai ditanam dan sebagian sudah ada hasil. Hasil penjualan di PT BSI capai Rp4 milyar. Kedengaran hasil jual sawit besar tapi kosnya tinggi. Mahal di transportasi dan harus bayar petani lagi. Untung saya Rp20 juta per ton," imbuhnya.
Harga sawit saat ini kata Rustan kembali turun jadi Rp2,4 juta per ton. Sebelumnya sebesar Rp3 juta per ton.
"Tentu banyak perubahan yang saya alami. Dan suka duka merintis usaha dari awal banyak. Mulai persaingan tinggi. Apalagi bicara ikan. Kita beli ikan kualitas bagus sampai di Tawau kurang bagus. Karena kita tampung hari ini besok baru kirim," pungkasnya.
Penulis: Febrianus Felis