INSIDEN MAUT DI STADION KANJURUHAN
Bocoran Rapat Tim Independen Insiden Kanjuruhan dengan Iwan Bule Cs, Gas Air Mata Ikut Disinggung
TGIPF insiden maut di Stadion Kanjuruhan Malang panggil Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule beserta jajarannya.
TRIBUNKALTARA.COM - Simak bocoran rapat Tim Gabungan Independen Pencari Fakta ( TGIPF ) insiden maut di Stadion Kanjuruhan Malang dengan Iwan Bule Cs, gas air mata ikut disinggung.
Hingga saat ini, TGIPF insiden maut di Stadion Kanjuruhan Malang terus bekerja
Teranyar, TGIPF insiden maut di Stadion Kanjuruhan Malang panggil Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule beserta jajarannya
Rapat antara TGIPF insiden maut di Stadion Kanjuruhan Malang bersama Iwan Bule dihelat di Kantor Kemenko Pulhukam Jakarta
Pembentukan TGIPF merupakan buntut insiden maut di Stadion Kanjuruhan Malang pada 1 Oktober 2022 lalu
Saat itu, kericuhan pecah di Stadion Kanjuruhan Malang usai laga Arema FC vs Persebaya di BRI Liga 1
Kericuhan pecah di Stadion Kanjuruhan Malang tak lama setelah Arema FC dipermalukan oleh Persebaya Surabaya dengan skor 3-2
Akibat kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, 131 orang meninggal dunia
Bukan hanya itu, kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang juga sebabkan ratusan orang alami luka-luka
Terdapat pula kendaraan yang dibakar di dalam dan luar Stadion Kanjuruhan Malang
Salah satu yang jadi sorotan dalam kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang adalah penggunaan gas air mata oleh petugas keamanan yang jaga laga antara Arema FC vs Persebaya di BRI Liga 1
Diketahui petugas keamanan menembakkan agas air mata untuk membubarkan massa di Stadion Kanjuruhan Malang
Penggunaan gas air mata di Stadion Kanjuruhan Malang itu turut disinggung dalam rapat di Kemenko Polhukam RI antara TGIPF dengan Iwan Bule cs.
"Acara ini adalah acara untuk mendengarkan penjelasan dalam rangka Keppres 19 tahun 2022 tentang Tim Gabungan Independen Pencari Fakta Kasus Kanjuruhan," kata Mahfud MD yang juga Ketua TGIPF dilansir dari Tribunnews.com Rabu 12 Oktober 2022
Baca juga: Kabar Persebaya Surabaya Terbaru Usai Tekuk Arema FC di Kanjuruhan, Digembleng Lagi oleh Aji Santoso
Setelah Mahfud membuka rapat, para awak media kemudian dipersilakan keluar ruangan.
Rapat TGIF tragedi Kanjuruhan kemudian digelar tertutup sejak pukul 11.40 hingga pukul 15.00 WIB.
Meski tertutup, namun sejumlah cuplikan video pernyataan maupun pertanyaan yang muncul dalam rapat tersebut terekam video Tim Humas Kemenko Polhukam RI yang dibagikan pada Selasa (11/10/2022) malam.
Satu di antaranya dari Anggota TGIPF Kanjuruhan Anton Sanjoyo.
Dalam cuplikan video tersebut, Anton menyinggung tentang sosok security officer yang berada di lapangan.
Namun demikian, kata dia, sosok security officer tersebut tidak bisa memerintahkan kepolisian yang bertugas dalam laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022) lalu.
"Dia ada di lapangan, dia security officer yang paling bertanggung jawab.
Tapi dia tidak bisa memerintahkan polisi-polisi itu untuk, satu, tidak berseragam, yang kedua untuk tidak membawa gas air mata, apalagi menembakannya," kata Anton dalam keterangan video tersebut.
"Bagaimana kita mau mengatakan dia kompeten ada di situ sebagai pertanggung jawaban PSSI?
Asosiasi menunjuk national security officer yang kompeten, tidak kompeten Pak? Sebagai bangsa, kan kita malu," sambung dia.
Ia kemudian mengungkapkan keheranannya terkait pertanggungjawaban atas tewasnya 130 orang dalam peristiwa tersebut.
"130 orang mati, yang tanggung jawab Abdul Haris (Ketua Panitia Pelaksana Arema FC yang kemudian ditetapkan tersangka).
Yang tanggung jawab Suko (Security Officer Arema FC yang kemudian ditetapkan tersangka).
