Berita Tarakan Terkini
RSUD H Jusuf SK Pernah Tangani Anak Suspek Gagal Ginjal Akut dan Meninggal, Sebelum Temuan Balita
Temuan RSUD H Jusuf SK kasus suspek gangguan ginjal akut pada anak ini bukan pertamakalinya, tapi kedua kali, pertama anak usia 15 tahun dan meninggal
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Kasus anak usia dua tahun gagal ginjal akut yang ditangani di RSUD dr H Jusuf SK ternyata bukan yang pertama. Sebelumnya sudah pernah masuk kasus serupa namun masih dalam kategori suspek.
Ini disampaikan Dokter Spesialis Anak, dr Franky Sientoro yang bertugas di RSUD dr H Jusuf SK dan sekaligus menangani pasien suspek Gagal Ginjal Akut (GGA) tersebut kepada TribunKaltara.com
“Kasus pertama sudah pernah ada juga sejak kemarin namun kasus pertama, tapi baru sebatas dicurigai apakah GGA. Karena ini masih dalam penelitian. Karena terjadi memang peningkatan kadar serum kreatinin, kadar ureum dan fungsi kadar lever meningkat. Itu kecurigaan untuk gagal ginjal. Namun waktunya sangat singkat dan hanya dirawat selama dua hari. Saat dilarikan ke RSUD, pasien dalam keadaan tidak sadar,” ungkap dr. Franky.
Baca juga: Diduga Gagal Ginjal Akut, Balita Dua Tahun yang Dirawat di RSUD dr Jusuf SK akan Dirujuk ke Makassar
Penangananya saat itu lanjut dr.Franky, pasien usia 15 tahun langsung dimasukkan ke ruangan intensif pediatri, masuk ventilator dibantu pernapasan karena memang kategorinya agak berat.
“Karena dalam kondisi berat, pasien meninggal dunia dari Bunyu. Itu kecurigaannya baru suspek,” ungkapanya.
Ia melanjutkan, kasus gagal ginjal juga sering ditangani oleh pihak RSUD. Dalam satu sampai dua bulan, diperkirakan ada satu kasus ditangani.
Baca juga: Cerita Tante Balita yang Diduga Alami Gagal Ginjal Akut, Keponakannya Sempat Minum Obat Sirup
“Tetapi bukan seperti ini, pada dewasa banyak, anak ada 1 tahun, mungkin tadinya ada infeksi, sinemotrerasi, yang khas dan umum ditemukan, infekasi yang tidak diatasi dan lama-lama gagal ginjal tetapi rentan waktunya lama. Itu ada yang selamat ada yang meninggal. Dan pada kasus kelainan ginjal banyak yang selamat, mungkin belum ada yang pasti ya tetapi kalau ada 10 kasus, kami bisa menyelamatkan 8 kasus,” urai dr.Franky.
Artinya kasusnya yang dinyatakan membaik 80 persen. Jika berkaca pada kasus GGA yang viral saat ini lanjutnya, berdasarkan penjelasan medis, pada obat sirup yang dicuerigai adalah kandungan senyawa dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG).

“Senyawa EG dan DEG mencampur dan melarutkan obat memberi rasa pada persediaan sirup. Memang ada campuran sirupnya, memang itu yang dipakai, obat itu yang dipakai,” ujarnya.
Ia melanjutkan, kandungan DEG dan EG tidak harus terdapat pada obat sirup, ada juga pada makanan lain. Misalnya pada pemanis makanan seperti permen, minuman.
Baca juga: Dinkes Bulungan Sebut Belum Ada Warga Terindikasi Gagal Ginjal Akut di RSUD Soemarno Sosroatmodjo
“Penggunaan dosisnya ada standar minimal yang bisa ditoleransi,” jelasnya.
Lantas dengan kondisi seperti ini apa yang harus dilakukan masyarakat? Ia melanjutkan, saat ini seluruh nakes dan dokter sedang melakukan tracing obat-obatan yang dikonsumsi pasien.
“Apoteker juga sudah diimbau tidak meresepkan obat dalam bentuk situp dan disediakan tablet. Kalau ternyata pahit ya bisa tambah pemanisnya madu, yang alami tidak apa-apa,” pungkasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah
Temuan Rp 1,7 Miliar Belum Dibayar Enam Objek Pajak, BPKPAD Tarakan Maksimalkan Lakukan Monitoring |
![]() |
---|
Cuaca di Tanah Suci Panas Capai 40 Derajat, Calon Jemaah Haji Tarakan Diingatkan Bawa Payung |
![]() |
---|
Wali Kota Khairul Beri Pembekalan Bagi 150 Calon Jemaah Haji Tarakan: Jangan Belanja Berlebihan |
![]() |
---|
Sidang Lanjutan Kasus Pembunuhan Arya Gading, Hakim Tolak Eksepsi Terdakwa, Tanggapan Ibu Korban |
![]() |
---|
Launching Gerakan Nasional 1000 Startup, Roadshow Offline Pertama Kali di Kaltara |
![]() |
---|