Ramadan
Ada Tradisi Unik Membangunkan Sahur di Mesir Saat Ramadan,Namanya Mesaharaty, Mirip di Indonesia Loh
Membangunkan sahur merupakan salah satu tradisi yang hanya ada pada bulan Ramadan.Ternyata tak hanya di Indonesia yang memiliki kebiasaan unik ini
Di masyarakat Sunda, misalnya. Keluarga yang pergi merantau dan keluarga yang berada jauh lainnya biasa berkumpul untuk buka bersama di hari pertama puasa.
Tembakan Meriam sebagai Tanda Buka Puasa, Sahur dan Imsak di Mesir
Waktu berbuka puasa biasanya ditandai dengan adanya suara azan magrib berkumandang.
Ketika bunyi azan yang diperdengarkan dari pengeras suara masjid terdengar, umat muslim yang berpuasa boleh makan dan minum.
Alih-alih menggunakan bedug atau sesuatu yang lain, Mesir menggunakan meriam sebagai penanda masuknya waktu buka puasa.
Meriam Ramadan dibunyikan pula di waktu sahur dan imsak serta sebagai tanda masuknya tanggal 1 Syawal.
Penggunaan meriam sebagai penanda waktu berbuka puasa di Mesir berawal dari Kesultanan Mamluk di abad 19.
Kala itu, sultan ingin menguji meriam keluaran terbaru. Percobaan tersebut dilakukan bertepatan dengan waktu magrib.
Penduduk yang mendengar bunyi meriam itu mengira bahwa meriam adalah penanda waktu berbuka. Sangkaan penduduk tersebut membuat sultan kemudian menetapkan bahwa meriam akan menjadi penanda waktu berbuka di Mesir untuk seterusnya.
Ia menganggap bunyi meriam adalah sebuah inovasi baru yang unik penanda waktu khusus di bulan bulan puasa Ramadan. Penggunaan meriam sebagai penanda waktu buka puasa dilakukan di Indonesia, tepatnya di Rangkasbitung.
Ketika waktu sudah memasuki waktu berbuka, selain azan berkumandang, warga Rangkasbitung akan mendengar bunyi meriam.
Tidak hanya satu meriam, di Rangkasbitung Meriam yang dinyalakan untuk mengabarkan bahwa waktu berbuka telah tiba ada dua buah.