Perang Rusia dan Ukraina

Paus Fransiskus Cium Bendera Ukraina, Sikapnya Berlawanan dengan Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia

Konflik Rusia dan Ukraina memanas, sikap Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill dan Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus, berlawanan

Kolase TribunKaltara.com / Instagram @patriarchkirill dan @franciscus
Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill dan Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus beda sikap soal konnflik Rusia dan Ukraina. (Kolase TribunKaltara.com / Instagram @patriarchkirill dan @franciscus) 

TRIBUNKALTARA.COM - Tak kunjung reda, konflik Rusia dan Ukraina justru kian memanas seiring sikap yang berlawanan dari Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill dan Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus.

Menjelang perayaan Paskah, Paus Fransiskus semakin gamblang mengutuk aksi Rusia yang menyerang Ukraina.

Bahkan pemimpin tertinggi Gereja Katolik itu menyerukan gencatan senjata Paskah di Ukraina.

"Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Dia bahkan dapat mengakhiri perang yang akhir-nya belum terlihat, perang yang setiap hari terjadi di depan mata kita, pembantaian keji dan kekejaman keji yang dilakukan terhadap warga sipil yang tak berdaya," ungkap Paus Fransiskus belum lama ini, melansir vaticannews.

Selain itu, Paus Fransiskus meminta umat beriman untuk berdoa tentang hal ini, terutama pada hari-hari sebelum Paskah.

"Biarkan senjata diletakkan! Biarkan gencatan senjata Paskah dimulai," kata Paus Fransiskus.

Adapun sikap Paus Fransiskus ini berbeda dengan Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill yang justru menyerukan dukungannya untuk Vladimir Putin.

Sebelumnya, Paus Fransiskus mengutuk pembantaian Bucha dan mencium bendera Ukraina pada Rabu (6/4/2022).

Bendera Ukraina itu dikirim dari kota tempat mayat-mayat terikat ditembak dari jarak dekat, lantas berserakan di jalan-jalan.

Tragedi di Bucha, yang terletak di luar Kyiv, telah memicu kecaman global dan janji sanksi lebih lanjut terhadap Moskwa dari Barat.

Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus ketika mencium bendera Ukraina, Rabu (6/4/2022). (Instagram / @franciscus)
Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus ketika memegang bendera Ukraina, Rabu (6/4/2022). (Instagram / @franciscus) (Instagram / @franciscus)

Baca juga: Cerita Pekerja Indonesia Saat Perang Rusia dan Ukraina: Mencekam Hingga Harus Sembunyi dalam Bunker

"Berita terbaru dari perang di Ukraina, bukannya membawa kelegaan dan harapan, malah membawa kekejaman baru, seperti pembantaian Bucha," kata Paus Fransiskus di akhir audiensi mingguannya di auditorium Vatikan.

"Hentikan perang ini! Biarkan senjata diam! Berhenti menabur kematian dan kehancuran," katanya, mengutuk kekejaman terhadap warga sipil, wanita dan anak-anak yang tak berdaya.

Di sisi lain, Kremlin mengatakan, tuduhan pasukan Rusia melakukan kejahatan perang dengan mengeksekusi warga sipil, termasuk di Bucha adalah 'pemalsuan mengerikan'. Tujuannya, menurut Kremlin, untuk merendahkan tentara Rusia.

Paus Fransiskus mengatakan, bendera yang digelapkan dan diwarnai, yang memiliki tulisan dan simbol di atasnya, dibawa kepadanya dari Bucha pada Selasa (5/4/2022).

Halaman
1234
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved