Ramai-ramai Tokoh Nasional Tolak Pemindahan Ibu Kota Baru ke Kalimantan Timur, Ini Alasannya
Pemindahan Ibu Kota Negara ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim) menuai kritik pedas sederet tokoh nasional.
TRIBUNKALTARA.COM - Pemindahan Ibu Kota Negara ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim) menuai kritik pedas sederet tokoh nasional.
Sejumlah kekhawatiran menjadi alasan penolakan pemindahan Ibu Kota Negara ke Kaltim.
Alasannya di antaranya yaitu biaya, jarak yang jauh, hingga keprihatinan bahwa gedung pemerintahan di Jakarta akan dikuasai pihak swasta.
Kritik salah satunya disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Menurut Anies Baswedan, kemacetan di Jakarta tidak akan bisa diatasi dengan memindahkan Ibu Kota ke Kalimantan Timur.
Baca juga: Kepala Otorita dan Nama Ideal untuk Ibu Kota Negara Baru di Kalimantan Timur
"Bicara tentang kemacetan kontribusi pemerintah dalam kemacetan di Jakarta itu kurang dari 7 persen jadi tidak akan ada efeknya pada kemacetan di Jakarta. Karena Jakarta itu kegiatan rumah tangga dan kegiatan tempat usaha," ucap Anies, dikutip dari Warta Kota.
Kata Anies Baswedan, rumusan untuk mendorong Jakarta menjadi kota global dunia jauh lebih urgen ketimbang mengurus perpindahan Ibu Kota Negara.
"Nah, sekarang kita malah bicaranya tentang bagaimana Jakarta bisa menjadi salah satu kota global dunia yang melayaninya itu melayani kebutuhan global ini tantangan kita sekarang," papar dia.
Selain itu, Anies Baswedan juga mengatakan bahwa Jakarta merupakan Kota Megapolitan terbesar di selatan dunia.
Kawasan Megapolitan ini memiliki wilayah penyangga yakni Bekasi, Tangerang, dan Depok.
"Jakarta adalah Kota Megapolitan terbesar di belahan selatan dunia. Tapi megapolitan ini terdiri dari Jakarta, Bekasi Raya, Tangerang Raya dan Depok ini sebagai satu kesatuan."
"Jadi secara administrasi kita adalah variasi tapi secara peran, Jakarta kota megapolitan terbesar di selatan dunia," ujarnya.
Baca juga: Ibu Kota Negara Nusantara Bagian dari IKN Pakunagara
Tak hanya Anies Baswedan, berikut beberapa tokoh yang mengkritik rencana pemindahan Ibu Kota Baru ke Kalimantan Timur:
1. Ekonom Senior Faisal Basri