Berita Malinau Terkini

Stok Solar Pengaruhi Serapan TBS Sawit Malinau, Petani Minta Distribusi BBM Bersubsidi Ditata

Stok solar pengaruhi serapan tandan buah segar (TBS) sawit Malinau, petani minta distribusi Bahan Bakar Minyak atau BBM bersubsidi ditata.

Penulis: Mohamad Supri | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI
Penyaluran Tandan Buah Segar Sawit di Malinau bergantung pada ketersediaan BBM Solar di Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Penyaluran hasil pertanian dan perkebunan bergantung pada ketersediaan Bahan Bakar Minyak atau BBM jenis solar.

Hilirisasi komoditas perkebunan dan pertanian sebagian besar memanfaatkan kendaraan berbahan bakar diesel.

Petani Sawit di Malinau, Albet menerangkan pekebun sawit merupakan pihak yang paling terdampak akibat kelangkaan BBM jenis solar beberapa waktu lalu.

Terutama saat PKS atau Pabrik Kelapa Sawit sementara tidak menerima tandan buah segar (TBS) sawit hasil panen petani.

Baca juga: Marak Aksi Pencurian di Malinau Kota, Polsek Minta Aktifkan Lagi Poskamling di Lingkungan RT

"Pekebun (sawit) susah kalau solar sulit didapat. Karena kita harus bawa buah ke Nunukan. Seperti kemarin pas solar langka baru pabrik tidak terima buah," ujarnya saat ditemui di lahan sawit Malinau Barat, Selasa (2/7/2022).

Ketersediaan solar merupakan bagian dari rantai penyaluran TBS. Sebab sebagian besar kendaraan angkut TBS Sawit berbahan bakar diesel.

Menurutnya, penting bagi pemerintah kabupaten untuk menata penyaluran BBM di Malinau. Perlu ada garis tegas antara BBM bersubsidi dan BBM Industri.

"Kemaren beli itu Solar biasa harganya Rp 14 ribu, setau kami itu solar subsidi. Kalau industri nda mungkin dijualndi bawaah harga Dex yang Rp 15 ribu sekian.

Tolong diceklah itu ke mana solar punya Malinau. Ini masalah yang sudah bertahun-tahun," katanya.

Hal yang sama disampaikan Sopir Truk, Amad Gosali. Diberitakan sebelumnya, sulitnya memeperoleh solar diyakini jadi penyebab bahan pokok semakin mahal.

Di sisi lain, Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Sekretariat Daerah Malinau, Erly Sumiati menerangkan pihaknya juga telah mengajukan penambahan kuota Bio Solar tahun ini.

Terkait harga solar yang melambung tinggi, menurutnya diakibatkan karena pengecer membeli dari sumber BBM industri.

Baca juga: Update Terkini Penyebaran Uang Palsu di Kabupaten Malinau, Dua Terdakwa Segera Disidang

"Kami sudah konfirmasi langsung ke pengecer yang menjual solar dengan harga tinggi. informasi yang kami dapatkan, mereka memperoleh solar industri," ujarnya.

Tahun 2022 ini, Kabupaten Malinau mendapat total jatah Bio solar 3.026 KL (Kiloliter), dan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan atau JBKP Pertalite sejumlah 4.780 KL.

Saat ini telah diajukan penambahan kuota BBM bersubsidi untuk kedua jenis bahan bakar tersebut.

(*)

Penulis : Mohammad Supri

Sumber: Tribun Kaltara
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved