Breaking News:

Opini

Risiko Ekonomi Tambang Batu Bara Kalimantan

Kalimantan memiliki hutan alam lebat, sehingga dikenal sebagai “paru-paru dunia”. Kini, hati yang juga paru-paru itu tidak sesehat dulu.

Editor: Sumarsono
HO
Dr. Margiyono, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Borneo Tarakan. 

Oleh: Dr Margiyono

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Borneo Tarakan

TRIBUNKALTARA.COM -  Kalimantan memiliki hutan alam lebat, sehingga dikenal sebagai “paru-paru dunia”. Kini, hati yang juga paru-paru itu tidak sesehat dulu. Tekanan demi tekanan  silih berganti.

Ada banyak lobang bekas tambang batu bara. Hamparan lahannya tak lagi hijau ranau. Namun banyak lahan terbuka yang kritis. Luasannya kian meningkat.

Saat musim berubah selalu diliputi kecemasan. Musim Hujan tiba, banjir datang. Jika kemarau menghampiri sungai menyusut dan airnya dangkal.

Bukan hanya itu, lahan bekas hutan dan tambang yang ditumbuhi ilalang ikut menambah  kecemasan.

Saat kemarau datang seringkali berubah menjadi lautan api. Sungguh tragis!.Hujan salah. Panaspun juga salah.

Nampaknya alam mulai berteriak, ia sudah tak mampu menahan tekanan, yang tak berkesudahan. Teriakan itu, kian melengking.

Baca juga: IKN Nusantara Penggerak Ekonomi Indonesia Masa Depan

Ba’ alarm yang seringkali dicueki. Reaksinya justru alarm dimatikan. Kita pun melanjutkan untuk terus bermimpi. 

Mimpi tentang kesejahteraan yang berkelanjutan.

Tersandera Ekonomi  Tambang

Masa keemasan kayu, berganti minyak. Ketika minyak menipis berganti lagi ke gas. Kemudian gas pun terasa agak sulit dicari, otak berputar lagi mencari yang lain.

Ketemulah emas hitam yaitu batu bara.

Aktifitas penambangan batu bara kini lagi seru-serunya. Gejala itu tampak jelas, jika kita terbang di atas pulau Kalimantan.

Halaman
1234
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved