Profil Said Aqil Siradj, Tokoh NU yang Ketiga Kalinya Dicalonkan Jadi Ketum PBNU
Profil KH Said Aqil Siradj tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang kembali dicalonkan sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Ia mempunyai konsistensi sikap dalam garis marjaiyyah dan qorroroh ke-NU-anya, serta kiprahnya dalam konstelasi politik nasional cukup mewarnainya.
Dedikasinya di pendidikan ia tumpahkan dalam rutinitas mengajar ngaji layaknya kiai salaf umumnya dengan membacakan kitab-kitab kuning kepada santri yang diasuhnya.
Di samping itu, ia juga menjadi guru besar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan menjadi pembicara pada seminar-seminar internasional di beberapa negara.
Kang Said, disebut sebagai figur kiai yang jujur, istiqomah bersikap tawadlu’, qona’ah, kharismatik, dan sesekali terkadang kontroversial, seakan tak bergeser dari kehebatan seorang Gus Dur yang populer dan luar biasa.
Gus Dur menjuluki Kang Said ini adalah “kamus berjalan“, dikarenakan ia mampu menulis disertasi dengan daftar pustaka 1000 kitab dan buku.
Pendidikan
- Madrasah Tarbiyatul Mubtadi’ien Kempek Cirebon
- Hidayatul Mubtadi’en Pesantren Lirboyo Kediri, 1965-1970
- Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta,1972-1975
- S1, Ushuluddin dan Dakwah, Universitas King Abdul Aziz, 1982
- S2, Perbandingan Agama, Universitas Umm al-Qura, Mekah, 1987
- S3, Aqidah dan Filsafat Islam, University of Umm al-Qura, Mekah, 1994
Karier
- Sekertaris PMII Rayon Krapyak, Yogyakarta, 1972-1974
- Ketua Keluarga Mahasiswa NU (KMNU) Mekkah, 1983-1987