Kumpulan Pantun

Kumpulan Pantun Kasih Tak Sampai, Untuk Perasaan Cinta yang Urung Berbalas, Bikin Susah Move On

Perasaan cinta tak terbalas memang menyakitkan.Dalam karya sastra lama seperti pantun, tema kasih tak sampai juga bisa dipakai

Editor: Hajrah
Freepik
Ilustrasi cinta tak terbalas 

TRIBUNKALTARA.COM- Perasaan cinta tak terbalas memang menyakitkan.

Apalagi jika sudah berusaha untuk mengambil hatinya namun perasaan tetap tidak berubah.

Mau tidak mau, perasaan itu hanya menjadi satu arah, atau sering diartikan kasih tak sampai.

Perasaan seperti ini kerap membuat orang susah move on.

Namun, pilihan untuk tinggal, bukan hal yang tepat juga.

Dalam karya sastra lama seperti pantun, tema kasih tak sampai juga bisa dipakai untuk menggambarkan perasaan galau itu.

Dalam buku karya Korrie Layun Rampan berjudul pantun dan syair dalam kehidupan sehari-hari terdapat jenis atau tema pantun kasih tak sampai.

Tentu saja sesuai isinya, jenis pantun ini memberi gambaran tentang kekalutan seseorang karena cinta urung berbalas.

Baca juga: Kumpulan Pantun Paskah, Bisa Dibagikan kepada Kerabat & Kolega pada Easter Day Minggu 17 April 2022

Baca juga: Lengkap dengan Maknanya, Kumpulan Pantun Menyambut Bulan Suci Ramadan, Cocok jadi Ucapan

Buah durian berduri-duri

Bila masak tentulah gugur

Sudah berbulan kunanti-nanti

 

Adik mengelak hatiku hancur

Ulam bukan sembarang ulam

Ulamnya dibawa anak penggalas

Demam bukan sembarang demam

 

Demam cinta tak terbalas

Gugur buah di pagi hari

Ada masak ada yang muda

Hancur sudah hati ini

Cinta ditolak begitu saja

 

Buah perindu di bukit Siguntang

Sejak dahulu berhujan panas

Tubuhku layu sakit terlentang

Karena cintaku tiada berbalas


Ampas kelapa dibuang orang

Jauh ke sungai dimakan ikan

Lemas anggota remukah tulang

Kasih tak sampai binasa badan


Anak elang mati terkejut

Hilang campak ke dalam paya

Awaklah sayang hati terpaut

Orang menolak apalah daya


Asap api dari seberang

Dibawa angin ke tengah laut

Hasrat hati memetik kembang

Rupanya kasih tiada bersambut


Belum duduk sudah berdiri

Manakah orang dapat berbicara

Belum ditengok sudah lari

Manakah sempat kita bercinta


Asap api nampak menjulang

Petang hari barulah reda

Hasrat hati hendak meminang

Orang tak sudi undurlah hamba

 

Tabunglah gendang bunyi bertalu

Orang bersorak gegap gempita

Sungguh malang nasib diriku

Cinta ditolak harapan hampa


Tujuh hari dalam seminggu

Budak duduk membelah rotan

Tubuhku lesu memendam rindu

Awak bertepuk sebelah tangan


Buah seminai biji berkilat

Dibuat minyak rasa perisa

Sudah ku ungkai tali pengikat

Adik menolak apalah daya


Dapat itik baru bertelur

Hendak digulai tak sampai hati

Teringat adik hatiku hancur

Kasih tak sampai kubawa mati

 

Cukup sudah orang berlayar

Tetapi kolek tak mau laju

Cukup sudah abang bersabar

Tetapi adik tak mau tahu


Gugur buah di pagi hari

Ada masak ada yang muda

Hancur sudah hatiku ini

Cinta ditolak begitu saja


Gugur melati dimakan kumbang

Layulah tangkai patah kelopak

Hancur hatiku bukan kepalang

Rindu tak sampai cinta ditolak


Bulan puasa bulan teruji

Orang beramai pergi ke surau

Badan sengsara memakan hati

Kasih tak sampai hatiku risau


Bagaimana nasi tidakkan putih

Beras ditumbuk diidang dulu

Bagaimana hati tidakkan sedih

Puas membujuk orang tak mau


Diam-diam orang melukis

Membuat gambar anak peladang

Dalam diam abang menangis

Niat meminang ditolak orang


Beban berat kakipun goyang

Rasanya letih menggoyang lutut

Badan penat hati pun bimbang

Karena kasih tiada bersambut


Air hujan turun mencurah

Jatuh ke tanah terus ke laut

Binasa badan menahan gundah

Kasih kucurah tiada bersambut


Angin bertiup semakin kencang

Kapal berlayar dilanda badai

Ingin kuhidup bersama abang

Sayangnya kasih tiada sampai


Anak elang mati terkejut

Hilang campak ke dalampaya

Awaklah sayang hati terpaut

Orang menolak apalah daya


Bulan haji bulan mulia

Orang ke Mekah beramai-ramai

Bukan ku mati karena senjata

Sedang bercinta kasih tak sampai


Banyaklah beruk makan cempedak

Memanjat kayu sepanjang hari

Hendak merajuk bukanlah budak

Penat merayu orang tak sudi


Asap api dari seberang

Dibawa angin ketengah laut

Hasrat hati memetik kembang

Rupanya kasih tiada bersambut


Asap api nampak bergumpal

Padang kering sudah menyala

Hasrat hati hendak berkenal

Orang berpaling apalah daya


Bagaimana orang takkan beramuk

Dusun dan desa dirusak musuh

Bagaimana abang takkan merajuk

Bertahun kupuja adik tak acuh


Bagaimana orang hendak menumbuk

Lesunya saja tidak berlalu

Bagaimana abang hendak memeluk

Dipandang saja adik tak mau


Batang nyiur di tepi kolam

Di sana bayan berdiam diri

Orang ditegur bermuka masam

Kasihku simpan di dalam saja


Belum duduk sudah berdiri

Manakan orang dapat bicara

Belum ditengok sudah lari

Manakah sempat kita bercinta


Buah cempedak jatuh berdebuk

Jatuh menimpa anak buaya

Sudah sejak aku membujuk

Dinda tak suka apalah daya


Palu bukan sembarang palu

Palu pusaka berpalut emas

Malu bukan sembarang malu

Malu cinta tidak berbalas

(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved