Berita Internasional Terkini
Jelang Perayaan Natal, Junta Militer Myanmar Serang & Bakar Warga Sipil, 30 Orang Lebih jadi Korban
Jelang perayaan Hari Raya Natal, Junta Militer atau pemerintah militer Myanmar serang & bakar warga sipil, 30 orang lebih jadi korban.
TRIBUNKALTARA.COM - Jelang perayaan Hari Raya Natal, Junta Militer atau pemerintah militer Myanmar serang & bakar Warga Sipil, 30 orang lebih jadi korban.
Tidak hanya Warga Sipil yang terdiri dari perempuan dan anak-anak yang menjadi korban, dilaporkan pula bahwa, kelompok kemanusiaan internasional Save the Children mengatakan, dua anggota stafnya saat ini masih hilang.
Penyerangan, pembunuhan dan pembakaran pasukan pemerintah militer atau junta Myanmar ini langsung mendapat kecaman dari Save the Children.
Menurut kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), sejak kepemimpinan junta Myanmar, militer telah membunuh lebih dari 1.300 orang dan menangkap lebih dari 11.000.
Baca juga: Junta Militer Tangkap Presiden San Suu Kyi, Min Aung Hlaing Kuasi Myanmar, Pembantai Etnis Rohingya
Pasukan pemerintah militer atau junta Myanmar kembali menyerang Warga Sipil di negara bagian Kayah, di Myanmar timur pada Jumat (24/12/2021).
Lebih dari 30 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangan tersebut, menurut Kelompok Hak Asasi Manusia Karenni.
"Sisa-sisa hangus ditemukan dan diidentifikasi dekat dengan Kotapraja Hpruso di negara bagian, yang juga dikenal sebagai Karenni pada 25 Desember," kata kelompok itu seperti dikutip CNN.
Militer Myanmar, yang merebut kekuasaan negara itu dalam kudeta 1 Februari, mengatakan mereka menargetkan anggota angkatan bersenjata oposisi yang mereka sebut sebagai 'teroris dengan senjata'.
Kepada media pemerintah, militer mengatakan mereka telah menembak dan membunuh milisi sipil itu.
Orang-orang berada di tujuh kendaraan dan tidak berhenti untuk militer, katanya.
Sementara itu, Pasukan Pertahanan Nasional Karenni, yang menjadi target militer, mengatakan bahwa yang tewas bukanlah anggota mereka, tetapi Warga Sipil yang mencari perlindungan dari konflik.
Kelompok kemanusiaan internasional Save the Children mengatakan dua anggota staf yang sedang dalam perjalanan pulang untuk liburan terperangkap dalam insiden itu dan masih hilang.
Save the Children mendapat konfirmasi bahwa kendaraan pribadi stafnya diserang dan dibakar.
Militer telah memaksa orang-orang keluar dari mobil untuk menangkap dan membunuh mereka.
"Kami mendapat konfirmasi bahwa kendaraan pribadi mereka diserang dan dibakar," kata organisasi itu dalam sebuah pernyataan.