Berita Nunukan Terkini

Wanita Asal NTT ini Nyaris Bersalin di Imigresen Sandakan Malaysia, Rawat Bayi 5 Bulan Dibalik Sel

Wanita asal NTT ini nyaris bersalin di Depot Imigresen Sandakan Malaysia, rawat bayi 5 bulan dibalik sel.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS
Siti Aisyah menggendong bayinya menaiki tangga dermaga Tunon Taka Nunukan sembari menenteng kantong plastik berisi pakaian, Kamis (02/06), sore. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Wanita asal NTT ini nyaris bersalin di Depot Imigresen Sandakan Malaysia, rawat bayi 5 bulan dibalik sel.

Menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal hanya akan menjadi bulan-bulanan petugas Imigrasi.

Hal itu dirasakan oleh Siti Aisyah (25), wanita asal Adonara, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca juga: Kabupaten Nunukan Jadi Tempat Keluar Masuk PMI Secara Ilegal, Bupati Asmin Laura Pesan Ini

Ia dideportasi dari Malaysia bersama 370 PMI lainnya melalui Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, Kamis (02/06), sore.

Saat ditemui di Rusunawa Nunukan, Aisyah terlihat sedang menidurkan bayinya yang masih berusia 5 bulan.

Bayi mungil bernama Nur Syakilah itu, ia rawat seorang diri selama 7 bulan di Depot Imigresen Sibuga, Sandakan, Malaysia.

Aisyah mengatakan, saat ia ditangkap petugas Imigresen Malaysia, ia sedang mengandung Nur Syakilah 7 bulan.

"Waktu itu saya ditangkap Imigresen Oktober 2021 di tempat kerja. Saya kerja jaga kedai (toko) sembako. Selain saya, beberapa teman kerja juga tidak punya paspor. Tapi mereka sempat kabur waktu petugas datang. Saya tidak mungkin kabur karena usia kandungan 7 bulan," kata Siti Aisyah kepada TribunKaltara.com, Jumat (03/06/2022), sore.

Bahkan saat itu, majikan Aisyah juga ikut didenda, karena telah mempekerjakan WNI tanpa dokumen paspor.

"Upah saya RM25 (setara Rp82 ribu) per hari. Kalau suami saya kerjanya tidak tetap. Saat saya ditangkap dia tahu dari majikan saya," ucapnya.

Ibu tiga anak itu mengaku suaminya berasal dari Kinabatangan, Malaysia sehingga memiliki IC (Identity Card).

Sementara itu, Aisyah lahir di Kinabatangan, Malaysia bersama 7 orang saudaranya.

"Orang tua merantau ke Malaysia dan lahirkan kami semua di sana. Saya sempat sekolah tapi hanya tamat Darjah 6 (SD kelas VI) saja. Bapak dan mama saya sudah meninggal dunia. Selama ini kami belum pernah pulang kampung (NTT)," ujarnya.

Dia menyampaikan, setelah sebulan ditahanan sementara atau biasa PMI menyebutnya Dewan. Aisyah dan tahanan lainnya dibawa ke Depot Imigresen Sibuga, Sandakan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved