Opini

Memetik Hikmah Idul Adha

KEHADIRAN tanggal 10 Zulhijjah 1442 Hijriah yang biasa kita sebut dengan Hari Raya Kurban tahun ini berbeda dengan hari-hari raya sebelumnya.

Editor: Sumarsono
HA
H. Abdullah Berahim, Mantan Hakim Pengadilan Tinggi Agama Samarinda 

 Berbicara tentang  perjuangan  dan pengurbananan Nabi Ibrahim as, berarti mengingatkan kita kembali kepada cerita lama.

Akan tetapi harus kita akui, bahwa pada hakekatnya peristiwa semacam itu dapat terjadi kapan saja  dan di mana saja.

Yang pertama, sikap dari Nabi Ibrahim yang patut menjadi teladan bagi kaum laki-laki sebagai Bapak atau sebagai Suami.

Firman Allah, yang artinya:  Sungguh, Ibrahim adalah imam (yang dapat dijadikan teladan), patuh kepada Allah  dan hanif (berpegang teguh pada ketentuan agama).  Dan dia bukanlah termasuk orang musyrik (yang mempersekutukan Allah). An Nahl: 120.

Nabi Ibrahim sebagai ayah,  harus dijadikan sebagai contoh bagi ayah-ayah pada zaman sekarang ini, beliau merupakan ayah yang mendidik anaknya menjadi insan yang berakhlak mulia.

Beliau sangat mencintai anak dan istrinya, tetapi cintanya kepada Allah adalah di atas segala-galanya. Karena itulah beliau rela mengurbankan anaknya untuk memenuhi perintah Allah.

Berbagai cara yang dilakukan oleh syaithan, namun godaan syaithan itu tidak mampu menggoyahkan keimanan yang dimiliki oleh Nabi Irahim as untuk berbakti kepada Allah swt.

Yang kedua, Siti Hajar merupakan sosok wanita yang ideal, sebagai istri atau ibu yang sangat kuat imannya, hendaknya dapat dijadikan panutan bagi  ibu-ibu zaman sekarang, baik sebagai istri atau ibu, Siti Hajar, tidak goyah dengan gemerlapnya dunia yang selalu membisik ditelinganya, beliau tidak tergoda oleh laki-laki lain yang gagah  dan berduit.

Beliau adalah istri yang setia kepada suaminya. Jujur dan trampil dalam mengasuh dan mendidik anaknya, rela  dan tabah dalam menghadapi berbagai krisis, walau ditinggal di padang pasir yang panas  dan tandus, kalau kepergian suami itu adalah demi tugas suci  dan baktinya kepada Allah swt.

Dalam pembangunan suatu bangsa  dan negara seperti halnya kita bangsa Indonesia ini, peranan wanita atau kaum ibu sangatlah menentukan.

Baca juga: Kumpulan Link Twibbon Hari Raya Idul Adha, Lengkap dengan Cara Bagikan di Media Sosial

Karena wanita, sebagai isteri yang setia, akan menciptakan rumah tangga yang ideal  dan bahagia, sakinah, mawaddah wa rahmah. Wanita sebagai kekasih suami yang tabah  dan mampu hidup sederhana  dan bertanggung jawab.

Wanita sebagai seorang ibu yang jujur dan trampil menjaga keselamatan  dan pendidikan anaknya, akan melahirkan generasi bangsa yang sehat  dan berakhlak.

Wanita yang beriman kuat, akan menjadi tiang negara yang kokoh bagi bangsa  dan negara. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah saw dalam sebuah hadis yang artinya:

Wanita adalah sebagai tiang negara, jika wanita itu baik, maka akan baik pulalah negara itu. (sebaliknya) jika wanitanya itu rusak, maka akan rusak pulalah negara itu.

Selanjutnya, bagi saudara-saudara generasi muda, atau yang sekarang ada yang menyebut dengan  generasi milenial, yaitu generasi yang lahir antara 1980 sampai tahun 2020, generasi yang cenderung bersikap individual/egois dan materialis.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

BERSAMA RAMADAN DI ERA DIGITAL

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved