Kumpulan Pantun

Kumpulan Pantun Berbalas, Sindiran Telak dari Kaum Jomblo, Biar Sendiri Asal Bahagia

Simak kumpulan pantun berbalas sindiran yang bisa digunakan kaum jomblo untuk melakukan pembelaan

Editor: Hajrah
TRIBUNKALTARA.COM
lustrasi- Kumpulan Pantun Berbalas Sindiran bagi kaum Jomblo yang sering kena olok-olok 

TRIBUNKALTARA.COM- Simak kumpulan pantun berbalas berisi sindiran dari kaum jomblo.

Adapun pantun bagi para jomblo ini berisi sindiran bagi yang sering mengolok-olok orang yang sedang jomblo.

Mereka yang jomblo sering dikatai kesepian, makan hati, padahal belum tentu, dengan pantun ini para jomblo bisa membalas dengan sindiran telak.

Menjadi jomblo, bukan harus bersedih selalu, karena ada masanya mereka memilih sendiri karena beberapa alasan.

Adapun pantun untuk jomblo ini juga bisa dijadikan ajang pembelaan diri.

Biar jomblo asal bahagia.

Makan nasgor pakai acar,
Rasanya jadi tambah pedas,
Buat apa punya pacar,
Kalo hidup gak bisa bebas.

Ada bunga melati di taman,
Harum mewangi seharian,
Daripada dikekang oleh pasangan,
Mending sendiri tanpa ada aturan.

Melihat ibu memasak gorengan,
Perut kenyang jadi lapar,
Aku jomblo karena pilihan,
Bukan karena susah mencari pacar.


Masak gulai pakai Ajinomoto,
Kuali letakkan di atas tungku,
Lebih baik hidup menjomblo,
Yang pacaran bertengkar mulu.

Hari minggu pergi jalan-jalan,
Naik mobil minum Antimo,
Dikit-dikit bahas hubungan,
Sampai lupa bebasnya jadi jomblo.

Pagi hari membuka toko,
Sambil sarapan dengan bubur,
Begitu enak hidup menjomblo,
Kemana-mana tak ada yang atur.

Ke sekolah membawa sarapan,
Sarapan dimakan di atas meja,
Selain ini memang pilihan,
Jomblo juga menghindari dosa.

Menggoreng tepung dengan minyak,
Untuk membuat hidangan bakwan,
Bukan mantan yang diperbanyak,
Tapi amal yang ditingkatkan.

Di pohon banyak kelelawar,
Tidur terbalik kakinya melekat,
Meski aku tak punya pacar,
Tapi banyak orang yang mendekat.

Pergi berbelanja ke toko,
Beli garam, sayur dan kentang,
Tak usah hina kami yang jomblo,
Awas saja pacarmu hilang.

Kodoh kecil meloncat-loncat,
Loncatan tinggi lewati tembok,
Nasib jomblo begini amat,
Malming ngobrol bareng tembok.

Banyak makanan di meja makan,
Jadi hidangan di malam hari,
Melihat teman pergi malam mingguan,
Hati merana kian menjadi-jadi.

Seberangi sungai memakai rakit,
Untuk pergi ke tepian,
Kadang hati terasa makin sakit,
Kala sahabat pergi pacaran.

Awan putih langit biru,
Ketika hujan menjadi kelabu,
Hanya bisa menghayal selalu,
Memimpikan ada yang menemaniku.

Makan soto dicampur acar,
Rasanya sungguh pedas sekali,
Andai aku punya pacar,
Aku takkan serapuh ini.

Asah parang di atas batu,
Untuk menebang pohon pelaya,
Meskipun ini malam Minggu,
Bagiku tak pernah ada bedanya.

Ibu memasak di pagi minggu,
Membuat sarapan pergi ke ladang,
Untuk dirimu wahai jodohku,
Selamat menjaga jodoh orang.

Kakek berjalan dengan tongkat,
Maklum karena sudah tua,
Malming datang begitu cepat,
Sedang aku masih sendiri jua.

Ke sekolah naik sepeda,
Pulangnya singgah di Mall Matahari,
Sedih hati kian membara,
Malam minggu selalu sendiri.

Bangun pagi langsung mandi,
Sebelum berangkat makan gaji,
Kemanapun selalu sendiri,
Tanpa ada kekasih menemani.

Baca juga: Kumpulan Pantun Nasihat Kebaikan, Berisi Pesan Penuh Makna tentang Kehidupan, Bagikan di Sosmed yuk

Membeli sembako ke toko,
Hari panas berpeci putih,
Beginilah nasib seorang jomblo,
Tak pernah mendapat perhatian lebih.

Naik sepeda motor menuju toko,
Membeli cabe dan juga merica,
Aku sudah bosa menjomblo,
Saatnya untuk mencari cinta.

Cabe dibiling dengan batu,
Untuk hidangan malam hari,
Mungkin ini saatnya bagiku,
Mencari tambatan hati yang sepi.

Ke rental PlayStation bareng teman,
Main Moto GP dan GTA,
Tak terasa tiga tahun sendirian,
Hati dipenuhi sarang laba-laba.

Baca juga: Kumpulan Pantun Tentang Hujan, Bisa jadi Status Gombalan Romantis yang Bikin Baper

Ke hutan pakailah sepatu,
Agar kakimu tidak luka,
Kau pergi tinggalkan aku,
Segera aku cari penggantinya.

Jalan-jalan ke Pekanbaru,
Isi bahan bakar dengan bensin,
Aku tak akan menangisimu,
Saatnya mencari cinta yang lain.

Sarapan roti di pagi hari,
Minumnya dengan susu,
Meski kini kau telah pergi,
Mati satu tumbuh seribu.

Membawa cangkul bapak petani,
Untuk menbajak di siang hari,
Malam minggu tiba lagi,
Waktunya nyari mangsa lagi.

Sungguh indah bunga teratai,
Ada merah dan juga kuning,
Sekali-kali jalan ke pantai,
Siapa tau ngeliat yang bening.

Ke pasar raya beli sembako,
Pergi ke sana naik sepeda,
Sudah capek dibully jomblo,
Rasanya pengen nikah aja.

Dua tiga anak nelayan,
Siang hari bermain layangan,
Malming selalu ditinggal teman,
Sepertinya aku harus punya pasangan.

Ibu memasak sambal udang,
Dicampur dengan kentang,
Kalau malam minggu datang,
Jomblo galau tidak kepalang.

Jalan-jalan ke Kota Medan,
Jangan lupa membeli pakaian,
Menjadi jomblo adalah pilihan,
Meski malam minggu selalu sendirian.

Pergi tamasya ke Bukittinggi,
Jangan lupa naik kuda bendi,
Ketika malam minggu tiba lagi,
Ada rasa yang berontak di hati.

Adik kecil terkantuk-kantuk,
Padahal malam baru tiba,
Ada rasa yang berkecamuk,
Di hati jomblo kala malming tiba.

Pergi tamasya ke Dufan,
Ban bocor mobilnya diderek,
Melihat teman bermesraan,
Malming panjang menjadi pendek.

Buah strawberry berwarna merah,
Hijau tua si buah semangka,
Makan hati kalo keluar rumah,
Malming cukup di kamar saja.

Orang indonesia ramah-tamah,
Mudah senyum dan juga sopan,
Minggu memang libur sekolah,
Namun malamnya amat menyedihkan.

Musim kemarau bunga layu,
Kontraktor bekerja membuat aspal,
Daripada keluyuran di malam minggu,
Lebih baik aku main media sosial.

Tengah malam mata melek,
Tidak bisa tidur di kasur,
Malam Minggu menjadi pendek,
Karena habis Isya langsung tidur.

Menjahit pakaian di hari minggu,
Ambil gunting potong kain,
Ini waktu yang kita tunggu,
Malmingan galau yang selalu rutin.

Jahit baju dari bahan katun,
Untuk dipakai bergi berburu,
Bujang lapuk jomblo menahun,
Belum pernah laku-laku.

Sarapan pagi dengan ketan,
Sebelum berangkat ke pasar baru,
Melihat teman bergandengan,
Jomblo meratap di depan pintu.

Bangun pagi langsung sarapan,
Sebelum pergi berangkat kerja,
Makan hati lihat ke jalan,
Banyak pasangan yang bahagia.

Ke sungai mencuci baju,
Pulangnya membawa belimbing,
Nasib jomblo di malam minggu,
Hanya mengobrol dengan dinding.

Siang bermain bersama teman,
Buat tali dari karet,
Kirain bergaya pergi ketemuan,
Ternyata mau stay ke warnet.

Sapu halaman sampai bersih,
Jangan sisakan daun kering,
Nasib jomblo memang pedih,
Malam minggu memeluk guling.

Sungguh panas cuaca siang hari,
Minum air kelapa campur es,
Katanya ada jomblo happy,
Yang ada cuman jomblo ngenes.

Temani ibu belanja ke toko,
Membeli sembako dan kemiri,
Wajar aja kamu jomblo,
Mandi cuman sekali sehari.

Awan putih indah sekali,
Ketika mendung jadi kelabu,
Jangan heran jika kamu sendiri,
Menyisir rambut saja tidak mau.

Jalan-jalan ke Sulawesi,
Banyak disana situs kuno,
Kalau malas merawat diri,
Jangan menyesal jika jomblo.

(*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved