Piala Presiden
PSM Makassar Gagal ke Semifinal Piala Presiden 2022, Crossing hingga Emosi Pemain Juku Eja Disorot
Seusai skuat PSM Makassar gagal ke semifinal Piala Presiden 2022, bola crossing hingga emosi pemain Juku Eja disorot.
TRIBUNKALTARA.COM - Seusai skuat PSM Makassar gagal ke semifinal Piala Presiden 2022, bola crossing hingga emosi pemain Juku Eja disorot.
Mimpi PSM Makassar melaju ke semifinal Piala Presiden 2022 gagal total
Adalah Borneo FC yang mengubur mimpi PSM Makassar melenggang ke semifinal Piala Presiden 2022
Skuat PSM Makassar dipaksa menyerah dengan skor 2-1 di Stadion Segiri Samarinda oleh Borneo FC dalam perebutan tiket terakhir semifinal Piala Presiden 2022
Kini, PSM Makassar tengah bersiap menatap Liga 1, Piala Indonesia, dan juga semifinal AFC Cup 2022
Di balik gagalnya PSM Makassar melaju ke semifinal Piala Presiden 2022, pengamat sepak bola, Syamsuddin Umar memiliki lima catatan untuk dibenahi PSM Makassar.
Nama Syamsuddin Umar bukanlah nama baru di PSM Makassar
Syamsuddin Umar merupakan eks pemain PSM Makassar di masanya, hingga pernah mengarsiteki Juku Eja
Tak hanya itu, Syamsuddin Umar juga pernah ikut menukangi Timnas Indonesia, sebagai asisten pelatih.
Terbaru, Syamsuddin Umar memberi catatan terhadap performa PSM Makassar
Hal yang ikut disorot Syamsuddin Umar yakni bola crossing anak-anak PSM Makassar
Ia meminta Bernardo Tavares selaku pelatih PSM Makassar segera membenahi kesalahan crossing yang sering dilakukan anak-anak Juku Eja
Tak hanya crossing, Syamsuddin Umar juga menyoroti emosi pemain PSM Makassar
Syamsuddin Umar meminta anak-anak PSM Makassar mengontrol emosi dan tetap berpikir jernih selama pertandingan.
Jika hal-hal tersebut dibenahi, Syamsuddin Umar yakin bakal bisa berbicara banyak di Liga 1, Piala Indonesia, maupun di semifinal AFC Cup 2022.
Baca juga: Milomir Seslija Beber Kunci Borneo FC Pecundangi PSM Makassar di Segiri, Tak Gentar Lawan PSS Sleman
Sebelumnya, melansir TribunTimur.com, PSM Makassar harus melupakan kegagalan di Piala Presiden 2022.
Kini, fokus menatap tiga kompetisi berbeda yang akan dihadapi ke depan.
Liga 1 2022-2023 dijadwalkan bergulir 23 atau 27 Juli.
Semifinal AFC Cup 2022 pada 9 Agustus. PSM melawan Kedah Darul Alam FC.
Lalu Piala Indonesia dijadwalkan bergulir Agustus.
PSM merupakan juara bertahan Piala Indonesia.
Namun, sejumlah pekerjaan rumah menanti skuad Laskar Pinisi sebelum mengarungi tiga kompetisi tersebut.
Pengamat sepak bola, Syamsuddin Umar memiliki lima catatan untuk dibenahi PSM Makassar.
Pertama, ketika PSM mengendalikan permainan.
Anak asuh Bernardo Tavares dalam mengatur alur pergerakan bola terlihat terburu-buru.
Selalu angkat bola ke depan lalu para pemain berduel dalam perebutan bola.
Perlu dibuatkan jalan, mengatur skema yang bagus.
Baca juga: Borneo FC Tantang PSM Makassar di Piala Presiden, Siapa Pemain Juku Eja Diwaspadai Hendro Siswanto?
"Biasa kehilangan bola, padahal harusnya tidak perlu hilang.
Kita tidak melihat ada beberapa sentuhan baru terjadi finishing, pasti ada kemelut dulu dengan harapan cetak gol.
Bagaimana ketika kendali bola ada sama PSM, itu perlu dibenahi," katanya melalui telepon, Senin (4/7/2022).
Kedua, sebut Syamsuddin Umar, ketika kehilangan bola dan mendapatkan serangan, lini pertahanan masih kocar-kacir.
"Kadang kala pertahanan di tengah lari ke pinggir untuk menutup, kadang dari pinggir lari ke dalam menutup".
"Dalam memainkan bola, ketika menang bola, kita juga harus mengatur ritme ketika kehilangan bola," sebut pelatih yang bawa PSM juara Liga Indonesia 1999-2000.
Ketiga, kata dia, konsentrasi, fokus dan timing. Ini yang kadang hilang ketika bermain.
"Di menit awal tidak ada konsentrasi untuk mengendalikan permainan, itu yang terjadi sehingga bisa kebobolan," ucap Syamsuddin Umar.
Keempat, crossing pemain PSM juga masih harus dibenahi.

Eks asisten Pelatih Timnas Indonesia ini menjelaskan, crossing itu bagaimana bola bisa sampai ke rekan setim, timingnya dalam mencari daerah tepat.
Sejauh ini, ia lihat, pemain PSM sekadar angkat bola, lalu berebut atau berduel.
Jika menang duel dan dapat sudah dikatakan bagus.
Padahal, bola crossing itu harus didesain betul-betul.
Bagaimana pemain berlari lalu mendapatkan bola.
Baca juga: Bagaimana Nasib Stadion Gelora BJ Habibie? Verifikator LIB akan Datangi Calon Kandang PSM Makassar
"Bola crossing itu jangan kita terlebih dahulu sampai di daerah, baru bola datang, itu pasti offside. Harus ada timing ketemu bola.
Ini harus dilatih terus. Itu dijadikan pekerjaan untuk membenahi," jelas Syamsuddin Umar.
Kelima, terkait emosional pemain. Terkadang para pemain PSM tak bisa mengontrol emosi ketika keputusan wasit banyak merugikan PSM.
Menurut Syamsuddin Umar, pemain harus tetap berpikir jernih.
Jangan selalu berpikir akan dicurangi, sebab pasti emosi terus.
"Jadi positiflah, tenang dan mengendalikan diri. Tapi kalau selalu punya asumsi bahwa kita dicurangi, pasti di lapangan akan selalu terjadi benturan," tuturnya.
Syamsuddin Umar percaya, jika ini dibenahi, PSM lebih menjanjikan di kompetisi musim mendatang.
"Kalau ini dibenahi ke depan, akan memberikan suatu kontribusi dan harapan yang tidak pernah didapatkan sebelumnya. Saya senang melihat semangat, pantang menyerahnya," pungkas mantan Kadispora Sulsel ini.