Hepatitis Akut Terdeteksi di Malinau

Hepatitis Akut Misterius Terdeteksi di Kabupaten Malinau, Begini Tanggapan Walikota Tarakan Khairul 

Kasus hepatitis ditemukan di salah satu wilayah di Kaltara, dikatakan Wali Kota Tarakan, dr.Khairul, M.Kes sejak jauh hari sebenarnya sudah diprediksi

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Wali Kota Tarakan, dr. Khairul, M.Kes 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Menyikapi kasus hepatitis yang mulai ditemukan di salah satu wilayah di Kaltara, dikatakan Wali Kota Tarakan, dr.Khairul, M.Kes sejak jauh hari sebenarnya sudah bisa diprediksi bisa muncul.

Kondisinya saat itu, bersamaan digempur pandemi Covid19 kata Khairul dan ini menyebabkanya konsentrasi semua difokuskan pada penanganan Covid-19.

“Saat itu bukan hanya hepatitis melainkan beberapa penyakit-penyakit P3DI atau penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi itu bisa rebound lagi. Kenapa? Karena kita tidak tidak memperhatikan lagi,” beber Khairul.

Baca juga: Diduga 2 Anak Terdeteksi Hepatitis Akut Misterius di Malinau, Ini Gejala & Metode Pencegahannya

Sebagai contoh, imunisasi anak sebagian banyak yang tidak berjalan. Misalnya imunisasi pada anak bayi, paling lama 7 hari harus diimunisasi.

“Namun mau diimunisasi vaksin gak ada. Itu sudah hilang. Termasuk DPT untuk difteri, di Posyandu sudah tidak melakukan karena katanya takut penyebaran Covid-19 berkumpul. Akhirnya tidak ada imunisasi,” beber Khairul.

Ia mengungkapkan, misalnya pada kasus difteri itu sudah muncul mulai tahun lalu. Padahal saat itu sudah hampir hilang kasusnya.

Baca juga: Hepatitis Akut Misterius Diduga Masuk di Kaltara, Dinas Kesehatan Nunukan Sebut PTM Tetap 100 Persen

“Makanya kita sudah prediksi sebenarnya. Karena beberapa imunisasi dasar yang saya katakana tadi, kan ada penyakit yang masuk P3DI atau penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi itu vaksinnya gak ada, kosong pada saat itu,” urainya.

Sehingga jika kasus hepatitis juga terjadi di Tarakan, maka sudah bisa diprediksi karena dua tahun berjalan Covid-19 tidak ada imunisasi.

“Dari 20 kelurahan, ada potensi terjadi outbreak untuk penyakit-penyakit yang seharusnya diimunisasi itu. Rumusnya pasti begitu. Kan sudah diingatkan warning dari awal, saya sudah ingatkan dinasnya tapi problemnya kita kan bukan dari kita, kan dari pusat. Kalau tidak didrop vaksinya, apa yang mau disuntikkan,” ujarnya.

Pengenalan gejala kasus hepatitis akut dan upaya deteksi dan penanganan kepada jejaring surveilans Puskesmas seluruh Malinau di Kantor Dinas Kesehatan PPKB Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, Rabu (18/5/2022)
Pengenalan gejala kasus hepatitis akut dan upaya deteksi dan penanganan kepada jejaring surveilans Puskesmas seluruh Malinau di Kantor Dinas Kesehatan PPKB Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, Rabu (18/5/2022) (TRIBUNKALTARA.COM/ MOHAMMAD SUPRI)

Ia menambahkan, jika ternyata semisal Tarakan ditemukan juga kasus hepatitis maka pencegahan yang harus dilakukan.

Penyebab munculnya hepatitis bisa bermacam-macam. Bisa dari makanan salah satunya.

“Kalau Hepatitis A dari makanan, Hepatitis B dari darah. Kalau menular lewat darah, biasanya dari ibunya yang jadi carrier. Makanya kenapa ada jangka 1 sampai 7 hari harus diimunisasi setelah lahir bayi karena gold periodenya di situ,” tegas dr. Khairul, M.Kes.

Baca juga: Kronologi Penemuan Dugaan Hepatitis Akut Misterius di Malinau, Dinkes Kirim Sampel ke Balitbangkes

Karena semisal terjadi transmisi di jalan lahir, biasanya saat dia lahir carrier dari ibunya diturunkan ke bayi, jika sudah divaksin akan terbentuk kekebalan tubuh.

“Masa inkubasi juga satu dua minggu. Tapi kan vaksinnya tidak ada. Mudah-mudahan tidak ada muncul di Tarakan kasus penyakit ini. Tetapi, prediksi bukan hanya hepatitis, beberapa penyakit yang seharusnya bisa dicegah dengan imunisasi bisa muncul,” urainya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved