Kabar Artis
Marshel Terseret Kasus Pembelian Video Panas Dea OnlyFans,Sempat Tuai Kontroversi Foto Menara Eiffel
Akhirnya terungkap sosok komedian M yang disebutkan Polisi sebagai pembeli konten panas milik Dea di situs OnlyFans.Adalah komika Marshel Widianto
Karier berawal dari penonton bayaran
Jauh sebelum terkenal sebagai komika, Marshel Widianto pernah menjadi penonton bayaran acara televisi.
Menjadi penonton bayaran adalah jalan Marshel Widiant omewujudkan cita-cita sebagai publik figur.
"Kalau gua cita cita gua awalnya kenapa penonton bayaran mau jadi artis," kata Marshel Widianto dalam channel Youtube Kuy Entertaiment, Sabtu (26/2/2022).
"Ketika terjun ke lapangan stratanya jauh banget.
Mau Raffi Ahmad ngentut juga yang salah tetep penonton bayaran," ucap Marshel Widianto.
Kemudian, Marshel mencoba hal baru mengikuti komunitas Stand Up Comedy di Jakarta, yang membuatnya mencoba peruntungan dengan ikut perlombaan Stand Up Comedy Academy Musim 3.
"Akhirnya karena stand up comedy gua dekat sama entertaimen dan jadi sampai sekarang," ungkapnya.
Meski begitu, Marshel Widianto memastikan selama hidup susah, ia tidak pernah mengirimkan pesan kepada artis di instagram, untuk membantunya menjadi orang terkenal.
"Karena waktu gua miskin juga gua gak DM artis.
Kalau ada duit ya gua beli makan, bukan beli kuota," katanya.
Marshel Widianto sangat bersyukur bisa menjadi terkenal dan memperbaiki ekonomi keluarganya, sehingga ia membuat sebuah project bernama Lelah Miskin Project.
"Sebenarnya pusing itu, semua itu gua handle.
Ya sekarang sudah ada beberapa karya menghasilkan," ujar Marshel Widianto.
Pernah jadi Kurir Narkoba
Tak cuma itu, Marshel Widianto juga punya masa kecil yang kelam.
Ini diungkapkannya saat menjadi bintang tamu untuk Youtube Sule Channel, Selasa (16/3/2021).
Marshel Widianto mengaku pernah menjadi kurir narkoba saat usianya menginjak 6 tahun.
"Saya dulu pernah waktu kecil nganter yang namanya barang haram, narkoboy," kata Marshel Widianto kepada Sule, dikutip Tribunnews.com, Selasa (16/3/2021).
Hal itu dilakukannya semata-mata bukan karena uang, melainkan karena lingkungan tempat tinggalnya di Tanjung Priok yang terlalu bebas.
Menurut Marshel Widianto, hingga sampai saat ini modus tersebut masih dijumpainya daerah tempat tinggalnya.
"Saya enggak dapat uang, dapatnya mainan tamiya.
Emang modusnya tuh begitu jadi anak-anak kecil yang di daerah Priok itu duduk nanti ada yang ambil barangnya," imbuhnya.
Kejadian tersebut ia alami pada 2002 silam sejak usianya 6 tahun.
Marshel Widianto mengira barang tersebut adalah bedak, maklum kala itu ia masih bocah.
"Tapi umur 6 tahun itu saya engga tau apa-apa gitu, saya taunya cuma bedak, engga tau barangnya apa, baru tau pas waktu SMP," katannya.
(*)