Liga 1

Liga 1 'Terinfeksi' Covid-19, Pelatih Persebaya Surabaya Tak Setuju Kompetisi Ditunda, Ini Alasannya

Pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso tak setuju usulan untuk menunda jalannya kompetisi Liga 1 yang sudah berjalan separuh musim.

Instagram / @officialpersebaya
Pelatih Persebaya, Aji Santoso. (Instagram / @officialpersebaya) 

TRIBUNKALTARA.COM - Pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso tak setuju usulan untuk menunda jalannya kompetisi Liga 1 yang sudah berjalan separuh musim.

Disampaikan Aji Santoso bahwa rencana tersebut sangat berisiko jika diputuskan.

"Kompetisi bakal riskan untuk ditunda-tunda lagi," ujar Aji Santoso.

Lanjut dia kompetisi sudah berlangsung separuh jalan, maka baiknya berlanjut sampai tuntas.

Aji Santoso juga percaya sepenuhnya dengan rencana PSSI dan PT LIB sebagai regulator dan operator Liga 1 untuk mengatasi masalah tersebut.

Baca juga: Serangan Bajul Ijo Bertubi-tubi, Laga Liga 1 PSIS vs Persebaya Berakhir Imbang 0-0, Persib Tergusur

"Soal pertandingan ini dilanjutkan atau dihentikan itu saya rasa PSSI dan LIB sudah memikirkannya," ujar Aji Santoso dikutip dari konferensi pasca-pertandingan semalam melawan PSIS, Rabu (2/2/2022).

Sekali lagi dia menegaskan, bahwa kompetisi ini sudah berjalan 50 persen jadi cukup riskan untuk dihentikan.

Persebaya Surabaya dan PSIS Semarang jadi korban berikutnya dari infeksi Covid-19 di kalangan pemain.

Bahkan pada pertandingan kemarin, Persebaya hanya bermain dengan 15 pemain.

Sementara itu, PSIS juga melaporkan tiga kasus infeksi Covid-19 baru pasca laga kontra Persebaya tadi malam.

Terkini, sudah puluhan termasuk pemain, staf, dan official yang terinfeksi Covid-19.

Terkini, ada dua pertandingan sudah resmi ditunda, yaitu Madura United lawan Persipura Jayapura dan PSM Makassar lawan Persib Bandung.

Baca juga: Diterpa Badai Covid-19, Akankah Liga 1 Dihentikan? Ini Saran Koordinator SOS

Ancaman penundaan pertandingan berikutnya di Liga 1 bakal mengintai seiring peningkatan kasus harian Covid-19 bakal meningkat terus.

Bahkan sudah ada wacana yang berkembang di publik untuk menunda jalannya Liga 1 sampai badai Covid-19 mereda.

SOS minta kompetisi ditunda

Kompetisi Liga 1 disarankan untuk dihentikan sementara menyusul sebaran kasus Covid-19 di kalangan pemain yang semakin tinggi.

Kritik mengenai jalannya kompetisi Liga 1 di tengah angka Covid-19 yang melonjak di Indonesia disampaikan Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali.

Akmal Marhali menyarankan agar kompetisi Liga 1 untuk dihentikan sementara sampai badai Covid-19 mereda.

"Keselamatan pemain adalah hal yang utama," ujar Akmal Marhali.

Terkini, ada 20 orang dari tim Madura United yang terinfeksi pandemi Covid-19 dan laga PSM vs Persib harus ditunda.

Manajemen Persib meminta penundaan pertandingan menyusul hanya 13 anggota skuatnya yang bisa turun lapangan, sisanya positif Covid-19.

Dilanjutkan Akmal Marhali menyarankan agar prinsip 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) diterapkan sepenuhnya kepada seluruh pemain dalam sistem bubble.

"Sebaiknya kompetisi dihentikan dulu selama sepekan untuk dilalukan 3 T (Testing, Tracing, Treatment) kepada semua pemain di sistem bubble," ujar Akmal Mahrali berdasarkan informasi yang diterima Tribunnews, Rabu (2/2/2022).

Lebih jauh Akmal Marhali menyarankan pemindahan venue seri keempat Liga 1 dari Bali.

"Bila perlu Seri 4 dipindahkan ke tempat yang lebih memungkinkan, misal Jawa Tengah," paparnya.

Dia juga menyoroti masalah-masalah yang terjadi selama seri keempat yang jadi pemicu meledaknya kasus Covid-19 di kalangan pemain.

Dia menguraikan bahwa baik operator, tim, dan pemain mulai mengendurkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19.

Kemudian, sistem bubble yang diterapkan di Liga 1 tidak seketat di seri sebelumnya, khususnya seri pertama dan kedua.

Dia juga tak ketinggalan menyoroti jadwal pertandingan yang terlalu malam jadi salah satu sebab penurunan imunitas para pemain.

Menurunnya imunitas menyebabkan para pemain mudah tertular Covid-19.

"Pertama, kendurnya penerapan protokol kesehatan baik 3 T maupun 5 M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, menghindari kerumunan dan Mengurangi mobilitas)," ujar Akmal.

"Kedua, sistem bubble to bubble yang diterapkan tidak seketat pada Seri 1 dan Seri 2,".

"Ketiga, jadwal pertandingan yang sangat padat dan jam tayang yang larut malam juga ikut memengaruhi penurunan imunitas pemain yang pada akhirnya mudah terpapar, tambahnya.

(*)

Sumber: BolaSport.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved