Kumpulan Pantun
Kumpulan Pantun Tentang Hujan, Bisa jadi Status Gombalan Romantis yang Bikin Baper
Simak kumpulan pantun tentang hujan yang bisa jadi status gombalan romantis yang bikin baper
TRIBUNKALTARA.COM- Simak kumpulan pantun bertema hujan yang berisi ungkapan kata-kata sendu yang bikin terbawa perasaan alias baper.
Tak dipungkiri, hujan kerap menciptakan suasana nan syahdu dan identik dengan keromantisan.
Kamu bisa memanfaatkan suasana hujan dengan berkirim pesan romantis menggunakan pantun.
Atau bisa juga menjadikan hujan sebagai inspirasimu menulis pantun melalui status atau update di media sosial.
Misalnya ingin menggombal dengan kata-kata lucu romantis untuk doi.
Mangga gedong rasa manis,
Tumbuh di rawa dekat genangan.
Hujan turun bergerimis
Membawa beribu kenangan.
Jalan-jalan ke tengah gurun,
Kaki luka obati benalu.
Lama kunanti hujan turun
Agar terbuka kenangan lalu.
Air kali dari selatan
Bunga melati dekat randu.
Setiap kali turun hujan
Dalam hati terbit rindu.
Orang tua sakit gigi
Burung hinggap di atas tiang.
Bila hujan turun lagi
Wajah ayumu datang membayang.
Pagi-pagi makan kismis
Rumah bersih amat rapi.
Sepi sendiri saat gerimis
Hanya ditemani secangkir kopi.
Kayu beringin dari selatan,
Perut lapar makan ketan.
Walau dingin menusuk badan,
Bayang wajahmu memberi kehangatan.
Kayu belah menimpa kelapa,
Kota Tasik amat indahnya.
Lama sudah tak berjumpa
hujan ini mengusik kenangan lama.
Keras kayu pohon meranti
Anak angsa jatuh di tepi.
Hujan turun tak henti-henti
Hati nelangsa bertambah sepi.
Goreng tahu tambah petis
Ikan digoreng hilang amis.
Kalau hujan turun romantis
Rasanya ingin digoda si manis.
Baju batik bergambar hewan
Golong sakti bersama parang.
Gadis cantik dalam lamunan
Kini sudah diambil orang.
Kopi manis dari kedai
Cahaya surya membuat silau.
Biarkan hujan dengan badai,
Seperti hatiku yang galau.
Hutan lindung hilang sorban
Dari hulu menuju hilir.
Langit mendung menahan beban
Hujan turun deras mengalir.
Pohon teduh pohon beringin
Makan bubur dengan santan.
Hujan turun tak terasa dingin
Bersamamu ada kehangatan.
Mobil sedan empat roda
Membawa emping dari desa.
Saat hujan hati bahagia
Sebab di sampingku kau ada.
Daun talas di atas nampan,
Ada tomat dekat dipan.
Secangkir kopi panas kau hidangkan
Betapa nikmat segenap kehidupan.
Kancil berlari amat cepat,
Kumbang datang hendak menyengat.
Menatap wajahmu lamat-lamat
Gerimis ini membawa hangat.
Jalan-jalan ke Ujung Pandang,
makan di restoran dengan ikan.
Saat mata saling memandang
Di situlah cinta kurasakan.
Bunga melati bunga yang wangi
Ke Jakarta naik kereta.
Mari nikmati teh hangat ini
Duduk berdua sambil bercerita.
Jalan basah banyak genangan,
Kebun luas tempat si rusa.
Hujan selalu membuka kenangan
Menetes air mata tak terasa.
Kalau ingat di kelokan,
Harum wangi banyak dara.
Senyuman hangat yang kau berikan
Menyembuhkan hati yang duka lara.
Ramai orang saat kenduri,
Anak-anak main ayunan.
Betapa bahagia bersama bidadari,
Sayang hanya dalam lamunan.
Kain batik boleh dibeli,
Beri aroma harum melati.
Hujan rintik-rintik situasi sunyi,
Mengapa Syahdu di dalam hati?
Beli jajan dalam plastik,
Bunga indah jangan dipetik.
Kalau hujan rintik-rintik,
Diriku teringat pada si manis.
Ambil topi untuk penari,
Burung gelatik terbang tinggi.
Menyeduh kopi di pagi hari,
Hujan rintik-rintik masih menemani.
Burung pipit alap-alap,
Singgah di pucuk petai.
Hujan rintik-rintik jatuh di atap,
Dari pagi belum akhir.
Dari sawah menyaksikan sapi,
Melewati suatu jembatan.
Badan dihangatkan oleh kopi,
Hati dihangatkan oleh kenangan.
Padi menguning di tengah sawah,
Sungguh indah dipandangnya.
Rintik hujan begitu renyah,
Memanjakan daun telinga.
Makan kari minum blewah,
Duduk bersama bagaikan raja.
