Inggris dan Rusia Umumkan Resesi, 19 Negara Lain Berpotensi Menyusul, Bagaimana Nasib Indonesia?
Inggris dan Rusia hampir secara bersamaan mengumumkan resesi, ada 19 negara lainnya yang potensial menyusul, lalu bagaimana nasib Indonesia?
Rusia dan Inggris jatuh ke dalam jurang resesi setelah pertumbuhan ekonomi minus untuk dua kuartal berturut-turut.
Resesi yang dialami dua negara di luar Uni Eropa itu diprediksi akan segera menular ke negara-negara Uni Eropa lainnya.
Bank Sentral Eropa melihat kemungkinan peningkatan resesi di 19 negara yang menggunakan mata uang euro.
Penyebab utamanya adalah melonjaknya harga energi dan inflasi tinggi akibat perang Rusia di Ukraina.
Hal itu meningkatkan risiko kerugian perbankan dan gejolak di pasar keuangan.
"Masyarakat dan perusahaan sudah merasakan dampak kenaikan inflasi dan perlambatan aktivitas ekonomi.
"Risiko terhadap stabilitas keuangan telah meningkat, sementara resesi teknis di kawasan euro menjadi lebih mungkin terjadi," kata Wakil Presdien Bank Sentral Eropa (ECB) Luis De Guindos.
Menurut data ECB, peluang terjadinya resesi di zona euro dan Inggris Rata setahun ke depan sebesar 80 persen.
Sedangkan peluang resesi di Amerika Serikat selama setahun ke depan sebesar 60 persen.
Adapun lebih dari setengah anggota negara Uni Eropa mengalami inflasi dua digit oada Oktober lalu.
Bagaimana dengan Indonesia?
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi ekonomi dunia akan masuk jurang resesi di tahun 2023, seiring dengan tren kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan sebagian besar bank sentral di dunia secara bersamaan.
Pihaknya mengatakan, proyeksi resesi ekonomi di tahun depan mengacu pada studi Bank Dunia (World Bank) yang menilai kebijakan pengetatan moneter oleh bank-bank sentral akan berimplikasi pada krisis pasar keuangan dan pelemahan ekonomi.
"Kalau bank sentral di seluruh dunia melakukan peningkatan suku bunga secara cukup ekstrem dan bersama-sama, maka dunia pasti mengalami resesi di tahun 2023," ujarnya dikutip dari Kompas.com, Senin (27/9/2022).
Tren kenaikan suku bunga tercermin dari bank sentral Inggris yang sudah menaikkan suku bunga sebanyak 200 basis poin (bps) selama 2022. Begitu pula dengan bank sentral Eropa yang sudah menaikkan 125 bps, serta bank sentral Amerika Serikat (AS) yang sudah menaikkan 300 bps.