That's embarassing (itu memalukan)," kata Anton.

Potongan pernyataan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dalam rapat ditampilkan selanjutnya.
Pria yang kerap disapa Iwan Bule tersebut mengatakan berdasarkan hasil investigasi, pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya tersebut berjalan normal dari awal sampai selesai.
"Tujuh menit setelah itu baru ada kejadian. Jadi pertandingan sudah selesai sebelumnya sampai wasit meniupkan peluit," kata Iwan.
Selain itu, Exco PSSI Sonhaji dalam cuplikan video selanjutnya mengatakan bahwa pertandingan antara Arema FC versus Persebaya Surabaya berjalan sesuai dengan regulasi yang ada.
Selain itu, kata dia, perangkat-perangkat pertandingan baik itu panitia pelaksana hingga security officer sudah melakukan kegiatan sesuai dengan aturan yang ada sebelum pertandingan dimulai.
"Dengan melakukan rapat-rapat koordinasi, kemudian rapat pengamanan, kemudian ada technical meeting di dalamnya.
Semua dilakukan dengan baik sesuai dengan regulasi yang ada," kata Sonhaji.
Selain itu, ditampilkan juga cuplikan video pernyataan Anggota TGIPF Kanjuruhan Doni Monardo dalam rapat.
Dalam rapat tersebut, Doni mempertanyakan perihal mengapa aparat keamanan dibiarkan membawa perlengkapan yang tidak sesuai dengan Statuta FIFA.

Baca juga: Apa Kabar Skuat Arema FC Usai Insiden Maut Kanjuruhan? Pelatih Singo Edan Javier Roca Beber Kondisi
"Demikian juga fungsi kontrol lainnya. Sudah tahu aturan, kenapa dibiarkan aparat keamanan membawa perlengkapan yang tidak sesuai dengan Statuta FIFA?
Siapa yang bertanggung jawab? Komite Disiplin PSSI? Atau siapa di bagian PSSI yang harus menjalankan fungsi kontrol?" kata Doni.
Diberitakan sebelumnya di sela-sela rapat, Anggota TGIPF Kanjuruhan yang juga ketua Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali mengatakan rapat koordinasi TGIPF bersama PSSI berlangsung seru.
Akmal menyebutkan pihak PSSI dalam rapat turut melontarkan berbagai pandangannya.
Meski demikian jalannya rapat tetap berlangsung kondusif.
“Di dalam seru, masih berjalan. Mereka kan punya pandangan mereka sendiri.
Berkas mereka ada tapi kita juga punya, berkas itu kan mereka bawa tapi sebelum mereka bawa kita juga sudah punya,” kata Akmal kepada pewarta saat jeda rapat di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/10/2022).
“Situasi kondusif. Belum ada bantahan. PSSI kan punya aturan jadi PSSI membela aturan itu saja. Sampai sekarang belum ada kesimpulan, apa sih yang mau dilakukan PSSI kedepan, terus PSSI menilai kasus ini seperti apa, itu belum ada kesimpulan kesana,” jelasnya.
Penjelasan-penjelasan dari PSSI membuat jalannya rapat yang seharusnya selesai pada 13.30 WIB dan dilanjutkan rapat dengan Dirut PT LIB serta pihak Indosiar masih terus berlangsung.
Bahkan, Akmal sendiri mengaku dirinya masih belum sempat bertanya hingga rapat di jeda pada pukul 13.30 tadi.
Setidaknya ada tiga pertanyaan yang akan disampaikan kepada PSSI, salah satunya mengenai apakah PSSI akan menghukum dirinya sendiri.
“Di dalam baru yang nanya tiga orang baru Pak Rhenald Kasali, Pak Laode sama Pak Doni Monardo.
Saya belum tanya. Tanyanya bergantian,” ujar Akmal.
“Saya akan tanya, PSSI mau menghukum apa dari kasus ini? Siapa saja yang mau dihukum sama PSSI.
Dalam konteks football family. Apakah PSSI akan menghukum dirinya sendiri? Nah ini kan menarik,”
“Selama ini yang baru dihukum sama Komdis kan baru Panpel, Security Officer, sama Arema 250 juta.
Baru tiga. Nah nanti saya mau tanya itu,” pungkasnya.
Baca juga: Mengenang Tragedi Kanjuruhan Malang, Fans Club Sepak Bola di Tanjung Selor Adakan Doa Bersama
(*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltara untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltaracomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
TikTok officialtribunkaltara
Follow Helo TribunKaltara.com
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official