Berita Islami
Ciri-ciri Sapi Terjangkit PMK, Buya Yahya Jelaskan Cara Memilih Hewan Kurban Sesuai Syariat Islam
Berikut ciri-ciri hewan kurban terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK. Simak cara memilih hewan kurban sesuai syariat Islam.
TRIBUNKALTARA.COM - Berikut ciri-ciri hewan kurban terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK.
Simak cara memilih hewan kurban sesuai syariat Islam.
Untuk memahami hewan kurban yang layak dijelaskan Buya Yahya berikut.
Hari Raya Idul Adha 1443 H tidak lama lagi akan tiba.
Pengurus Pusat Muhammadiyah menetapkan Idul Adha 1443 H atuh pada 9 Juli 2022.
Meski Muhammadiyah telah menetapkan, namun jadwal Idul Adha oleh pemerintah belum diiputuskan.
Menurut pengalaman sebelumnya, sidang isbat Ramadhan dan Lebaran, sidang isbat akan dilaksanakan oleh Kanwil Kementerian Agama dan Kemenag Kabupaten/Kota, bekerja sama dengan Peradilan Agama dan Ormas Islam serta instansi lain.
Adapun penetapan Hari Raya Idul Adha diumumkan PP Muhammadiyah melalui Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah 1443 Hijriah.
Dalam perhitungan Muhammadiya, 10 Zulhijah 1443 H atau Hari Raya Idul Adha 2022 jatuh pada Sabtu Legi, 9 Juli 2022 M.
Menurut pendakwah Buya Yahya, memilih hewan kurban untuk disembelih di Hari Raya Idul Adha tidak boleh sembarangan, ada atura sesuai syariat Islam.
Buya Yahya menjelaskan dalam berkurban sesuai syariat tidak ada batasan bobot.
"Akan tetapi ada rambu-rambu yang harus yang harus dipenuhi, yang mana semua aturannya itu nanti mengarah kepada bobot," jelas Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Buya Yahya.
Baca juga: Jelang Idul Adha 2022, Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali Siapkan 3 Ekor Sapi Kurban, PHBI KTT Sebut ini
Tujuan pemilihan hewan kurban adalah bobot namun tidak disebutkan secara gamblang mengenai bobot atau masa dari hewan kurban.
Contohnya adalah bertandung, gigi jatuh yang menunjukkan usianya sudah cukup.
Misalnya kambing, jika berusia cukup maka kambing tersebut akan memiliki masa atau bobot yang besar.
"Pun pada sapi, jika usianya cukup bukan lagi disebut anak sapi. Tujuannya mengarah ke timbangan tapi tidak disebutkan timbangannya," terang Buya Yahya.
Ia pun menuturkan semakin besar maka semakin bagus. Bahkan ada sapi berbobot hingga 1 ton menurutnya hal ini sangat bagus.
Buya Yahya mengatakan memilih bobot besar sapi atau hewan kurban lainnya dibolehkan dan justru bermanfaat bagi penerima.
"Hewan kurban yang besar Masya Allah lebih baik untuk Allah dan Rasul-Nya, berkurban demikian penuh dengan kebaikan," tukasnya.
Baca juga: Menyambut Hari Raya Idul Adha, PHBI Kabupaten Malinau akan Gelar Pawai Obor, Yusuf: Sederhana Saja
Ciri hewan terjangkit PMK
Dokter hewan sekaligus pakar ternak di Institut Pertanian Bogor (IPB) Supratikno mengatakan, ada dua kategori hewan yang terjangkit wabah penyakit mulud dan kuku (PMK), yakni yang menunjukkan gejala dan tidak menunjukkan gejala.
Hewan bergejala PMK mudah dikenali sehingga bisa dilakukan antisipasi pencegahan penularan.
Sementara hewan yang tidak menunjukkan gejala PMK dinilai lebih berbahaya karena dapat menularkan virus tanpa disadari.
Ciri-ciri ternak terjangkit PMK dapat dilihat dari kondisi kesehatannya. Umumnya ternak yang terjangkit akan menunjukkan gejala seperti demam dengan suhu tubuh di atas 41 derajat Celsius.
Selain itu tubuh ternak tampak lemas dan terlihat adanya lepuh-lepuh di bagian mulut, gusi, hidung, dan lubang hidung.
"Ternak yang terjangkit PMK biasanya akan mendecap-decap tidak nyaman, sehingga produksi air liurnya jadi banyak," kata Tikno saat dihubungi oleh Kompas.com via daring pada Selasa (7/6/2022).
Tikno mengatakan bahwa tindakan mendecap yang dilakukan oleh ternak bertujuan untuk memproduksi air liur, air liur tersebut berperan untuk mengeliminasi virus yang ada di bagian mulut ternak.
"Virus itu bertahan di pH normal dan bisa mati di pH basa atau asam. Air liur ternak (khususnya sapi) sifatnya basa, jadi bisa membunuh virus," katanya.
Apabila virus sudah mulai menyebar ke bagian tubuh lainnya, maka akan muncul lepuh di bagian mulut, kaki, kelenjar susu, puting susu, kuku, bagian antara kuku dan kulit, dan bahkan bisa menyebabkan kuku hewan lepas.
"Gejalanya bisa bervariasi, kalau kambing, domba, dan kerbau tidak terlalu parah, sedangkan sapi termasuk parah," katanya.
Meskipun gejala PMK tampak cukup parah, tetapi Tikno mengatakan bahwa ternak seperti sapi asal Asia dinilai relatif lebih tahan dan kuat melawan wabah PMK.
Khusnya bila dibandingkan sapi impor seperti limosin dan simental.
Wabah PMK yang menjangkit ternak, khususnya ternak kurban Idul Adha, dikatakan Tikno memang tidak ada obatnya. Biasanya ternak akan sembuh sendiri, tergantung tingkat keparahannya.
(*)