Berita Tarakan Terkini
Tegaskan Gempa Tidak Bisa Diprediksi, BMKG Tarakan Edukasi Warga di Lokasi Pengungsian
Kepala BMKG Kota Tarakan, M. Sulam Khilmi menjelaskan, untuk gempa bumi, tidak dapat diprediksi kapan terjadinya.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) Kota Tarakan memberikan penjelasan terkait pemberitaan gempa dan tsunami yang sebelumnya sempat beredar dan oleh masyarakat banyak yang salah persepsi terkait informasi yang beredar.
Kepala BMKG Kota Tarakan, M. Sulam Khilmi menjelaskan, untuk gempa bumi, tidak dapat diprediksi kapan terjadinya.
“Wilayah Kalimantan Utara memang berpotensi terjadi gempa, dikarenakan ada tiga patahan aktif yaitu patahan tarakan, patahan meratus, dan patahan mangkalihat,” beber M Sulam Khilmi.
Berkaitan dengan penjelasan sesuai pemberitaan yang beredar di medsos bahwa Kaltara terancam gempa berkekuatan besar, alangkah lebih baiknya masyarakat selalu sigap dan siap untuk mitigasi bencana apapun di wilayah Kalimantan Utara untuk meminimalisir dampak yg bisa disebabkan oleh bencana tersebut.
Kemudian dilanjutkan M.Sulam Khilmi, kata prediksi dan potensi adalah dua suku kata berbeda arti.
Masyarakat juga diharapkan untuk memahami perbedaan antara istilah "prediksi dan potensi".
“Potensi didasarkan atas sejarah dan perhitungan pada data-data, sementara prediksi lebih ke sesuatu yang hampir pasti akan terjadi dalam waktu dekat.
Untuk isu gempa bumi M=7.0 di Kalimantan Utara merupakan potensi dan bukan prediksi,” tegasnya.
Baca juga: Dapat Kabar Ada Gempa dan Tsunami di Medsos, Puluhan Warga Pantai Amal Tarakan Mengungsi ke Bukit
Diharapkan kepada masyarakat agar tidak panik tapi tetap selalu waspada dengan mengupdate informasi kepada sumber-sumber yang terpercaya.
Lebih jauh M.Sulam Khilmi menjelaskan untuk wilayah Tarakan ada patahan atau sesar yang dinamakan Sesar Tarakan.
Sesar Tarakan menyimpan potensi gempa besar magnitudonya.
“Sekali lagi ini potensi dan bukan prediksi. Tsunami berpotensi terjadi jika terjadi gempa dengan magnitude besar dan episentrumnya di laut dan dangkal,” beber Sulam Khilmi.
Informasi ini lanjutnya, disampaikan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan sebagai upaya mengedukasi masyarakat bahwa tempat yang ditinggali tidak sepenuhnya bebas dari ancaman gempa bumi.
“Agar jika terjadi gempa masyarakat mengetahui dan tanggap apa yang harus dilakukan,” tegasnya.
Namun demikian, menjawab kegelisahan dan keresahan warga Tarakan khususnya warga pesisir yang bermukim di Kelurahan Pantai Amal dan sempat membuat tenda pengungsian, pihak BMKG bersama BPBD sudah menyambangi lokasi pada Jumat (16/12/2022) kemarin.

Baca juga: Was-was Terjadi Gempa dan Tsunami, Warga Pantai Amal Tarakan Pasang Tenda yang Dibuat Sendiri
“Sudah ada tim yang ke sana dan memberikan edukasi mengenai informasi gempa,” ujarnya.
Forecaster BMKG Kota Tarakan, Raa’ina, turut ke lokasi tenda pengungsian yang dibuat sejumlah warga dari beberapa RT di pesisir Pantai Amal.
Ia menjelaskan, kemarin sudah dilakukan sosialisasi yang bersifat mengedukasi kepada masyarakat khususnya warga RT 11, RT 12, RT 13 dan RT 14 tentang potensi gempa dan tsunami.
“Kami memberikan edukasi di sana bahwa gempa bumi hingga saat ini belum bisa diprediksi.
Kami juga menyosialisasikan bagaimana cara mitigasi bencana. Apa yang sebaiknya dilakukan sebelum, saat, dan sesudah,” ungkap Raa’ina kepada TribunKaltara.com.
Kemudian lanjutnya, selain itu, pihaknya yang mewakili Kepala BMKG Kota Tarakan juga menjelaskan kepada masyarakat mengenai kondisi sesar di wilayah Kaltara yang merupakan sesar mendatar, oleh karena itu potensi tsunami juga relatif kecil.
“Yang paling utama, kami memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang perbedaan potensi dan prediksi.
Kami mengimbau juga agar masyarakat dapat kembali ke tempat tinggal masing-masing, kembali beraktivitas seperti biasa,” ujarnya.
Ia menambahkan, pihaknya mengimbau warga agar tidak panik, dan meminta warga untuk selalu meng-update informasi hanya dari sumber-sumber terpercaya seperti kanal resmi BMKG, antara lain aplikasi Info BMKG yang bisa didownload melalui playstore atau appstore, akun instagram @bmkgtarakan, dan call center 24 jam BMKG Tarakan di 0551-21629.
Sebelumnya, Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Dr. Daryono merilis informasi terkait sejarah gempa signifikan di Kalimantan.
Ada beberapa kejadian gempa dengan kekuatan signifikan dan merusak di Pulau Kalimantan berdasarkan data Katalog Gempa BMKG.
Pertama, Gempa dan Tsunami Sangkulirang Kalimantan Timur 14 Mei 1921.
Dampak gempa Sangkulirang dilaporkan memiliki skala intensitas VII-VIII MMI, yang artinya banyak bangunan mengalami kerusakan sedang hingga berat.
“Gempa kuat ini diikuti terjangan tsunami yang mengakibatkan kerusakan di sepanjang pantai dan muara sungai di Sangkulirang, Kalimantan Timur,” ungkap Dr. Daryono.
Kedua, Gempa Tarakan Kalimantan Timur 19 April 1923. Gempa Tarakan ini dilaporkan memiliki kekuatan Magnitudon 7,0 SR.
Dampak guncangannya mencapai skala intensitas VII-VIII MMI yang artinya banyak bangunan mengalami kerusakan sedang hingga berat.
Gempa ini menyebabkan banyak kerusakan bangunan rumah dan rekahan tanah.
Ketiga, Gempa Tarakan Kalimantan Timur 14 Februari 1925. Guncangan gempa ini dilaporkan sangat kuat mencapai skala intensitas VI-VII MMI hingga menyebabkan kerusakan banyak bangunan rumah di Tarakan.
Keempat, Gempa Tarakan Kalimantan Timur 28 Februari 1936. Gempa kuat yang ketiga kalinya ini terjadi dengan magnitudo sebesar 6,5 SR. Gempa ini juga dilaporkan menimbulkan kerusakan bangunan rumah.
Kelima, Gempa Pulau Laut Kalimantan Selatan 5 Februari 2008. Gempa berkekuatan 5,8 SR ini dirasakan guncangannya cukup kuat di Pulau Laut, Pulau Sebuku, Pulau Sembilan, Pagatan, dan Batulicin.
Keenam, Gempa Tarakan Kalimantan Utara, 21 Desember 2015. Gempa ini memiliki magnitudo 6,1 SR. Pusat gempa terletak di laut dengan jarak 29 kilometer arah Timur Laut Tarakan.
“Gempa ini merusak banyak bangunan rumah dengan aktivitas gempa susulan mencapai sebanyak 16 kali,” bebernya.
Ketujuh, Gempa Kendawangan Kalimantan Barat 24 Juni 2016. Kali ini, gempa melanda wilayah Kalimantan Barat. Gempa dengan magnitudo cukup signifikan Magnitudo 5,1 SR ini menyebabkan beberapa rumah mengalami kerusakan.
Kedelapan, gempa Katingan Kalimantan Tengah 14 Juli 2018. Gempa dengan magnitudo Magnitudo 4,2 SR ini guncangannya dirasakan di daerah Katingan, Kasongan, Batutinggi, dan Bengkuang dengan skala intensitas III-IV MMI.
“Gempa ini dilaporkan menyebabkan 1 rumah rusak ringan,” pungkasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah