Mutiara Ramadan
Respons Umat Terhadap Perintah Puasa
Saat kita menunggu tamu istimewa datang, ada perasaan berharap untuk segera mendapatkan kepastian kedatangannya.
Pertama, pada bulan Ramadhan pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup. Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda yang artinya :
“Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakam pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka”. (HR. Ahmad)
Kedua, terdapat lailatul qadar di dalamnya. Kelanjutan hadits di atas berbunyi :
“Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan kebaikannya berarti ia telah benar-benar terhalang/terjauhkan (dari kebaikan)” (HR. Ahmad)
Ketiga, penghapus dosa dari Ramadhan ke Ramadhan berikutnya
“Shalat lima waktu, antara shalat Jum'at ke Shalat Jum'at dan Ramadhan ke Ramadhan penghapus dosa diantara kesuanya, jika dijauhi dosa-dosa besar”. (HR. Muslim)
Keempat, puasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala penghapus dosa yang telah lalu.
“Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap perhitungan (pahala) akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (Muttafaq 'Alaih)
Mari Ikhlaskan Niat
Mari kita ikhlaskan niat kita sejak malam ini. Kita bulatkan tekad kita untuk berpuasa pada esok hari semata-mata karena Allah Subehanahu Wa Ta’ala. Kita azzamkan diri kita untuk mengoptimalkan Ramadhan ini sebaik-baiknya. Kita perlu untuk senantiasa memeriksa hati kita, sehingga niat kita betul-betul karena Allah Subehanahu Wa Ta’ala, bukan karena yang lainnya.
“Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus...”. (QS. Al-Bayyinah : 5)
Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam juga mewanti-wanti umatnya agar tetap berada dalam keikhlasan, karena tanpa keikhlasan, ibadah apapun yang dilakukan seseorang tidak akan diterima Allah Subehanahu Wa Ta’ala
“Sesungguhnya segala amal tergantung pada niatnya dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya itu untuk Allah dan Rasul-Nya, barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya menuju apa yang ia niatkan”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Wallaahu a'lam bish shawab.
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/herman-aisa-pabittei-sag-23042022.jpg)