Berita Internasional Terkini

Jelang Perayaan Natal, Junta Militer Myanmar Serang & Bakar Warga Sipil, 30 Orang Lebih jadi Korban

Jelang perayaan Hari Raya Natal, Junta Militer atau pemerintah militer Myanmar serang & bakar warga sipil, 30 orang lebih jadi korban.

"Militer dilaporkan memaksa orang-orang keluar dari mobil mereka, menangkap beberapa, membunuh yang lain dan membakar tubuh mereka."

Baca juga: Sosok Aung San Suu Kyi, Pemimpin Myanmar yang Ditahan Militer, Pernah Raih Nobel Perdamaian

Save the Children menambahkan bahwa setidaknya 38 orang tewas dalam insiden itu.

Kelompok itu kini telah menangguhkan operasinya di Kayah, Chin, dan sebagian Magway dan Kayin sebagai tanggapan dari insiden itu.

"Save the Children mengutuk serangan ini sebagai pelanggaran Hukum Humaniter Internasional," kata Inger Ashing, Kepala Eksekutif Save the Children dalam sebuah pernyataan.

"Kami ngeri atas kekerasan yang dilakukan terhadap Warga Sipil tak berdosa dan staf kami, yang berdedikasi kemanusiaan, mendukung jutaan anak yang membutuhkan di seluruh Myanmar."

"Investigasi atas sifat insiden itu terus berlanjut tetapi serangan terhadap pekerja bantuan tidak dapat ditoleransi."

Sementara itu, Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar (NUG) menyebut insiden itu sebagai 'pembantaian Natal di negara bagian Karenni'.

NUG menyatakan bahwa pasukan junta telah menahan sejumlah penduduk desa dan pelancong yang belum dikonfirmasi dan menghancurkan properti mereka.

"Saat dunia merayakan Natal dan pesan perdamaiannya, NUG mengulangi tuntutannya pada komunitas internasional untuk bertindak segera dan tegas untuk mengakhiri kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang meningkat oleh junta militer terhadap rakyat Myanmar," kata NUG.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih sebelumnya dan menahan banyak pejabat tinggi, termasuk Aung San Suu Kyi yang dipenjara awal bulan ini.

Sejak kudeta, militer telah mencoba untuk menegaskan kekuasaannya atas rakyat melalui kekuatan.

Baca juga: Soraya Abdullah Meninggal Dunia karena Covid-19, Umi Pipik : Aku Merasa Paling Kehilanganmu

Baca juga: Miliki Rumah di Tengah Hutan, Komika Dodit Mulyono : Ada Pocong Inframe

Badan-badan PBB, kelompok hak asasi dan wartawan lokal telah mendokumentasikan pembantaian, penangkapan massal, penyiksaan, pemindahan paksa, laki-laki, perempuan dan anak-anak dibunuh dengan impunitas, persenjataan berat yang digunakan oleh pasukan junta untuk menyerang desa dan membasmi kelompok perlawanan bersenjata, hingga pemblokiran bantuan kemanusiaan.

Menurut kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), militer telah membunuh lebih dari 1.300 orang dan menangkap lebih dari 11.000.

Junta telah menolak data AAPP yang dikutip oleh PBB, dan menuduhnya bias.

Junta Militer Tangkap Presiden San Suu Kyi

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved