Hari Paskah

Wafat Isa Almasih Bukan Hari Raya Paskah, Umat Kristiani Rayakan Jumat Agung, Simak Perbedaanya

Peringatan Wafat Isa Almasih sering salah diartikan sebagai Paskah, padahal sebenarnya umat Kristiani merayakan peristiwa Jumat Agung, apa bedanya?

TribunKaltara.com/Cornel Dimas Satrio K
ILUSTRASI - Wafat Isa Almasih atau Jumat Agung. (TribunKaltara.com/Cornel Dimas Satrio K) 

TRIBUNKALTARA.COM - Peringatan Wafat Isa Almasih sering salah diartikan sebagai Paskah, padahal sebenarnya umat Kristiani merayakan peristiwa Jumat Agung, apa bedanya?

Berdasarkan kalender masehi di Indonesia, Jumat 15 April 2022 ditandai tanggal merah, sebagai peringatan Wafat Isa Almasih.

Tetapi tak sedikit yang mengira Wafat Isa Almasih adalah hari raya Paskah bagi umat Kristiani.

Hal tersebut justru keliru, karena saat Wafat Isa Almasih, umat Kristiani belum merayakan Paskah.

Bagi umat Kristiani Wafat Isa Almasih diperingati sebagai Jumat Agung, peristiwa ketika Yesus Kristus wafat di kayu salib untuk penebusan dosa manusia.

Adapun Jumat Agung adalah hari kedua dalam rangkaian Tri Hari Suci menjelang Paskah.

Sedangkan Paskah dalam umat Kristiani adalah kebangkitan Yesus setelah 3 hari wafat.

Oleh sebab itu, umat Kristiani tahun ini akan merayakan Paskah pada Minggu 17 April 2022.

Baca juga: Makna Kamis Putih, Awal Tri Hari Suci Menuju Paskah, Malam Pengkhianatan Murid Yesus

Apa saja yang terjadi selama Jumat Agung?

Jumat Agung menjadi hari paling menyedihkan dalam Gereja Katolik, karena pada hari itu kita mengenangkan wafat Kristus yang wafat di kayu salib demi menebus dosa kita semua.

Pada hari itu kita diingatkan bahwa kita adalah pendosa namun dosa-dosa kita telah ditebus melalui kematian Yesus di kayu salib.

Karena itu, kita harus menunjukkan rasa hormat kita dengan mempersembahkan seluruh dosa kita kepada Tuhan melalui sakramen rekonsiliasi yang akan diberikan oleh Imam.

Hari ini adalah hari wajib lainnya untuk berpuasa dan berpantang.

Baca juga: Jumat Agung Tinggal Menghitung Hari, Ini Kumpulan Lagu Rohani Katolik untuk Kenang Wafatnya Yesus

Ibadah pada Jumat Agung dibagi menjadi tiga bagian: Liturgi Sabda, Penghormatan Salib dan Perjamuan Kudus.

Imam dan diakon mengenakan warna liturgi merah.

Liturgi dimulai dengan para imam pergi ke altar dalam keheningan dan bersujud untuk beberapa saat dalam doa hening, kemudian doa pengantar.

Selanjutnya Jumat Agung identik dengan ritual penciuman salib Kristus.

"Lihatlah kayu salib tempat penyelamat dunia bergantung, marilah kita sembah," bunyi penggalan syair dalam upacara penghormatan salib Kristus.

Jumat Agung merupakan hari yang khidmat, diamati oleh beberapa orang dengan hari puasa.

Baca juga: Jadwal Misa Kamis Putih 14 April 2022 di Bulungan Kalimantan Utara, Persiapkan Hati Menuju Paskah

Kemudian diikuti oleh tiga hari Yesus dibaringkan di kuburan, sebelum bangun pada hari Minggu Paskah.

"Jumat Agung adalah hari orang Kristen memperingati penderitaan dan eksekusi Yesus oleh kekaisaran pendudukan Romawi di Yerusalem," kata profesor dan pendeta Jesuit Bruce Morrill, PhD, Edward A. Malloy Ketua Kajian Katolik di Vanderbilt Divinity School di Nashville, dikutip dari countryliving.com.

"Hari itu berfokus pada penderitaan dan kematian Yesus," tambahnya.

Hari Jumat Agung telah diperingati selama berabad-abad.

"Kami memiliki bukti sejarah dari buku harian abad ke - 4 tentang seorang wanita kaya, Egeria, yang berziarah ke Yerusalem," kata Morrill.

"Dia menulis tentang perjalanannya dan termasuk bagaimana orang Kristen memelihara Minggu Palem dan ritual lainnya."

Baca juga: Apa Makna Jumat Agung? Dirayakan Umat Kristiani Sebelum Momentum Hari Paskah 2022

Akhirnya, seiring penyebaran agama Kristen, hari itu diamati oleh gereja-gereja di tempat-tempat seperti Antiokhia, Roma, dan Konstantinopel.

a Good Friday berasal dari kata "baik" yang dulu berarti "suci", sebuah teori yang didukung oleh banyak linguistik dan bahkan Kamus Bahasa Inggris Oxford.

Beberapa ahli bahasa dan sejarawan memperdebatkan teori bahwa kebaikan mungkin juga datang darinya setelah disebut "God's Friday".

Namun, banyak yang tidak dapat menemukan hubungan antara kedua kata tersebut, seperti yang dijelaskan Slate.

Dikutip dari christianity.com, alasan mengapa disebut dengan 'Good Friday" dan bukan "Bad Friday" karena penderitaan dan kematian Yesus, sama mengerikannya, menandai puncak dramatis dari rencana Tuhan untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.

Jumat Agung adalah "baik" karena sama buruknya dengan hari itu, itu harus terjadi agar kita menerima sukacita Paskah.

Murka Allah terhadap dosa harus dicurahkan ke atas Yesus, pengganti korban yang sempurna, agar pengampunan dan keselamatan dicurahkan kepada bangsa-bangsa. Tanpa hari penderitaan, kesedihan, dan penumpahan darah yang mengerikan itu di kayu salib, Tuhan tidak bisa menjadi “adil dan sekaligus pembenaran” bagi mereka yang percaya kepada Yesus ( Roma 3:26 ).

(*)

Berita tentang Paskah

(TribunKaltara.com / Cornel Dimas Satrio K)

Join Grup Telegram Tribun Kaltara untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltaracomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

TikTok officialtribunkaltara

Follow Helo TribunKaltara.com

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved