Uber Cup
Tim Uber Cup Indonesia 2022 Didominasi Pemain Muda di Bawah 20 Tahun, PBSI Minta Tak Diremehkan
Tim Uber Cup Indonesia tahun ini didominasi para pemain muda berusia di bawah 20 tahun.
Terbaru, Cai Yun mengomentari kekalahan menyedihkan Aaron Chia/Soh Wooi Yik dari ganda putra Indonesia, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.
Aaron Chia/Soh Wooi Yik harus kembali memperpanjang puasa gelarnya setelah ditaklukkan pasangan ganda putra peringkat 22 itu di final Kejuaraan Asia 2022.
Belum pernah juara pada turnamen yang diadakan BWF sejak dipasangkan 2017 lalu.
Kejuaraan Asia pun juga belum rezeki bagi ganda putra nomor satu Malaysia itu.
Selalu unggul sampai pertengahan laga atas Pramudya/Yeremia. Chia/Soh gagal mempertahankan keunggulan hingga kalah dramatis pada gim pertama hingga membuat Chia/Soh tak berdaya di gim kedua.
Kekalahan tersebut disoroti legenda China, Cai Yun, yang menyebut bahwa Chia/Soh tidak memiliki keistimewaan kecuali kecepatan mereka saja.
“Jika Anda membatasi permainan Anda pada satu gaya permainan, Anda pasti akan rentan ketika menghadapi kesulitan,” kata Cai Yun di akun Wechat-nya dikutip BolaSport.com dari New Straits Times.
“Tetapi hal yang sama tidak dapat dikatakan jika Anda memiliki variasi dengan dua atau tiga pendekatan yang berbeda,” ujar Cai Yun.
“Seorang pemain harus mampu mengubah gayanya tergantung pada situasinya,” tutur Cai Yun.
Pemain yang juga mantan rival dari Markus Kido/Hendra Setiawan itu menyebut Chia/Soh tidak mempunyai senjata lain di kala mendapati situasi yang sulit atau deadlock.
Menurutnya, setiap pemain harus memiliki variasi permainan atau mengubah gaya bermainnya jika rencana awal gagal dijalankan sesuai rencana.
“Misalnya, jika kecepatan tidak bekerja, seorang pemain dapat mengandalkan perubahan pendekatannya untuk mengatasi selama pertandingan,” ucap Cai Yun.
“Aaron-Wooi Yik selalu unggul dalam hal kecepatan. Namun, pasangan ini tidak bisa mengatasi karena orang Indonesia lebih cepat,” ujarnya.
“Orang-orang Malaysia tidak dapat menemukan cara untuk mematahkan momentum lawan mereka dan kalah dalam pertandingan,” tutur Cai Yun.
Bagi Cai Yun, jika pemain hanya mengandalkan kecepatan akan sulit untuk mengantisipasi lawan yang bermain lebih cepat atau memiliki variasi dalam bermain.