Pak tani pergi ke sawah,
Di bawah hujan beliau melakukan pekerjaan .
Ayam berintik di atas pagar,
Kaki menjuntai makan merica.
Hujan rintik-rintik bikin mager,
Enaknya bersantai di rumah saja.
Belalang hinggap di balik daun,
Terbang bebas dikala pagi.
Kalau hujan masih turun,
Tarik selimut, yuk tidur lagi.
Anak manja bagaikan putri,
makan kecil kudapan kentang.
Syahdunya senja di hari ini,
Gerimis turun di waktu petang.
Angin menderu dengan kencang,
Mematahkan pohon pinang.
Kudengar lagu gerimis mengundang,
Di abad gerimis waktu petang.
Memakai gamis dari kerabat,
Saudara dari kota Madinah.
Hujan gerimis di waktu senja,
Bersamamu bertambah indah.
Kain sari kain belacu,
Dijemur di hari siang.
Terasa diri amat rindu,
Kalau hujan di waktu petang.
Dalam karung terisi kentang,
Dari Jawa ke Ujung Pandang.
Awan mendung mulai tiba,
Mengiringi langit petang.
Burung dara melayang ke awan,
Sayap mengepak dengan pelan.
Wahai sahabat wahai kawan,
Selamat menikmati hujan.
Tumbuh subur pohon beringin,
Di erat pohon pepaya.
Hujan ini begitu dingin,
Mari ngopi bersama saya.
Kalau masbodoh makan ketan,
Makan nasi dengan empal.
Kalau dingin terasa di badan,
Lebih baik memeluk bantal.
Putih kain terkena bintik,
Tak sedap dipandang mata.
Makin masbodoh semakin asyik,
Kalau ada sahabat di samping kita.
Perahu kecil jangan ditambat,
Walau menempuh jarak berkilo.
Hujan turun kian lebat,
Aku kasian dengan si jomblo.
Pantun Langit Tak Selalu Cerah
Penyair abnormal menciptakan madah,
Madah untuk kekasihnya.
Langit biru semakin indah,
Kala diterpa cahaya surya.
Zaman sulit hati sabar,
Mengeluh itu tiada guna.
Langit tak selalu cerah,
Ada kalanya hujan melanda.
Masih kecil menonton drama,
Tentang pangeran putri tercinta.
Walau mendung bermetamorfosis,
Jangan pernah frustasi.
Sore hari pasang pelita,
Untuk menerangi teras rumah.
Setelah langit gelap gulita,
Akan terbit pelangi yang indah.
Gadis muslimah pakai kerudung,
Duduk mencar ilmu di dalam kelas.
Langit mendung kian mendung,
Akan tiba hujan yang deras.
Pengantin tidur di tenda biru,
Malu-aib tersenyum simpul.
Walau langit kian kelabu,
Yang penting keluarga berkumpul.
Air sungai terus mengalir,
Menuju hilir dari hulu.
Angin senja bersemilir,
Membawa awan yang kelabu.
Sungguh anggun rasanya jambu,
Jambu biji jambu merah.
Walau langit berwarna kelabu,
Yang penting hati kita cerah.
Hati bahagia di hari raya,
Orang berkumpul dengan semarak.
Begini nasib langit dunia,
Kadang mendung kadang cerah
Rumah kecil hutan bambu,
Baca juga: Kumpulan Pantun Sindiran Terbaru, Berisi Sentilan Pedas untuk Kawan, Lawan, hingga Saingan Beratmu
Beralaskan bongkahan watu.
Di senja yang kelabu,
Aku rindu, aku menunggu.
Di sawah ada hewan kerbau
Di pakai kerja oleh pakde
Hujan tiba membuat galau
Menikmati kopi dan juga kueh
Bikin sambal pakai terasi
Makan enak menikmati
Hujan tiba cari inspirasi
Dengan segelaa kopi
Ban sepedah ada dua roda
Masih baru jarang di pakai
Hujan tiba menunggu reda
Minum kopi sambil menyantai
Mengambil sayuran di sawah
Ambil bersama paman bibi
Santai duduk di teras rumah
Menikmati segelas kopi
Pergi ke pantai besama teman
Cuaca panas sangat menyengat
Segelas kopi di waktu hujan
Memberikan sebuah kehangatan
Baca juga: Kumpulan Pantun Pernikahan untuk MC Saat Membawakan Acara, Dijamin Bikin Resepsi Makin Berkesan
Bikin lemari pakai jati
Lemari pakai sehari hari
Tiba hujan di sore hari
Istirahat dengan minum kopi
Ke pasar beli ikan pari
Di masak bumbu kemiri
Minum kopi di sore hari
Hujan tiba sambil menikmati
Cuaca panas pakai topi
Agar tidak tersengat matahari
Menikmati hujan sambil ngopi
Di teras rumah bersama istri
(*)