Harga Kedelai Tinggi
Harga Kedelai Melambung, YLKI Salahkan Pemerintah Terlalu Tergantung dengan Impor
YLKI menganggap harga kedelai yang melambung adalah kesalahan pemerintah karena terlalu tergantung dengan import.
TRIBUNKALTARA.COM - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI menganggap harga kedelai yang melambung adalah kesalahan pemerintah karena terlalu tergantung dengan impor.
Diketahui, harga kedelai melonjak sejak tiga bulan.
Sebagai bentuk protes atas tingginya harga kedelai, sejumlah pengusaha tahu dan tempe melakukan aksi mogok produksi.
Seorang pengusaha tahu rumahan di Depok, Irfan Suhendar, berencana akan meliburkan pekerjanya selama tiga hari, mulai 21 Februari 2022.
Saat ditemui di lokasi produksi tahu miliknya, Irfan mengatakan bahwa aksi mogok tersebut berkaitan dengan dampak dari kenaikan harga kedelai.
"Kalau kenaikan ini memang cukup lumayan juga, terasa banget. Apalagi di saat pandemi begini. Kita serba salah, mau naik (harga) juga susah, kalau enggak naik harga susah juga. Mau enggak mau dinaikkan," kata Irfan saat ditemui, Sabtu (19/2/2022).
Baca juga: Hari Ini Vaksin Covid-19 Individu Berbayar Mulai Berlaku, Vaksin Gratis Tetap Jalan, YLKI Menolak
Dikatakan Irfan, harga kedelai telah mengalami kenaikan sejak tiga bulan yang lalu. Kendati demikian, dia mengaku mulai merasakan kenaikan tertinggi pada akhir Januari 2022.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta pemerintah tidak mencari kambing hitam atas persoalan harga kedelai yang terus meningkat.
Pemerintah menyatakan harga kedelai naik karena ada masalah di negara importir. Contohnya, negara China yang membutuhkan kedelai dalam jumlah besar lantaran 5 miliar ekor babi baru diberi makan kedelai.
"Secara empirik itu hal yang bisa dimengerti. Tapi dari sisi kebijakan publik itu tidak relevan bahkan mau mencari kambing hitam saja," ujar Ketua YLKI Tulus Abadi saat dihubungi, Senin (21/2/2022).
Tulus berpandangan, yang menjadi persoalan saat ini adalah masih dominannya ketergantungan impor Indonesia kepada kedelai.
Termasuk ketergantungan terhadap Amerika Serikat, yang saat ini tengah dilanda cuaca buruk.
Baca juga: YLKI Minta Tes GeNose Diganti, Politisi PDIP Adian Napitupulu: Alasannya Apa? Rakyat Kecil Terpukul
"Ini kesalahan pemerintah karena menggantungkan impor pada negara tertentu. Dan tidak ada upaya untuk memasok dengan kedelai lokal. Selama tujuh tahun (Presiden) Jokowi belum ada upaya untuk memangkas ketergantungkan kedelai dan apalagi daulat kedelai," kata Tulus.
Saat ini, produsen tahu dan tempe mogok produksi mulai 21 hingga 23 Februari. Disebabkan, harga bahan baku tempe dan tahu mencapai Rp12.000 per kilogram. Padahal, harga kedelai impor sebelumnya hanya Rp 9.500 sampai Rp10.000 per kg.
"Kalau tidak ada upaya memasok kedelai lokal untuk kebutuhan dalam negeri, maka risikonya kita akan terancam dengan harga yang mahal, yang sangat merugikan publik," imbuh Tulus.
Baca juga: YLKI Angkat Suara Soal Rencana Kemenkeu Kenakan Pajak Sembako: Tidak Pantas, Itu jadi Beban Rakyat