Kesehatan

Perang Rusia dan Ukraina, Sejumlah Penyakit Mengancam, Polio hingga Krisis Kesehatan

Rusia masih terus melakukan bombardir ke daerah perkotaan Ukraina.Dampaknya tak hanya ekonomi,tapi menciptakan krisis kesehatan pada masyarakat

Editor: Hajrah
Twitter/nolanwpeterson
Pelatihan militer untuk warga sipil di Kyiv, Ukraina, sebelum Rusia melakukan penyerangan. (Twitter/nolanwpeterson) 

TRIBUNKALTARA.COM- Pasukan Rusia masih terus melakukan bombardir ke daerah perkotaan Ukraina.

Belum terlihat tanda-tanda perang berakhir kendati dua negara telah melakukan perundingan.

Malahan Militer Rusia akan melakukan serangan terhadap beberapa fasilitas penting di Kiev, Ibu Kota Ukraina.

Oleh karena itu, Rusia memperingatkan warga sipil untuk menjauh dari pusat kota.

Konvoi militer Rusia terpantau sepanjang 40 mil yang terdiri dari kendaraan lapis baja, tank, artileri berat dan kendaraan logistik lainnya telah mencapai pinggiran ibu kota Ukraina, Kiev, menurut citra satelit dari Maxar Technologies.

Baca juga: Buntut Serangan ke Ukraina, FIFA Larang Rusia Jadi Tuan Rumah, Kibarkan Bendera hingga Nama Berubah

Rusia berulang kali mengklaim tidak menyasar secara khusus infrastruktur sipil di Ukraina.

Jika dilihat Invasi Rusia ke Ukraina, sebenarnya tidak hanya akan memberikan dampak negatif yang besar pada geopolitik dan ekonomi jangka panjang saja.

Namun juga menciptakan krisis kesehatan pada masyarakat yang terdampak, termasuk negara di sekitarnya.

Bagaimanapun juga, Ukraina terletak di lokasi strategis utama, berbatasan dengan berbagai negara Eropa Timur seperti Polandia dan Rumania.

Dampak yang akan ditimbulkan perang di masa pandemi virus corona (Covid-19) ini adalah bukan pengendalian penyakit. Namun semakin tingginya angka mereka yang tertular Covid-19.

Baca juga: Bikin Tegang, Detik-detik Proses Evakuasi WNI dari Ukraina, Menteri Retno: 99 Orang Sudah Dievakuasi

SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan penyakit Covid-19 ini dapat menjadi salah satu pemenang nyata dalam invasi skala penuh Rusia.

Dikutip dari laman Forbes, Senin (28/2/2022), sepanjang pandemi, para ahli kesehatan masyarakat telah menekankan bahwa 'kita semua bersama-sama'.

Namun keputusan untuk menyerang Ukraina bisa menjadi contoh bahwa ada kepentingan segelintir pihak yang diutamakan dibandingkan kesehatan global.

Menurut Pusat Sumber Daya Coronavirus Universitas Johns Hopkins, Ukraina sama seperti Amerika Serikat (AS), telah mengalami lonjakan kasus Covid-19 Musim Dingin dengan rata-rata mencapai lebih dari 21.000 kasus dan 210 kematian per hari selama 7 hari terakhir.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved