Berita Nunukan Terkini
Siswanya jadi Korban Pelecehan Seksual, Wakepsek di Nunukan Sebut Pengawasan Pembina Asrama Ketat
Siswanya jadi korban pelecehan seksual, Wakil Kepsek di Nunukan sebut pengawasan pembina ssrama ketat.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Siswanya jadi korban pelecehan seksual, Wakil Kepsek di Nunukan sebut pengawasan pembina ssrama ketat.
Dipertanyakan manajemen asrama dalam mengawasi anak, Wakil Kepala Sekolah (Kepsek) Bagian Kesiswaan di Nunukan, Henni angkat bicara.
Henni mengatakan, perihal pengawasan siswa-siswi penghuni asrama sekolah sangat ketat. Bahkan ketika ada siswa yang izin untuk pergi beribadah, Pendeta harus datang menemui pembina asrama terlebih dahulu.
Baca juga: Hadir di Paripurna DPRD Kaltara, Gubernur Beri Apresiasi, Nunukan dan KTT Nol Kasus Aktif Covid-19
Hal yang sama berlaku bila ada siswa yang izin untuk mengikuti acara keluarga, maka keluarga yang bersangkutan harus datang langsung ke asrama menemui pembina.
"Kami punya dua pembina asrama yang juga guru di sekolah. Pembina perempuan untuk asrama putri begitupun pembina laki-laki untuk asrama pria. Soal siswa yang izin keluar asrama sekalipun untuk ibadah itu sangat ketat," kata Henni kepada TribunKaltara.com, Senin (23/05/2022), pukul 14.00 Wita.
Bahkan kata Henni, saking pedulinya dengan hal kerohanian siswa di asrama, umat Gereja datang beberapa kali melakukan ibadah di aula asrama.
"Anak-anak nggak punya motor makanya umat Gereja yang datang pelayanan di asrama," ucapnya.
Asrama sekolah tersebut beber Henni dibangun bagi para siswa-siswi anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia yang mengikuti program beasiswa repatriasi, untuk melanjutkan pendidikan di Indonesia ke jenjang Sekolah Menengah Atas.
Henni menyebut beberapa siswa di asrama itu ada yang mendapatkan beasiswa dengan skema Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) Kemdikbudristek RI, Pemerintah Provinsi, dan Yayasan.
"Saat ini penghuni asrama putri 33 anak. Sedangkan yang putra ada 20 lebih. Siswa penerima beasiswa ADEM hanya 5 orang. Kalau Yayasan ada sebanyak 33 orang. Untuk Yayasan hanya difasilitasi asrama, sementara biaya hidup ditanggung orangtua," ujarnya.
Diketahui, anak yang jadi korban pelecehan seksual inisial R (16) itu merupakan satu diantara siswa yang mendapat program beasiswa Yayasan.
Menurut Henni, di luar jam sekolah aktivitas anak asrama terjadwal dengan baik.
"Mereka ada waktunya untuk pertemuan ataupun diskusi bersama, salat berjamaah, ibadah bersama, baru istirahat. Kalau hari Sabtu biasanya pembina membawa siswa-siswi untuk keluar refreshing ke pantai," tuturnya.
Baca juga: Arus Penumpang Speedboat Reguler Pagi Nunukan-Tarakan Terpantau Sepi, Berikut Jadwal Keberangkatan
Tidak hanya itu, ketika ada urusan pribadi di luar asrama, siswa harus menyampaikan kepada pembina di mana mereka akan pergi.
Bahkan pembina asrama, beber Henni akan menelusuri tempat perginya anak yang bersangkutan.
"Jadi anak itu kemana, sama siapa, nomor kontak rumah tujuan yang akan didatangi harus dicantumkan di buku administrasi asrama. Bahkan kalau orang tua anak bisa dihubungi, pembina asrama akan meminta izin langsung kepada mereka," ungkapnya.
Penulis: Febrianus Felis
Bupati Nunukan Beri Bonus kepada Atlet Peraih Medali di Porprov Kaltara: Jangan Lihat Nominalnya |
![]() |
---|
Buntut Sambungan Listrik Terputus, PLN ULP Nunukan Sowan ke RSUD Nunukan, Dulman: Evaluasi Bersama |
![]() |
---|
Sat Lantas Polres Nunukan Kembali Lakukan Tilang Manual, Pelanggar Langsung Diberikan Blanko Merah |
![]() |
---|
Tak Diberi Uang, Remaja Pria Usia 18 Tahun di Nunukan Ngamuk, Ancam Ibu Kandung Pakai Kampak |
![]() |
---|
Jawab Soal Sambungan Listrik RSUD Nunukan yang Terputus, Manajer PLN UP 3 Kaltara Angkat Bicara |
![]() |
---|