Kumpulan Pantun

Kumpulan Pantun Untuk Suami yang Super Cuek, Bisa jadi Sindiran Pedas Biar Lebih Peka, Kodein Terus!

Simak kumpulan pantun untuk menyindir para suami yang gak peka dengan perasaan istri. Trik jitu untuk melayangkan kode keras

Editor: Hajrah
TribunKaltara.com
ILUSTRASI - Kumpulan Pantun Sindiran untuk para Suami yang Gak Peka (TribunKaltara.com) 

TRIBUNKALTARA.COM- Simak kumpulan pantun sindiran bagi para suami cuek.

Bagi yang bingung untuk menyampaikan kekesalan pada suami, coba beri sindiran dengan pantun.

Adapun pantun sindiran ini bisa jadi kode keras biar suami lebih peka dengan keinginan hati para istri.

Biar langgeng, mengungkapkan perasaan pada pasangan melalui pantun bisa jadi trik jitu.

Tak perlu bingung mencari kata-kata karena dalam artikel ini sudah dihimpun kumpulan pantun untuk menyindir para suami yang gak peka.

Apa rasanya mangga kueni,
rasa biasa tapi wangi.
Apa semua suami seperti ini,
ngga ngerti perasaan istri.

Kue lapis, banyak gula,
pempek ditambah cuka.
Mulutmu manis, katanya cinta,
tapi kenapa suka membuat luka?

Ada jampe-jampe dari dayak
Air hujan rasanya tawar
Bunda udah capek-capek masak
Eh ayah jajan di luar

Anak lucu suka menyanyi,
malam hari lampu mati.
Sedih hati, rasanya sunyi,
si dia memang ngga mau ngerti.

Minuman sehat ada jamu dan madu
Madu nya di produksi oleh lebah
Dengan sabar aku menerima mu
Semoga kelak jadi amal ibadah

Bangun rumah pakai palu dan paku
Dibagian depan di pasang dua pintu
Jangan engkau sering dingi padaku
Coba jelaskan letak kesalahanku

Kesemutan di jari jari tangan
Kaki sakit menginjak batu
Aku ini masih banyak kekurangan
Harap maklum jika tak sesuai apa maumu

Sop ayam pakai kentang
Lebih nikmat ditambah labu
Sayang sungguh sayang
Ketika ada masalah kau hanya diam padaku

Ikan pepes sambel merah
Dimakannya sendirian
Lagi stres nih Yah
Yuk kita liburan

Anak berbaju merah beli tape
Orang ngeronda nongkrong di kali
Daripada ayah maen hape
Mijitin bunda bisa kali

Buah delima buah salak
Bijinya dibuang deket rokok
Biar kadang bunda galak
Tapi tetap sayang ayah kok

Sebaki ragi lupa dibawa
Yang dibawa malah kukusan
Inilah ruginya bersuami tua
Kalau bekerja nafasnya ngos-ngosan

Tiang tengah dari tatal
Tiang dibuat untuk penahan
Lakinya gatal binipun gatal
Ada mertua semua ditahan

Untuk apa gunanya palu
Mengetuk paku di kepalanya
Mengapa suami bersedih selalu
Istrinya galak mertuanyapun sama

Jangan duduk di papan rapuh
Nanti papannya bisa belah
Ada untungnya berlaki lumpuh
Diumpat bini selalu mengalah

Baca juga: Kumpulan Pantun HUT TNI ke-77, Dirgahayu Tentara Nasional Indonesia, Pejuang Pemberani Penjaga NKRI

Apa enaknya bermain pingpong
Untuk menjauh dari penyakit
Ini enaknya suami ompong
Walau menggeram tak bisa menggigit

Mengapa jalan menjadi miring
Karena kakinya sebelah bengkak
Mengapa badan kurus kering
Karena lakinya suka merangkak

Mengapa hari tak mau terang
Kabut tebal setiap paginya
Mengapa laki tak mau pulang
Takut disambal oleh bininya

Terbang tinggi pelintang pulau
Turun sebentar ke rawa-rawa
Ini sebab bujang merantau
Semua dara berlaki tua

Pergi ke hutan mengambil ijuk
Pulang ke rumah hari lah siang
Bagaimana laki tidak merajuk
Ditimang tidak apalagi bergoyang

Pergi ke pasar beli kelapa
Kelapa dibeli tak lupa sayur
Tua badan tiada mengapa
Penting tenaga tak pernah kendur

Ayam jago tanduknya di kaki
Diikat pada pohon meru
Pandai memang para lelaki
Sudah beristri tambah yang baru

Dari laut pergi ke darat
Jalan lecah masuk ke lumpur
Laki pencarut bini pengumpat
Pinggan pecah mangkuk bertabur

Kalau badan sudah linu
Tanda ingin berebahan
Suami berkurap istrinya berpanu
Seharian garuk-garukan

Pohon ara pohon manggis
Tumbuh dekat tumbuhan kencur
Suaminya pemarah istrinya bengis
Tentramnya hanya kalau tidur

Baca juga: Kumpulan Pantun Teka Teki Cinta Bikin Suasana Romantis,Tebak-tebakan dengan Pasangan yuk

Hari buruk berhenti mencari
Hendak berbual tiada pandai
Laki pemabuk bini penjudi
Anak terjual rumah tergadai

Badan gerah karena nyamuk
Nyamuk masuk lewat lobang
Suami marah istrinya mengamuk
Piring gelas ikut terbang

Sabuk bukan sembarang sabuk
Sabuk berkepala tulang tengkorak
Mabuk bukan sembarang mabuk
Mabuk karena aroma ketiak

Jatuhnya ngengat tidak berdebuk
Sayapnya ringan tenaga panjang
Badan berkeringat tulang remuk
Dapat suami hobbi di ranjang

Kalau besi dibuat parang panjang
Gagangnya halus karena rautan
Kalau suami sudah di atas ranjang
Lupa dunia lupa daratan

Kuda berderap di arena pacu
Debu mengepul pedihlah mata
Banyak kurap banyak panu
Cari suami baiknya buta

Siang hari menjemur kasur
Sinar surya terik terasa
Sakit kepala tak bisa tidur
Hendak tidur suami meraba-raba

Gadis manis bukan pesolek
Cantik hatinya bijak bestari
Enak nian lelaki pendek
Kalau berteduh di dada istri

Jangan mengambil kepiting ketam
Tubuh dicapit badan berguling
Tak ada ruginya bersuami hitam
Malam-malam menjaga maling

Sungguh lezat si buah anggur
Tumbuhannya jangan dibakar
Sungguh enak berlaki penidur
Kerja sedikit badanpun segar

Ular hijau badannya melilit
Melilit di batang buah sirsak
Jangan mengeluh bersuami pelit
Kalau pelit tak usah masak

Ke Tanjung Pinang membeli barus
Ditukar bayam tiga ikat
Jangan mengeluh suaminya kurus
Orang kurus pintar memanjat

Buah mangga buah srikaya
Masak di pohon barang sebatang
Untung nian lelaki kaya
Walau galak mertua sayang

Dalam sungai banyak buaya
Jangan mencebur atau melompat
Enak sungguh bersuami tua
Sudah tua pandai memanjat
Malam menginap di rumah sewa
Asal jangan di dalam goa
Begini nasib berlaki tua
Di atas di bawah layu semua

Ubah bukan sebarang ubah
Merubah kaji dalamkan ilmu
Upah bukan sebarang upah
Mengupah laki dalam kelambu

Kayu meranti kayu gelam
Potong yang baik membuat peti
Laki lah tua merayap malam
Hendak ditendang takut mati

Ambil bambu buat sembilu
Hati-hati jangan terluka
Hati siapa tak kan malu
Sudah tua bersuami muda

Dalam sekam menyala bara
Asap hilang bau tak ada
Perempuan hebat tiada terkira
Lelaki bungkuk ditimang juga

Jalan-jalan ke kota belawan
Elok sungguh pemandangannya
Dengan suami jangan melawan
Bisa-bisa diduakannya

Hari lebaran membuat roti
Enak dimakan dengan blida
Bagaimana baju tidak dilucuti
Suami senang melirik yang muda

Ikan blanak ikan betutu
Masak sedap banyak bumbu
Suami siapa yang kuat itu
Pagi petang dalam kelambu


Jangan berburu rusa kijang
Kijang sudah semakin langka
Sedih semua hatinya bujang
Bunga desa disunting yang tua

Jangan beli berkerat-kerat
Beli untuk seperlunya saja
Walau mata semakin berat
Diraba suami bangun juga

Parang menebas bisa buntung
Terbang juga burung perkutut
Nasib memang sedang untung
Dapat selimut yang bisa kentut

Kalau hendak memasak kangkung
Cuci dulu semua belanga
Malang nian bersuami bingung
Diajak bercanda mulut menganga

Membuka ladang bertanam sawit
Sawit dimakan oleh siamang
Inilah enaknya lelaki berduit
Walau keriput istrinya sayang

Apa gunanya jeruk purut
Jeruk purut untuk masakan
Untung juga bersuami burut
Burut bisa buat mainan

Ada lutung digigit nyamuk
Matanya sakit berwarna merah
Sungguh untung bersuami gemuk
Berkelahi berdiripun payah

Air bekas mengalir ke limbah
Paritnya kecil kering kerontang
Hati bimbang keringat bersimbah
Suami sudah main belakang

Sayur asam sayur katuk
Masak sedikit dalam dandang
Tubuh letih mata mengantuk
Ingin tidur suami meradang

Layang-layang terkena gunting
Gunting jatuh dijolok galah
Sayanglah dara perutnya bunting
Hendak bermain kan serba salah

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved