Opini

Renungan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Spirit  Membangun Bangsa

Waktu kerap berlalu begitu cepat dan tanpa terasa masyarakat muslim telah berada pada bulan kelahiran Kanjeng Nabi Muhammmad SAW.

Editor: Amiruddin
HO/Sholihin Bone
Pengajar Fakultas Hukum Universitas Mulawarman, Sholihin Bone 

Oleh : Sholihin Bone

Alumni Pondok Pesantren Modern Al-ikhlash, Lampoko, Sulawesi Barat.

Warga Universitas Mulawarman Samarinda

TRIBUNKALTARA.COM - Waktu kerap berlalu begitu cepat dan tanpa terasa masyarakat muslim telah berada pada bulan kelahiran Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Bulan yang senantiasa ditunggu-tunggu, karena didalamnya menyeruak semacam kegembiraan, ghirah, semangat dalam mengenang masa perjalanan dan kehidupan Nabi sebagai manusia paripurna yang langsung mendapat didikan khusus dari Allah SWT.   

Sebagai bentuk kegembiraan dan rasa syukur dalam mengenang kelahiran Nabi Muhammad SAW,  masyarakat Muslim secara global melakukan berbagai bentuk ekspresi religius yang dikontekskan dengan kondisi, budaya, kebiasaan, yang telah mengakar lama dalam berbagai praktek di Negara-negara muslim di dunia.

Indonesia sebagai Negara berpenduduk mayoritas muslim juga aktif melakukan ekspresi religius dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW,  yang juga dikontekskan dengan praktek-praktek diberbagai daerah dengan segala pernak-pernik tradisi, cara, budaya, kebiasaan yang memiliki makna terdalam sebagai bentuk ekspersi kecintaan mereka kepada manusia agung nan mulia, yang memiliki “pesona”  luar biasa dalam memengaruhi praktek kehidupan manusia di dunia ini.  

Bicara tentang peringatan maulid nabi, berarti  berbicara tentang pelajaran, hikmah, keteladanan, prilaku individu, politik, keamanan, ekonomi  dan  sosial,  yang dahulu pernah  diperankan oleh nabi dalam usaha mendidik manusia kearah yang lebih baik dan lebih berkeadilan.

Diharapkan, peringatan maulid Nabi tidak hanya selesai pada peringatan seremonial semata, tapi ada nilai dan himkah yang dapat diaktualkan dalam konteks membangun bangsa  dan negara.  .

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS Al-Ahzab:21).  

Baca juga: Intip Warga Binaan Ikut Meriahkan Maulid Nabi Muhammad SAW, Dalam Lapas Kelas IIA Tarakan

Lima Poin Penting

Poin  pertama yang perlu kembali kita refleksikan adalah bagiaman  sifat Nabi yang lebih memerhatikan Ummatnya diatas dirinya.

Kecintaan Nabi sangat besar terhadap ummatnya, hal tersebut dapat dilacak dari catatan historis bahwa ketika Nabi Muhammad SAW akan dipanggil oleh Allah SWT, nabi Muhammad mengkhawatirkan keadaan Ummatnya.

Ketika akan Wafat, nabi Muhammad SAW menyebut “Ummati, ummati,ummati” kondisi tersebut tentu menyadarkan kita semua, bahwa nabi sangat mencintai dan mengkhawatirkan keadaan Ummatnya.

Halaman
1234
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved