Berita Kaltara Terkini

Tanggul Tambang KPUC Jebol, 3 Wilayah di Kaltara Krisis Air Bersih, Jatam: Kejahatan Lingkungan

Tanggul tambang KPUC jebol, tiga wilayah di Provinsi Kaltara krisis air bersih, Jaringan Advokasi Tambang atau Jatam sebut itu kejahatan lingkungan.

TRIBUNKALTARA.COM/ HO-Aliansi Peduli Masyarakat Adat Se-Sungai Malinau
Dokumentasi di lokasi tanggul penampungan diduga cairan limbah batu bara yang jebol ke jalan umum Desa Langap, Malinau Selatan, Malinau Kaltara 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Krisis air bersih melanda sejumlah wilayah Kaltara imbas jebolnya kolam tambang batu bara PT KPUC yang mengakibatkan berhentinya produksi IPAM PDAM di Malinau dan Tana Tidung.

Pihak PDAM memberhentikan operasi Instalasi Pengolahan Air Minum atau IPAM lantaran sumber air baku yang berasal dari sungai sudah tercemar.

Diketahui, pada pekan lalu tanggul kolam penampungan limbah batu bara milik PT Kayan Putra Utama Coal (KPUC) di Malinau jebol.  hingga mengakibatkan sungai tercemar.

Awalnya hanya PDAM Malinau yang menghentikan produksi, namun belakangan langkah itu juga diikuti PDAM Tana Tidung lantaran limbah batu bara yang mencemari sungai turut mengalir hingga Sungai Sesayap, sebagai sumber air baku dari PDAM Tana Tidung.

Baca juga: Bupati Syarwani Ajak Pelaku UMKM Kaltara Manfaatkan Agenda Tebu Kayan untuk Promo dan Jualan

Dokumentasi di lokasi tanggul penampungan diduga cairan limbah batu bara yang jebol ke jalan umum Desa Langap, Malinau Selatan, Malinau Kaltara.
Dokumentasi di lokasi tanggul penampungan diduga cairan limbah batu bara yang jebol ke jalan umum Desa Langap, Malinau Selatan, Malinau Kaltara. ((HO/Aliansi Peduli Masyarakat Adat Se-Sungai Malinau))

Masyarakat di dua kabupaten pun menjadi korban atas krisis air bersih itu.

Masyarakat Malinau dan Tana Tidung harus merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli tangki profil air bersih demi mencukupi keperluan air bersih sehari-hari.

Melihat krisis air bersih tersebut, pihak Jaringan Aktivis Tambang (Jatam) Kaltara, mengatakan hal tersebut sudah masuk dalam kategori kejahatan lingkungan.

Sebab air bersih adalah kebutuhan pokok dan hak warga masyarakat tanpa terkecuali. Krisis pasokan air bersih itu pun membuat masyarakat semakin menderita.

"Melihat itu, ini sudah bisa dikategorikan kejahatan lingkungan. Karena ini mengancam hajat hidup orang banyak, sumber kehidupan hilang salah satunya air akibat limbah yang mengalir ke sungai," ujar Aktivis Jatam Kaltara, Andry Usman.

Ia menegaskan, pihak pemerintah harus mengambil sikap tegas. Selain bertindak tegas terhadap perusahaan yang menyebabkan krisis air bersih, pemerintah juga harus bertindak memastikan pasokan air bersih bagi warga dapat tercukupi.

"Ada banyak nyawa bergantung pada air sungai Malinau, pemerintah harusnya segera bersikap tegas, salah satunya kepada PT. KPUC yang tanggul limbahnya jebol. Ini bisa dipidanakan karena masuk kejahatan lingkungan," tegasnya.

Lebih jauh, pihaknya mengatakan akan melaporkan tindak pidana kejahatan lingkungan ke kepolisian, karena menurutnya kejadian berulang seperti ini harus mendapatkan konsekuensi hukum yang tegas.

"Kami akan kembali melaporkan ini melalui Polda Kaltara, termasuk ke kementerian terkait. karena ini tidak bisa dibiarkan, sungai Malinau itu bukan toilet tambang," tuturnya.

Baca juga: KONI Kaltara Rapat Membahas Cabor dan Tuan Rumah Porprov, Nasir: Tunggu Keputusan Gubernur

Dokumentasi di lokasi tanggul penampungan diduga cairan limbah batu bara yang jebol ke jalan umum Desa Langap, Malinau Selatan, Malinau Kaltara.
Dokumentasi di lokasi tanggul penampungan diduga cairan limbah batu bara yang jebol ke jalan umum Desa Langap, Malinau Selatan, Malinau Kaltara. ((HO/Aliansi Peduli Masyarakat Adat Se-Sungai Malinau))

Sebelumnya pihak PT KPUC Kantor Cabang Batu Lidung mengatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah armada tangki air bersih untuk mengatasi krisis air.

Menurut Irwansyah, Manajer PT KPUC Kantor Batu Lidung Perwakilan Malinau, alat pompa air disiapkan untuk menyedot air dari anak sungai di Malinau yang belum terkontaminasi limbah.

"Dari kemarin kami sudah menyiapkan armada. Tangki kecil ada 3, tangki besar muatan 20 ton, satu. Tapi kita kesulitan ngantre di Tanjung Lima. Kami nambah 2 tangki 20 ton, dan dari PU tambah tangki kecil," ujar Irwansyah, Kamis (18/8/2022) kemarin.

Penulis: Maulana Ilhami Fawdi

Sumber: Tribun Kaltara
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved