Berita Bulungan Terkini

Hilirisasi Batu Bara, PT MEK Buat Pabrik Semicoke, Hasilkan Gas untuk Pembangkit Listrik

Langkah hilirisasi atau penambahan nilai batu bara terus dilakukan oleh PT MEK dengan membuat Pabrik Semicoke, hasilkan gas untuk pembangkit listrik.

Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Sumarsono
Tribun Kaltara
Pembangkit Listrik Tenaga Uap dan Gas (PLTUG) dengan kapasitas 1x30 MW milik PT MEK yang digerakkan oleh tenaga gas dari hasil proses pabrik semicoke (TRIBUNKALTARA.COM / MAULANA ILHAMI FAWDI) 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Langkah hilirisasi atau penambahan nilai batu bara terus dilakukan oleh para pelaku industri.

Salah satunya oleh PT Megah Energi Khatulistiwa (MEK), perusahaan yang berada di bawah grup Energi Nusa Mandiri (ENM) itu memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) dengan kapasitas 1 x 30 MW.

Energi pembangkit listrik itu, bukan dihasilkan dari uap hasil proses pembakaran batu bara.

Melainkan dari sejumlah proses di pabrik pembuatan semicoke. Di mana dari hasil pemrosesan pabrik semicoke tersebut dihasilkan gas dan uap.

Gas ini yang kemudian digunakan sebagai bahan baku pembangkit listrik.

Baca juga: ENM Grup Ubah Limbah Pembakaran Batu Bara Jadi Batako untuk Dinding Rumah dan Pedestrian Jalan

"Jadi batu bara masuk lalu diproses di pabrik semicoke itu, setelah 18-24 jam produk semicoke jadi. Selanjutnya produk dikeluarkan lewat conveyor dan disimpan ke gudang," ujar Penanggung Jawab Teknik dan Lingkungan PT MEK, Benny Saptono, Rabu (27/7/2022).

"Gas yang kita tangkap kita bersihkan lalu gas inilah yang kita alirkan untuk pembangkit PLTUG," jelasnya.

Jika gas dari pabrik semicoke dialirkan untuk pembangkit listrik, maka uap yang dihasilkan ditampung untuk nantinya dapat dijadikan sebagai minyak kapal.

"Lalu ada sisa cairan yang juga ditangkap dan itu bisa digunakan untuk MFO (marine fuel oil) atau minyak kapal," ungkapnya.

Baca juga: PLTU Gunung Seriang Tanjung Selor Belum Beroperasi, Dinas ESDM Kaltara Jelaskan Penyebabnya

Benny menjelaskan, pabrik semicoke di PT MEK baru berjalan sekitar dua tahun, adapun masa konstruksi pabrik dimulai pada 2018 lalu.

Produk jadi dari semicoke tersebut, kata Benny, digunakan untuk keperluan pemurnian atau pabrik smelter di sejumlah daerah di Indonesia.

"Kami baru memulai dua tahun untuk semi coke, jadi kita masih memulai masih mencari pangsa pasar juga, sejauh ini untuk semicoke untuk keperluan pemurnian smelter seperti di Cilgeon, dan di Pulau Obi di Maluku sana," ujarnya.

Dengan adanya pabrik semicoke, maka pihaknya telah turut serta dalam melakukan hilirisasi batu bara, di mana batu bara yang telah digali dari bumi memiliki nilai tambah lebih.

"Jadi ini hiliriasi, ada penambahan nilai tambah dari suatu produk, seperti semicoke ini, kita buat untuk semicoke keluarnnya ada uap dan gas, gasnya untuk pembangkit, dan uap airnya digunakan untuk produk MFO jadi satu kegiatan bisa ada tiga produk," jelasnya.

(*)

Sumber: Tribun Kaltara
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved