Berita Nunukan Terkini
Nasib Korban Banjir Nunukan, Ratusan Ayam Ternak Hanyut, Daud Dibantu 2 Bungkus Mie dan 2 Kg Beras
Nasib korban banjir Nunukan, ratusan ayam ternak hanyut, Daud dibantu 2 bungkus mie & dua Kg beras.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Nasib korban banjir Nunukan, ratusan ayam ternak hanyut, Daud dibantu 2 bungkus mie & dua Kg beras.
Banjir kiriman yang terjadi di wilayah perbatasan RI-Malaysia, Kabupaten Nunukan cukup menyita perhatian publik.
Bagaimana tidak, tiap tahun warga di pelosok perbatasan itu harus berhadapan dengan bencana banjir. Bahkan warga sudah cukup beradaptasi dengan banjir kiriman Malaysia itu.
Baca juga: Biaya Besar Tangani Banjir di Daerah Perbatasan, Bupati Nunukan: Kami Butuh Bantuan Pemerintah Pusat
Namun kali ini BPBD Nunukan mencatat banjir yang terjadi sejak Selasa (04/01) dini hari itu, merupakan banjir terbesar sepanjang 6 tahun terakhir.
Ketinggian air memuncak hingga 10,5 meter dan merendam 6 kecamatan sekaligus.
Daud warga Lumbis mengatakan, rumahnya yang terbilang dekat dengan sungai membuatnya sangat khawatir.
Pagi itu, Daud terpaksa harus ke sekolah lantaran harus menghadiri pertemuan awal tahun ajaran baru untuk para guru SMK di Kecamatan Sembakung Atulai.
Awalnya, ia tak ingin pergi karena khawatir bila harus meninggalkan istri dan anaknya yang masih berusia 1 tahun itu.
"Waktu saya bangun pagi, air baru mulai naik ke atas rumah dari arah belakang rumah. Saya jadi ragu mau hadiri pertemuan, tapi karena kewajiban sebagai guru, jadi mau tidak mau saya berangkat," kata Daud kepada TribunKaltara.com, Jumat (07/01/2022), melalui telepon seluler, sore.
Daud mengaku, jarak rumahnya dengan sekolah cukup jauh.
Namun, karena banjir belum naik ke permukaan jalan, sehingga ia berangkat menggunakan sepeda motor.
Siang hari, sekira pukul 12.00 Wita, Daud mendapat panggilan telepon dari sang istri, karena air sudah mulai masuk ke dalam rumahnya.
"Kata istri saya, airnya masih di mata kaki. Tapi cukup deras airnya. Lalu saya minta izin ke kepala sekolah untuk pulang lebih dulu. Dalam perjalanan pulang, di Desa Mansalong air mulai naik sepinggang, jadi saya sewa perahu Rp50 ribu," ucapnya.
Baca juga: Permintaan Perisic Tambah Derita Inter Milan, Fokus Datangkan Dua Winger Bundesliga
Lanjut Daud,"Pertengahan mau masuk kampung, air juga sudah sepinggang. Terpaksa motor simpan di jalan dan saya pakai jalan kaki," tambahnya.
Sesampainya di rumah, Daud kaget melihat banyak ranting kayu mulai masuk ke dalam rumahnya melalui dapurnya.
Tanpa menunggu lama, Daud meminjam perahu keluarganya untuk mengevakuasi istri dan anaknya.
"Saya pinjam perahu antar istri dan anak ke rumah ipar saya. Karena rumah mereka di bukit jadi lebih aman. Setelah antar, saya kembali ke rumah untuk bersihkan ranting kayu yang sudah mulai banyak masuk ke dalam rumah," ujarnya.
Rumah porak-poranda lantaran arus banjir yang cukup kuat. Tak hanya itu,
kandang ayam termasuk ratusan ternak ayam Daud hanyut dibawa air.
"Kandang ayam saya ada 15 pintu. Anak ayam yang ikut hanyut hampir 100 ekor. Kalau induknya ada 30-an ekor. Pipa air rusak semua dan kayu bakar di bawa kolong rumah juga hanyut," tuturnya.
Air Mulai Surut
Kini, kata Daud air sudah berangsur surut dan ketinggian air sore tadi sekira 4 meter dari batas normal.
Istri dan anaknya juga sudah mulai kembali ke rumah. Namun, antisipasi banjir susulan yang lebih besar, Daud mencor tiang rumahnya.
Baca juga: Miliki Depo Air Layak Konsumsi, Dirut Perumda Air Minum Nunukan: Warga Bisa Dapat Layanan Air Bersih
"Takutnya banjir susulan bisa patah tiang rumah, kalau tidak dicor. Tanahnya sudah berlubang, hanyut dibawa banjir. Tadi sore masih sepinggang orang dewasa," ungkapnya.
2 Bungkus Mie dan 2 Kilo Beras
Daud menuturkan, dia hanya mendapat 2 bungkus mie dan 2 kilo beras bantuan logistik.
"Kemarin saya dapat dua bungkus mie dan beras dua kilo saja. Hari ini belum dapat lagi," imbuhnya.
Penulis: Febrianus Felis