Piala Presiden
Alasan Bernardo Tavares Usai PSM Makassar Keok Lagi di Kandang Borneo FC, VAR hingga Bola Disinggung
Berikut ini alasan Bernardo Tavares usai PSM Makassar keok lagi di kandang Borneo FC, VAR hingga ketersediaan bola disinggung
TRIBUNKALTARA.COM - Berikut ini alasan Bernardo Tavares usai PSM Makassar keok lagi di kandang Borneo FC, VAR hingga ketersediaan bola disinggung
Skuat PSM Makassar kembali harus menelan pil pahit kala melawan Borneo FC di kandangnya, Stadion Segiri Samarinda
Kali ini PSM Makassar keok dengan skor 2-1 di ajang perempat final Piala Presiden 2022
Kekalahan PSM Makassar kontra Borneo FC tadi malam memperpanjang catatan minor Juku Eja di Stadion Segiri Samarinda
Terakhir kali PSM Makassar menang di Stadion Segiri Samarinda pada 2018 lalu dengan skor 2-1
Usai laga kontra Borneo FC tadi malam, pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares meradang
Ia menyinggung soal perlunya asisten wasit video atau VAR untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia.
Apalagi sejumlah keputusan wasit dianggap merugikan PSM Makassar
Termasuk terkadang keputusan asisten wasit tidak sama dengan keputusan yang diambil wasit utama.
Tak hanya itu, Bernardo Tavares juga menyinggung ketersediaan bola saat PSM Makassar melawan Borneo FC
Bernardo Tavares menyayangkan anak asuhnya beberapa kali harus menunggu saat bola ke luar lapangan
Begitupun dengan ball boy yang menurut Bernardo Tavares tak memegang bola
Takluknya PSM Makassar di Stadion Segiri Samarinda, memastikan anak asuh Bernardo Tavares gagal ke semifinal Piala Presiden 2022
Anak-anak PSM Makassar harus mengubur mimpinya mentas di semifinal Piala Presiden 2022, seperti saat melaju ke turnamen pramusim musim lalu.
Sementara bagi Borneo FC, kemenangan atas PSM Makassar memastikan Pesut Etam ke semifinal Piala Presiden 2022, menemani Arema FC, PSIS Semarang, dan PSS Sleman
Baca juga: Tatap Liga 1, AFC Cup, dan Piala Indonesia, PSM Makassar Incar Pemain Baru, Siapa Didepak Juku Eja?
Skuat PSM Makassar gagal melaju ke semi final Piala Presiden 2022.
Skuat PSM Makassar harus menerima kekalahan 1-2 dari Borneo Samarinda FC di delapan besar.
Pertandingan berlangsung di Stadion Segiri Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (3/7/2022) malam.
Kekalahan ini memperpanjang catatan PSM Makassar tak pernah menang atas Borneo FC sejak 2018 di Stadion Segiri.
Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares mengaku, sudah mengetahuinya sekarang hal tersebut bisa terjadi.
"Seperti saya ceritakan dan sampaikan di pre match press conference kemarin (Sabtu 3 Juli) bahwa, PSM Makassar tak pernah menang lawan Borneo FC sejak 2018.
Saya bisa mengerti sekarang, kenapa itu bisa terjadi," akunya saat konferensi pers usai pertandingan.
"Saya tidak komplain terhadap wasit, dan saya akan mengucapkan selamat kepada Borneo FC," sambungnya.
Pelatih berpaspor Portugal ini menilai, Indonesia memiliki sepak bola fantastis, suporter fantastis dan pemain fantastis.
Namun, sepak bola Indonesia butuh asisten wasit video atau VAR untuk tingkatkan kualitas sepak bola.
Saat wasit mengambil keputusan, terkadang keputusan asistennya tidak sama dengan keputusan diambil.
"Kalau memang negeri ini (Indonesia) ingin meningkatkan kualitas sepak bola, sepak bola di sini butuh VAR," tegas Bernardo Tavares.
Seperti disampaikan saat pre match press conference, Bernardo Tavares ingin lawan satu tim ketika bertemu Borneo FC.
Namun kenyataannya, timnya seperti melawan dua tim.
"Seperti saya sampaikan kemarin ketika pre match, bahwa saya ingin melawan satu tim, tapi hari ini kita lawan dua tim," katanya.

Baca juga: Ada Apa dengan Stadion Segiri, PSM Makassar Kesulitan di Markas Borneo FC, Piala Presiden Kalah Lagi
Singung Ketersediaan Bola
Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares keluhkan ketersediaan bola di laga PSM vs Borneo Samarinda FC di babak delapan besar Piala Presiden 2022.
Pasukan PSM Makassar kalah 1-2 dari Borneo FC di Stadion Segiri, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (3/7/2022) malam.
Gol Borneo dicetak Agung Prasetyo di menit 5 dan Matheus Pato menit 17.
Pasukan PSM Makassar memperkecil kedudukan lewat gol tendangan bebas Willem Jan Pluim di menit 75.
Tavares menilai, setelah Borneo FC cetak gol kedua, pertandingan serasa terhenti. Bola susah ditemukan di stadion.
Bahkan, ia berpikir untuk mendatangkan bola dari Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
"Setelah gol kedua dari Borneo sepertinya game telah terhenti.
Kenapa saya katakan game terhenti, karena bola susah sekali ditemukan di stadion.

Tidak ada bola, saya hampir berpikir kita harus ambil bola dari Makassar setelah gol kedua Borneo," keluhnya saat konferensi pers usai pertandingan.
Pelatih berkebangsaan Portugal ini mengatakan, ball boy tidak pegang bola.
Cuma ada satu bola terlihat, yang digunakan dalam lapangan.
Timnya pun dirugikan, sebab saat bola keluar beberapa detik waktu terbuang percuma.
"Ball boy tidak pegang bola, cuma ada satu bola kelihatan, yang ada di pertandingan.
Jadi saat bola out, kita harus kehilangan beberapa detik setelah itu," terang Tavares.
Pelatih berlisensi UEFA Pro ini pun membandingkan sepak bola Indonesia dengan Bahrain.
Bahrain sebuah negara kecil dengan jumlah penduduknya lebih kecil dari Indonesia. Tapi dalam sepak bola Bahrain lebih bagus dari pada Indonesia. Bisa dilihat rangking Bahrain di atas Indonesia.
"Lihat rangking Bahrain dari pada Indonesia. Karena apa, karena hal-hal ini terjadi di negeri ini.
Bola bisa hilang, kita kehilangan banyak waktu.
Padahal Indonesia memiliki animo dan suporter yang sangat besar terhadap sepak bola," ucap pelatih 42 tahun ini.
Baca juga: Jadwal Piala AFF U-19 2022, Indonesia vs Vietnam, Bagaimana Nasib Trio Wonderkid PSM Makassar?
Padahal lawan Borneo FC, Bernardo Tavares ingin menunjukkan sepak bola sebagai olahraga.
Suporter menikmati permainan tersebut, tapi kenapa harus dibungkus hal-hal seperti ini. Ini bukan perang.
Dia menyebut, sepak bola Indonesia membutuhkan VAR.
"Jujur, apakah kalian pikir bahwa pertandingan tadi dipimpin dengan fair?
Saya sampaikan sepak bola Indonesia secara urgen membutuhkan VAR," tegasnya.
Adanya VAR, menurut dia, akan membantu wasit dalam mengambil keputusan.
"Dengan begitu, wasit bisa melihat kembali sebelum mengambil keputusan final untuk sebuah insiden," pungkasnya.