Berita Nunukan Terkini
Kelangkaan Minyak Goreng Terjadi di Kabupaten Nunukan, Hal Ini yang Terpaksa Dilakukan Pedagang
Pedagang di Pasar Jamaker Nunukan, Kalimantan Utara mengeluhkan kelangkaan minyak goreng yang terjadi sebulan belakangan ini.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Pedagang di Pasar Jamaker Nunukan, Kalimantan Utara mengeluhkan kelangkaan minyak goreng yang terjadi sebulan belakangan ini.
Hal itu membuat Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, belum berlaku di Nunukan.
Diketahui pagi tadi, perwakilan dari Kementerian Perdagangan RI melakukan pemantauan harga dan stok minyak goreng di sejumlah pasar dan distributor di Nunukan.
Baca juga: Masih Ditemukan Penyalur & Pengelola Toko di Malinau Jual Minyak Goreng Diatas HET, Ini i Alasannya
Saat tokonya didatangi oleh perwakilan dari Kementerian Perdagangan RI, Heri yang merupakan pedagang minyak goreng di Jamaker, mengeluhkan soal kelangkaan itu.
"Minggu lalu saya ke agen mau beli minyak goreng tidak ada. Kosong kata mereka. Terpaksa saya beli minyak goreng Malaysia ke distributor," kata Heri kepada pihak perwakilan dari Kementerian Perdagangan RI itu.
Dari pantauan TribunKaltara.com, di toko Heri sudah tidak ada lagi minyak goreng Indonesia. Di rak jualan tampak dua kotak minyak goreng asal Malaysia.
Heri mengaku membeli minyak goreng Malaysia itu seharga Rp360 ribu, dengan isi 17 bungkus ukuran 1 liter.
Baca juga: Penyalur & Pengelola Toko di Malinau Akui Stok Minyak Goreng Menipis, Berpotensi Terjadi Kelangkaan
Padahal sebelum minyak goreng Indonesia mengalami kelangkaan, satu kotak ia beli Rp180 ribu.
"Kalau saya beli ke tangan pertama jadi harganya Rp360 ribu per kotak. Ada yang sampai Rp390 ribu. Saya jual ke konsumen Rp23 ribu per bungkus. Sebelum langka minyak Indonesia, minyak Malaysia hanya Rp15 ribu saja," ucap Heri.
Heri mengaku beruntung bisa mendapatkan minyak goreng dari Malaysia, lantaran bisa jadi alternatif saat minyak goreng Indonesia alami kelangkaan.
"Meski ilegal tapi jadi alternatif buat kami pedagang dan konsumen. Ini sisa setengah kotak padahal baru beli kemarin," tambahnya.
Dia berharap situasi ini menjadi atensi serius dari pemerintah sehingga kelangkaan minyak goreng tidak berkepanjangan.
"Semoga pak Menteri bisa dorong produsen untuk datangkan minyak goreng. Supaya tidak berkepanjangan. Apalagi mau ramadhan orang," jelas Heri.

PO Minyak Goreng Terakhir Oktober 2021
Sementara itu, Pengawas Perdagangan Ahli Muda, Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan, Kabupaten Nunukan, Abdul Rahman menjelaskan Purchase Order (PO) minyak goreng di tingkat distributor terakhir pada Oktober 2021.