Dominan Fenomena Lokal, 2022 jadi Musim Basah, BMKG Tanjung Harapan Sebut Hotspot Minim Terjadi

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - BMKG Tanjung Harapan mengungkapkan kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kaltara yang ditandai dengan titik panas atau hotspot jarang terjadi pada 2022 ini.

Forecaster BMKG Tanjung Harapan Qudarul Laukhim mengungkapkan musim yang cenderung basah di 2022 menjadi penyebab hotspot minim di Kaltara.

Selain itu lebih dominannya fenomena dan musim lokal di Kaltara menjadi penyebab kecenderungan terjadinya musim basah di sepanjang 2022.

"Kaltara ini yang paling dominan itu fenomena lokalnya. Seperti tahun ini kan minim hotspot karena cenderung agak basah," kata Qudarul Laukhim, Rabu (28/12/2022).

Baca juga: Hendris Mantan Sekda Malinau Serahkan 2.159 KTP Pencalonan DPD RI, KPU Kaltara: Dukungan Terbanyak

"Jadi kalau fenomena lokalnya digabung dengan angin belokan dan konvergensi angin itu memperkuat awan kumulonimbus ini yang menyebabkan hujan besar," ungkapnya.

Atas kondisi tersebut, ia mengatakan kebiasaan masyarakat lokal yang membuka ladang dengan cara membakar lahan sedikit terkendala.

Lantaran semakin mengecilnya jumlah hari kering yang menyulitkan proses pembakaran lahan.

"Dan kalau di sini ini biasanya kalau kering 4 hari berturut-turut ada yang membakar lahan tapi karena ada hujan jadi itu minim," ujarnya.

Lebih jauh dirinya pun berharap kondisi itu berlanjut di 2023 mendatang sehingga hotspot dan karhutla dapat semakin menurun tiap tahunnya.

"Untuk tahun depan ada La Nina tetapi cenderung lemah, tentu kita harapkan tahun depan cenderung basah," harapnya.

Penulis: Maulana Ilhami Fawdi