Liga Italia

Skandal Juventus Kembali Muncul, Ronaldo Ungkap Perjanjian Rahasia dengan Mantan Klubnya

Skandal Juventus kembali muncul dengan pengakuan Cristiano Ronaldo yang mengungkap perjanjian rahasia dengan mantan klubnya.

Twitter / @juventusfc
Cristiano Ronaldo selamatkan Juventus dari kekalahan di markas AS Roma, Senin (28/9/2020). Skandal Juventus kembali muncul dengan pengakuan Cristiano Ronaldo yang mengungkap perjanjian rahasia dengan mantan klubnya. (Twitter / @juventusfc) 

TRIBUNKALTARA.COM - Skandal Juventus kembali muncul dengan pengakuan Cristiano Ronaldo yang mengungkap perjanjian rahasia dengan mantan klubnya.

Jagad Liga Italia sempat heboh dengan pengunduran diri serempak jajaran direksi Juventus.

Presiden Juventus, Andrea Agnelli, dan wakilnya, Pavel Nedved, terkonfirmasi mundur dari jabatannya.

Langkah Andrea Agnelli dan Pavel Nedved turut diikuti oleh delapan direksi lainnya, termasuk CEO Juventus, Maurizio Arrivabene.

Usut punya usut, langkah mundur jajaran direktur Juventus disebabkan oleh skandal finansial yang tengah menimpa I Bianconeri.

Skandal tersebut termasuk menyembunyikan pembayaran kepada beberapa pemain mereka, tergolong Cristiano Ronaldo.

Kini, Cristiano Ronaldo muncul dan menagih pembayaran dari perjanjian tersebut.

Menurut laporan Football Italia yang dinukil BolaSport.com, Ronaldo telah meminta Juventus untuk membayar uang 19,9 juta euro atau setara dengan Rp 323 miliar yang secara diam-diam telah disepakati saat fase awal pandemi COVID-19.

Sebelum mengaih uang tersebut kepada Juventus, CR7 mekakukan diskusi terlebih dahulu bersama tim pengacaranya.

Lewat diskusi tersebut, Ronaldo telah meminta tim pengacaranya untuk memeriksa situasi di Juventus dan mempelajari neraca keuangan I Bianconeri sebelum mengajukan permintaan.

Menurut laporan Football Italia yang dinukil BolaSport.com, penyelidik dilaporkan telah menemukan dokumen pribadi yang ditandatangani oleh CR7 dan direktur klub secara rahasia.

Dalam laporan tersebut, Cristiano Ronaldo telah dijanjikan akan menerima 19,9 juta euro atau setara dengan Rp 323 miliar, bahkan jika Ronaldo meninggalkan Juventus.

Akan tetapi, Juventus diduga menghilangkan pembayaran tersebut di neraca dan gagal mengomunikasikannya kepada Lega Calcio selaku penyelenggara Liga Italia.

Juventus terancam sanksi berat karena skandal keuangan

Juventus terancam kena sanksi yang lebih berat dari hukuman pengaturan skor atau Calciopoli Liga Italia, akan kah Bianconeri terusir lagi dari Serie A?

Kabar menggemparkan datang dari Liga Italia, jajaran direksi Juventus secara bersamaan mengundurkan diri di tengah skandal klub.

Saat ini Juventus tengah tersandung skandal terkait transfer dengan nilai yang digelembungkan.

Penggelembungan dana transfer Juventus tersebut diyakini untuk mendapatkan keuntungan yang besar.

Oleh karena itu, laporan keuangan klub sejak tahun 2018, 2019, dan 2020 sedang diselidiki oleh pihak penyidik Turin.

Selain itu, jaksa penuntut Turin turut mencurigai penerimaan gaji pemain Juventus selama empat bulan yang diserahkan pada 2020 saat terjadi pandemi COVID-19.

Penyelidikan bertujuan untuk membuktikan bahwa para pemain Juventus tidak menginginkan pemangkasan gaji, tetapi hanya melewatkan satu bulan dan terus menerima uang berkat perjanjian pribadi dengan klub.

Hal itu bertentangan dengan apa yang Juventus, salah satu klub yang terdaftar di pasar saham, komunikasikan.

Adanya pembayaran gaji tersembunyi kepada para pemain Juventus menjadi salah satu hal yang dicurigai oleh penyidik.

"Mengingat sentralitas dan relevansi masalah hukum dan teknis-akuntansi tertunda, anggota direksi telah mempertimbangkan, sesuai dengan kepentingan sosial terbaik, untuk merekomendasikan agar Juventus menyediakan anggota direksi baru untuk mengatasi masalah ini," bunyi pernyataan Juventus melalui laman resmi mereka seperti yang dikutip oleh BolaSport.com.

"Juventus akan terus bekerja sama dengan pengawas dan otoritas terkait, tanpa mengurangi perlindungan haknya sehubungan dengan perselisihan terhadap laporan keuangan dan komunikasi Perusahaan oleh CONSOB dan oleh Kantor Kejaksaan," tulis keterangan dari pihak Juventus.

CONSOB dalam hal ini jika di Indonesia diibaratkan sebagai OJK alias Otoritas Jasa Keuangan bertugas untuk mengatur dan mengawasi kegiatan jasa keuangan di salah satu sektor pasar modal.

Dalam hal ini Juventus tercatat sebagai perusahaan umum terdaftar yang mesti tunduk pada CONSOB.

CONSOB sendiri juga telah melakukan pengecekan laporan keuangan Juventus dengan adanya kesalahan perhitungan atau disebut false accounting pada musim 2020-2021.

Pada waktu itu Juventus sempat diduga terlibat kasus mengenai plusvalenza yang akhirnya tidak terbukti di pengadilan.

Jika hasil penyelidikan terbukti benar terkait skandal soal penggelembungan dana transfer dan gaji pemain, hukuman yang diterima Juventus bisa jadi bakal lebih mengerikan ketimbang kasus 2006.

Seperti kita ketahui, dua windu lalu Juventus terkena skandal Calciopoli di mana klub terjerat kasus pengaturan skor di Liga Italia.

Seria A dan Serie B terlibat dalam pengaturan skor dengan direktur umum Juventus waktu itu, Luciano Moggi ditetapkan sebagai tersangka.

Sebagai hukumannya, Juventus diturunkan ke Serie B, termasuk pengurangan poin untuk klub-klub seperti AC Milan, Fiorentina, Lazio, dan Reggina.

Dewan baru I Bianconeri jelas mendapatkan tugas yang tidak mudah mengingat limpahan kasus besar dari para petinggi sebelumnya.

Rapat pemegang saham klub sendiri yang tertunda sejak 23 November hingga 27 Desember, bakal berlangsung pada 18 Januari 2023.

Selama masa itu pula Juventus diyakini tidak bisa melakoni aktivitas transfer pada bursa transfer musim dingin 2023.

Jika Massimiliano Allegri dan tifosi klub menginginkan perubahan penting pada pertengahan musim 2022-2023, maka hal itu sulit terwujud.

Juventus sudah berjuang untuk menyeimbangkan pembukuan dan membukukan rekor kerugian dalam beberapa bulan terakhir.

Oleh karena itu, klub tidak bisa menghabiskan terlalu banyak uang di bursa transfer ketika mereka masih belum mengetahui akibat dari investigasi atau bagaimana audit akan mengubah keadaan keuangan klub.

Padahal Juventus tengah dalam kebangkitan meski tersingkir dari Liga Champions menyusul enam kemenangan beruntun di Liga Italia musim ini.

Hasilnya mereka mampu bercokol di peringkat ketiga klasemen sementara Liga Italia, tertinggal 10 poin dari Napoli yang memegang capolista.

Pihak Juventus mengonfirmasi semua jajaran direksinya mengundurkan diri.

Itu termasuk presiden Andrea Agnelli beserta wakilnya, Pavel Nedved.

Langkah Andrea Agnelli dan Pavel Nedved disusul oleh sesama anggota direksi lainnya seperti Suzanne Heywood, Laurence Debroux, Massimo Della Ragione, Kathryn Fink, Daniela Marilungo, Francesco Roncaglio, dan Kathryn Fink.

Adapun CEO Juventus, Maurizio Arrivabene, dilaporkan juga mengikuti jejak mereka untuk mundur.

Dilansir BolaSport.com dari Football Italia, posisi Maurizio Arrivabene bakal digantikan oleh Maurizio Scanavino.

Pemilihan Maurizio Scanavino juga masih melibatkan orang dalam dari keluarga Agnelli.

Pasalnya, Scanavino merupakan salah satu dari pegawai Fiat, bisnis yang digeluti keluarga Agnelli selama 125 tahun, yang sempat memegang tanggung jawab di bagian pemasaran pada 2004.

Adapun Arrivabene masih diperintahkan untuk menjabat sebagai CEO sementara sebelum pelantikan direksi baru pada 18 Januari 2023.

(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved