Ramadan

Keutamaan Lailatul Qadar Bisa Menghapus Dosa, Lakukan Amalan Ini di Malam Ganjil Ramadhan

Berikut ini keutamaan Malam Lailatul Qadar, bisa menghapus dosa. Keberkahan Malam Lailatul Qadar ini berganda-ganda karena terletak di bulan Ramadhan.

TribunKaltara.com/Mohamad Supri
Ilustrasi- Ramadan. (TribunKaltara.com/Mohamad Supri) 

TRIBUNKALTARA.COM - Berikut ini keutamaan Malam Lailatul Qadar, bisa menghapus dosa-dosa.

Keberkahan Malam Lailatul Qadar ini berganda-ganda karena terletak di bulan Ramadhan.

Hal tersebut sesuai Firman Allah SWT:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

“Bulan Ramadhan, yaitu bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (Q.S. al-Baqarah [2]: 185)

Ayat di atas merupakan dalil bahwa Alquran pertama kali diturunkan di bulan suci Ramadhan. Mengenai lailatul qadar, Allah menjelaskan:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ, لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (Q.S. al-Qadr [97]: 1-5)

Keutamaan Lailatul Qadar itu sangat luar biasa (hâil dlakhm). Di dalamnya Alquran diturunkan sebagai petunjuk manusia untuk menjadi penjelasan dan pembeda antara yang hak dan yang batil.

Baca juga: Shalat Sunnah Tahajjud Dianjurkan jadi Amalan di 10 Hari Terakhir Ramadhan, Berikut Niatnya

Menurut Syekh Abdul Halim Mahmud, makna nuzûl Alquran adalah “nuzûlur risâlatir rahmatil ‘âmmah (turunnya risalah yang penuh kasih sayang secara menyeluruh/tidak pandang bulu).” Yang dimaksud al-rahmah al-‘âmmah (kasih sayang menyeluruh) adalah “al-rahmah bi kullil ‘awâlim (kasih sayang/rahmat untuk setiap alam).” (Syekh Abdul Halim Mahmud, Syahr Ramdhân, Kairo: Darul Ma’arif, tt, hlm 20). Pandangan ini didasari oleh firman Allah:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

“Tidak lain Kami mengutusmu (Muhammad), kecuali untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Q.S. al-Anbiya’ [21]: 107)

حم, وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ، إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ. فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ، أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا ۚ إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ, رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Haa mim. Demi Kitab (Al-Qur’an) yang menjelaskan, sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul, sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,” (Q.S. al-Dukhan [44]: 1-6)

Dengan demikian, rahmat merupakan asas, tujuan, dan sebab diturunkannya Alquran dan diutusnya Kanjeng Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam untuk mengatur dan menata kehidupan manusia agar selamat dunia dan akhirat (Syekh Abdul Halim Mahmud, Syahr Ramadhân, h. 21).

Rahmat yang menyebarkan kedamaian dan keamanan di semesta alam, bukan penyebab kerusakan dan kehancuran seperti yang ditakutkan para malaikat ketika Allah hendak menciptakan manusia.

Dari sudut pandang kemuliaannya, Lailatul Qadar lebih utama dari seribu bulan (alfu syahrin). Surat al-Qadr menggambarkan lailah al-qadr dengan turunnya para malaikat di malam itu untuk mengurus berbagai urusan, dan kedamaian atau kesejahteraan memenuhi malam itu hingga fajar menyingsing.

Menurut perhitungan Syekh Abdul Halim Mahmud, seribu bulan (alfu syahrin) setara dengan 83 tahun 4 bulan yang merupakan umur standar manusia (dzalika ‘âdah ‘umril insân). Beliau menulis:

والألف شهر هي ثلاث وثمانون سنة وأربعة أشهر, وذلك عادة عمر الإنسان, فهي خير من عمر الإنسان, من عمر كل إنسان: من عمر كل إنسان في الماضي وفي المستقبل, أي أنها خير من الدهر

“Seribu bulan adalah delapan puluh tiga tahun empat bulan. Itu merupakan standar umum umur manusia. Lailatul qadr (alfu syahrin) lebih baik dari umur manusia; dari umur setiap manusia, baik umur manusia di masa lalu maupun umur manusia di masa mendatang. Intinya, lailatul qadr lebih baik dari (usia) zaman.” (Syekh Abdul Halim Mahmud, Syahr Ramadhân, h. 21)

Itu artinya Lailatul Qadar lebih mulia dan utama dari seluruh umur manusia, baik umur manusia di zaman dulu, zaman sekarang, maupun di zaman mendatang. Syekh Abdul Halim Mahmud bahkan mengatakan, “annahâ khair minad dahr (lailatul qadar lebih baik dari usia zaman)."

Penjelasan Syekh Abdul Halim Mahmud ini dikarenakan tidak adanya batasan pasti mengenai kebaikan dan kemuliaan Lailatul Qadar. Petunjuk yang diberikan Allah hanya kebaikannya melebihi seribu bulan.

Dikutip TribunKaltara.com dari nu.or.id, keutamaan lainnya dari Malam Lailatul Qadar adalah diampuninya dosa-dosa terdahulu ketika melakukan shalat malam di saat lailatul qadar. Rasulullah bersabda (HR. Imam Bukhari):

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa shalat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lampau.”

Lalu, kapan tepatnya waktu Lailatul Qadar terjadi? Tidak ada yang tahu pasti, dan itu poin pentingnya.

Ketidak-pastian waktunya mengandung hikmah yang sangat besar, yaitu membuat manusia terus beribadah setiap malam dengan harapan mendapatkan kemuliaan lailah al-qadr.

Jika waktunya pasti, kita hanya cukup menunggu dan kemudian melaksanakan ibadah di waktu tersebut, seperti halnya shalat Jumat atau ibadah-ibadah lainnya.

Ya, walau tidak bisa dipungkiri, banyak dari kita masih enggan melakukan ibadah yang sudah jelas waktunya, apalagi yang tidak jelas waktunya seperti lailah al-qadr.

Meski demikian, Rasulullah meninggalkan clue (petunjuk) bagi orang yang bersungguh-sungguh ingin mendapatkannya. Beliau bersabda (HR. Imam Bukhari):

تحروا ليلة القدر في الوتر من العشر الأواخر من رمضان

“Carilah malam lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadhan.”

Dalam riwayat lain dikatakan (HR. Imam Ahmad):

هي في شهر رمضان في العشر الأواخر, ليلة إحدي وعشرين, أو ثلاث وعشرين, أو خمس وعشرين, أو سبع وعشرين, أو تسع وعشرين, أو آخر ليلة من رمضان, من قامها إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر

“Lailatul Qadar berada di bulan Ramadhan pada sepuluh hari terakhirnya, yaitu malam kedua puluh satu, atau kedua puluh tiga, atau kedua puluh lima, atau kedua puluh tujuh, atau kedua puluh sembilan, atau di akhir malam Ramadhan. Barangsiapa shalat malam karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lampau dan dosa yang kemudian.”

Kesimpulannya, malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan. Tidak adanya batasan “kebaikan” bisa berarti kebaikannya sampai akhir usia dunia, seperti yang dikatakan Syekh Abdul Halim Mahmud, “lebih baik dari usia zaman.” Sebab, tidak adanya batas hanya bisa dibatasi dengan hilangnya ruang dan waktu, dan itu hanya bisa terjadi setelah dunia dihancurkan (kiamat).

Waktu Lailatul Qadar juga tidak pasti. Allah sengaja menyembunyikannya agar manusia mencarinya dengan sungguh-sungguh.

Jika waktu lailatul qadr dipastikan, bisa jadi manusia akan menyepelekan qiyamullail dan i'tikaf di separuh akhir bulan Ramadhan. Mereka cukup menunggu waktu tersebut tanpa pencarian.

Andaipun gagal mendapatkannya karena tidak mengisi semua tanggal ganjil di separuh akhir Ramadhan, mereka tetap mendapatkan ampunan Allah. Karena Nabi Muhammad bersabda (HR. Imam al-Bukhari):

وَمَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا واحتسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang mendirikan (shalat malam) di bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

(*)

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved