Liga Inggris
Ziyech Hingga Pulisic Ketiban berkah dengan Kedatangan Graham Potter di Chelsea, Potensi Gacor Lagi
Hakim Ziyech hingga Christian Pulisic ketiban berkah dengan kedatangan Graham Potter di Chelsea, keduanya diprediksi gacir lagi di Liga Inggris.
TRIBUNKALTARA.COM - Hakim Ziyech hingga Christian Pulisic ketiban berkah dengan kedatangan Graham Potter di Chelsea, keduanya diprediksi gacir lagi di Liga Inggris.
Pekan lalu, Graham Potter diboyong Todd Boehly ke Stamford Bridge untuk mereparasi Chelsea dari penyakit yang dibawa Thomas Tuchel, termasuk mengembalikan fungsi Hakim Ziyech bagi klub.
Didatangkan dari Ajax Amsterdam, Hakim Ziyech gagal memikat hati Thomas Tuchel untuk memberi jam terbang yang sesuai di Chelsea.
Pemain asal Maroko itu kalah saing dengan Kai Havertz dan penyerang Chelsea lainnya.
Alhasil Hakim Ziyech lebih banyak mengisi bangku cadangan The Blues.

Baca juga: Potter Dibeli Chelsea untuk Reparasi Penyakit yang Dibawa Tuchel, Termasuk Kembalikan Fungsi Ziyech
Bahkan Thomas Tuchel lebih memilih untuk memainkan Hakim Ziyech sebagai seorang wingback yang jelas membuat penampilan Hakim Ziyech tak maksimal.
Di Ajax, pemain berkaki kidal ini sering bermain sebagai playmaker dan winger yang kreatif.
Namun, Thomas Tuchel begitu jarang memakai Ziyech di posisi tersebut.
Selain Hakim Ziyech, pemain yang mendapat berkah dengan kedatangan Graham Potter dan kepergian Thomas Tuchel adalah Christian Pulisic.
Sejak kedatangan Raheem Sterling, Christian Pulisic lebih banyak duduk di bangku cadangan Chelsea.

Baca juga: Marcus Rashford Masuk Radar Graham Potter, Pindah ke Chelsea dari Manchester United Bebas Transfer?
Sama sekali Christian Pulisic belum pernah merasakan tampil sebagai starter di musim ini dari tujuh laga yang sudah dijalani Chelsea.
Alhasil, Christian Pulisic gagal menyumbang satu gol dan satu assist pun bagi Chelsea di musim ini.
Thomas Tuchel lebih memilih untuk memberi panggung bagi Raheem Sterling yang diboyong dari Manchester City.
Pemain asal Inggris itu diduetkan bersama Kai Haverz ataupun Mason Mount di lini depan.
Tak cukup pada Hakim Ziyech dan Christian Pulisic, posisi Gallagher juga mulai menemui titik terang dengan kedatangan Graham Potter.
Baca juga: Deretan Pelatih Hebat yang Pernah Ditaklukkan Potter, Bukti Eks Brighton Layak di Chelsea
Gallagher mampu tampil apik bersama Crystal Palace namun gagal mempertahankan performnya saat kembali dari masa peminjaman.
Faktornya, karena Thomas Tuchel lebih memilih untuk memberinya peran sebagai pemain nomor 8 dengan format 3-4-3.
Padahal pemain berusia 22 tahun itu adalah gelandang produktif yang dimaksimalkan Viera (pelatih palace) bermain tepat di belakang striker.
Hasilnya, Gallagher mampu menciptakan sembilan gol dan lima assist untuk membawa Palace bertengger di papan tengah Liga Inggris.
Namun, bersama Chelsea, sudah enam laga yang sudah ia jalani, pemain asal inggris itu belum sama sekali menyumbang gol dan assist.
Baca juga: Ini Sosok Calon Pengganti Thomas Tuchel di Chelsea, Segera Ditunjuk Boehly jadi Pelatih Kante Cs
Di bawah asuhan Thomas Tuchel, Romelu Lukaku menjadi pemain yang paling terpuruk dari format yang dipakai Thomas Tuchel.
Ia kehilangan ketajamannya di depan gawang dan membuatnya 'mengemis' untuk balikan bersama Inter Milan.
Dalam wawancaranya bersama Sky Sports, Lukaku mengeluhkan sistem yang dipakai Tuchel yang membuatnya tak mampu bergerak secara maksimal di lini depan.
Ditebus mahal Chelsea dari Inter, Lukaku hanya mampu menyumbangkan 15 gol dari 44 pertandingan.
Padahal saat masih berseragam Nerazzurri pemain asal Belgia itu mampu menciptakan 30 gol dan mengantar Inter menjadi juara Liga Italia 2020/2021.
Graham Potter datang menuju kursi kepelatihan Chelsea dengan beban yang tak enteng.
Menjadi pengganti Thomas Tuchel, Graham Potter harus mampu memanfaatkan skuad Chelsea yang sebelumnya merupakan kerangka tim pelatih asal Jerman itu.
Salah satu alasan 'terusirnya' Tuchel dari jabatannya sebagai pelatih Chelsea adalah ketidakharmonisan sang juru taktik dengan pemain The Blues.
Thomas Tuchel memberi bangku cadangan untuk pemain yang memiliki atribut mentereng bahkan mentransformasi posisi penggawanya yang membuat performa mereka redup.
Hasilnya Chelsea dibawanya terseok-seok di musim ini dan membuat Todd Boehly memutuskan untuk memecatnya.
(*)