Opini

Mitigasi Potensi Inflasi Kalimantan

Tidaklah heran jika nilai inflasi di Kalimantan adalah yang tertinggi jika dibanding Pulau-Pulau lain di Indonesia.

Editor: Sumarsono
HO
Dr. Margiono, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Borneo Tarakan. 

TRIBUNKALTARA.COM - “Tak ada asap jika tiada api”. Jika ingin meniadakan asap maka jauhkan apinya. Asap tidak hanya membuat pengap dan sesak. Namun juga batuk-batuk.

Tak hanya itu, asap menembus semua pintu, jendela dan fentilasi. Makin terbuka makin terpapar.

Menutupnya samna sekali tentu tidak mungkin. Mungkin begitulah gambaran kenaikan harga.

Terlebih lagi jika itu terjadi untuk harga komoditas kebutuhan pokok.

Tidak ada yang dapat menghindar untuk tidak belanja. Jika tak belanja tentu harus stop konsumsi. Apakah itu mungkin?

Tentu tidak. Karena itu upaya menaikan pendapatan bisa menjadi sia-sia jika harga juga terus naik.

Dalam bahasa ekonominya kesejahteraan tercapai jika pendapatan meningkat sementara harga stabil.

Jika pendapatan naik, kemudian harga juga naik pada nilai yang sama berarti pertambahan yang nol (zero sum). 

Peningkatan kesejahteran hanya akan terjadi jika pendapatan naik lebih tinggi dibanding kenaikan harga (positive sum).

Untuk itu tulisan ini mencoba menguraikan potensi pertumbuhan dan inflasi di Kalimantan.  

Sebagian besar provinsi Kalimantan adalah perekonomian yang didukung oleh pertambangan.

Orientasi pasar produk pertambangan adalah ekspor.

Apabila bebebarapa Negara tujuan ekspor mengalami goncangan maka akan mempengaruhi permintaan pada batu bara dari Kalimantan.

Artinya jika Mereka makmur maka Kalimanatan ikut Makmur. Demikian juga jika mereka krisis maka dampaknya juga akan dirasakan Kalimantan.

Halaman
1234
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved