Berita Islami

Cara Mengganti Utang Puasa Ramadan Orang yang Telah Meninggal Dunia Dijelaskan Ustaz Somad

Orang yang telah meninggal dan punya utang puasa tetap harus diunasi dijelaskan Ustaz Abdul Somad.

Freepik
Ilustrasi Ramadan 2022. Kumpulan pantun Ramadan 2022 dan pantun berbuka puasa. 

TRIBUNKALTARA.COM - Orang yang telah meninggal dan punya utang puasa tetap harus diunasi dijelaskan Ustaz Abdul Somad.

Menurut Ustaz Abdul Somad, orang yang harus melunasi utang puasa adalah ahli waris.

"Siapa yang meninggal punya utang puasa, maka ahli warisnya wajib menggantikan puasanya," jelas Ustaz Abdul Somad dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Goto Islam.

Dianjurkan Ustaz Abdul Somad, bagi yang masih berusia muda hendaknya tidak meninggalkan puasa.

Dan bagi orang-orang yang sudah tua bisa memperbanyak puasa qada (ganti).

Baca juga: Begini Cara Melunasi Utang Puasa Ramadan yang Tidak Diganti Bertahun-tahun, Dijelaskan Ustaz Somad

"Kalau ada emaknya masih hidup, tanya, berapa puasa yang ditinggalkan, maka nasihati agar diagnti, setelah meninggal maka anaknya yang mengqadha," terangnya.

Cara mengganti puasa yang tertinggal terbilang mudah, Ustaz Abdul Somad mengatakan, qadha puasa bisa digabung dengan puasa sunnah Senin dan Kamis.

Jika berpuasa di hari Senin, maka diniatkan qadha puasa wajib, maka akan mendapatkan dua pahala sekaligus yaitu puasa wajib terbayar dan pahala puasa sunnah Senin, berlaku pula puasa di hari Kamis.

"Kalau selama setahun istiqomah puasa, 10 bulan saja sudah mendapatkan 80 hari, maka insya Allah akan lunas," ujarnya.

Selain mendapatkan pahala, efek positif juga berpengaruh ke tubuh yang mana menjadikan tubuh sehat terhindar dari penyakit.

Baca juga: Kemuliaan Bulan Syaban, Dijelaskan Ustaz Adi Hidayat Kebiasaan Puasa Rasulullah

Selain itu bisa menghemat pengeluaran saat berpuasa.

"Kolesterol, gula darah, lambung terjaga, karena makanan adalah sumber penyakit dan organ-organ ini adalah sarangnya," sebutnya.

Ia pun mengimbau umat muslim dapat meniru Rasulullah SAW untuk membatasi makanan yang masuk ke tubuh demi menjaga kesehatan.

Ketentuan membayar hutang puasa Ramadan dapat dilihat jelas dalam firman Allah pada Q.S. Al-Baqarah ayat 184 yang berbunyi:

أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ ۚ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved