Berita Nasional Terkini
Terungkap Cara KPK Tangkap Lukas Enembe, Hitung Pendukung dari Orderan Nasi Bungkus, Resmi Ditahan
Terungkap strategi aparat KPK menangkap Gubernur Papua Lukas Enembe. Sebelum penangkapan, hitung jumlah pendukung jaga dari orderan nasi bungkus.
TRIBUNKALTARA.COM, JAKARTA – Terungkap cara aparat KPK menangkap Gubernur Papua Lukas Enembe. Sebelum penangkapan, hitung jumlah pendukung jaga dari orderan nasi bungkus.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ( Menko Polhukam ) Mahfud MD mengungkapkan strategi menangkap Lukas Enembe yang sudah ditetapkan menjadi tersangka kasus suap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ).
Massa pendukung Lukas Enembe di Papua yang kian susut dijadikan strategi bagi aparat melakukan penjemputan paksa.
Lukas Enembe sudah lama ditetapkan tersangka oleh KPK. Ia ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi sejak September 2022 lalu.
Penyidik KPK sudah berkali-kali melayangkan surat panggilan kepada Lukas untuk diperiksa. Namun ia tak kunjung hadir dengan alasan kesehatan.
KPK juga kesulitan menangkap Lukas lantaran rumahnya dijaga ketat oleh simpatisannya.
Baca juga: Siapa yang Pimpin Papua Usai Lukas Enembe Ditangkap oleh KPK? Jawaban Mahfud MD dan Kemendagri
Dalam penjagaan itu mereka membekali diri dengan senjata tradisional termasuk jubi atau panah.
Hingga akhirnya KPK dibantu aparat kepolisian berhasil menangkap Lukas di wilayah Kotaraja, Jayapura, Papua, Selasa (10/1) kemarin.
Mahfud MD mengatakan pemerintah selama ini terus memantau kesehatan dan kegiatan Lukas selama berkegiatan di Papua.
Akhirnya KPK memutuskan menangkap Gubernur Papua itu pada Selasa kemarin. Sebelum penangkapan itu kata Mahfud, aparat sudah mengukur dan menghitung jumlah pendukung Lukas dengan melihat transaksi pesanan nasi bungkus untuk massa yang kerap berjaga di depan rumahnya itu.
"Kita punya juga catatan dari catering untuk makanan yang suka duduk-duduk di depan rumah itu sehari turun, sehari turun, kita menghitung tiap hari ada catatannya sehingga nangkapnya lebih gampang," kata Mahfud di Kompleks Kemenko Polhukam, Rabu (11/1).

"Kita jelaskan makin hari makin berkurang sampai akhirnya juga tidak ada kecuali masyarakat adat kan gitu aja, berkurang-berkurang tapi kita tetap harus pengamanan maksimal," tegas Mahfud.
Mahfud mengatakan, pengamanan di Papua tetap dilakukan secara maksimal. Pemerintah menyadari Lukas mempunyai massa yang banyak.
"Ketika LE (Lukas Enembe, red) ditetapkan sebagai tersangka waktu itu orang belum mengerti ada kasus, orang ramai kan yang bela, setelahnya kita jelaskan makin hari makin berkurang sampai akhirnya juga tidak ada kecuali masyarakat adat," ucap Mahfud.
Hampir 10 Jam Mantan Pejabat DJP Rafael Jalani Pemeriksaan KPK, Pejabat Pajak lain akan Diperiksa |
![]() |
---|
Terungkap, Mantan Kapolda Teddy Minahasa Minta Sisihkan 12 Kg Sabu: Bonus Anggota dan Undercover |
![]() |
---|
Nasib Eks Anak Buah Ferdy Sambo, Hendra Kurniawan Divonis 3 Tahun Penjara, Intip Hal Memberatkan |
![]() |
---|
Kejaksaan Tarik Dana Rp 100 Miliar Terkait Proyek BTS, Menkominfo Johnny G Plate Kembali Diperiksa |
![]() |
---|
Terungkap Harta Rafael, Pejabat DJP Ayah Mario Pelaku Penganiaya David, Lebih Kaya dari Sri Mulyani |
![]() |
---|