Kumpulan Pantun
Kumpulan Pantun Jenaka Anak-anak, Bisa Dipakai Untuk Ingatkan tentang Kebersihan Hingga Bermain
Jenis pantun jenaka adalah salah pantun yang mengandung humor.Pantun ini bertujuan untuk menghibur orang yang mendengarnya
Di pagi hari petani datang menyemai
Padi tumbuh disiram sudah
Jika kamu ingin hidup dalam damai
Jangan pernah lupa kerjakan ibadah
Dengar lagu berirama
Tertawalah si adik manja
Mari main bersama-sama
Jangan duduk sendiri saja
Membuat manisan dari buah salak.
Dijual dengan macam-macam harga.
Jadi anak berbaktilah pada ibu bapak.
Agar kelak bisa masuk surga.
Di kutub utara ada pinguin.
Hewannya lucu, sungguh menggemaskan.
Belajarlah dengan rajin.
Mudah mudahan Tuhan membuka jalan.
Melihat sampah di tong kosong.
Bentuknya sudah sangat jelek.
Masih kecil sudah ompong.
Mirip dengan nenek-nenek.
Pahlawan perang lawan Belanda.
Kakek santai baca koran.
Memang dia rada-rada.
Kepala botak sukanya sisiran.
Di sana kosong di sini kosong.
Baca juga: Kumpulan Pantun Semangat, Cocok Dijadikan Motivasi, Boleh Banget Dikirim untuk Saling Menyemangati
Tidak ada batang tembakau.
Bukan aku berkata bohong.
Ada katak memikul kerbau.
Kalau emas dikata suasa.
Tentu kuningan seperti tembaga.
Kalau tidak rela berusaha.
Meminta-mintalah kerjanya.
Main bola di Senayan.
Main futsal di Kemang.
Maen bola menyehatkan.
Main futsal juga senang.
Baju sobek jangan dibuang.
Ambil kain bisa ditambal.
Ngapain capek untuk berperang.
Lebih baik rajin beramal.
Lompat galah badan melejit.
Lem ketan kertas melekat.
Kalau petang pergi ke masjid.
Belajar Alquran kepada ustadz.
Ke Pantai Kuta beli kaos oblong.
Tak disangka kaosnya bolong.
Hidup harus saling menolong.
Bahkan kebenaran harus didorong.
Enak sekali sarapan bubur.
Bubur enak daerah Sunter.
Ada anak sukanya tidur.
Sambil ngorok dan sambil ngiler.
Kertas putih untuk ditulis.
Benang putih asalnya katun.
Kalau orang suka menulis.
Di saat tua tidak akan pikun.
Ikan gabus di rawa-rawa.
Ikan belut nyangkut di jaring.
Perutku sakit menahan tawa.
Gigi palsu meloncat ke piring.
Sungguh berat sekali besi.
Diangkat oleh Ayahanda.
Tinggal siapkan piring sebiji.
Mari kita makan bersama.
(*)