Wawancara Eksklusif

Rizal Effendi Blak-blakan soal Karir Politik: Tak Gampang jadi Calon Anggota Legislatif Era Sekarang

Mantan Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi berniat melanjutkan perjalanan politiknya dengan maju sebagai calon anggota legislatif pada Pemilu 2024.

Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTIM.CO
Mantan Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi siap berkiprah di politik dengan maju sebagai calon anggota legislatif DPR RI melalui Partai Nasdem. 

Ya, tapi tidak segala-galanya juga. Terkadang bisa terjadi hal yang di luar dugaan.

Ya kita jalanilah, apakah ini nanti akhirnya menjadi calon DPR RI apa tidak atau bergeser kan ada juga "Sudah pak Rizal jangan dulu di DPR RI, udah dipersiapkan untuk pencalonan Gubernur".

Tapi ya sekali lagi, sebenarnya pilihan saya itu juga dan saya menyadari juga selama ini saya terjun di politik menjadi Wakil Wali Kota atau Wali Kota itu boleh dibilang dengan keterbatasan kemampuan finansialnya.

Itu juga saya alami. Jadi saya tahu dirilah, bisa saja saya tidak mampu dan tidak gampang untuk menjadi calon anggota legislatif di zaman sekarang.

Bisa saja itu menjadi tantangan buat saya. Kemampuan finansial yang terbatas.

Baca juga: Dana Alokasi Umum Dipangkas Menteri, Walikota Balikpapan Rizal Effendi Ajukan Keberatan

Tapi sudah dipersiapkan sedari dini Pak? Kan ada kemungkinan  besar lolos sebagai caleg Partai Nasdem?

Kalau program ya ada. Kalau DPR RI itu saya mengharapkan betul adalah selama ini kan kurang sekali bagian yang bisa dirasakan oleh Kalimantan Timur, lebih-lebih setelah ada Ibu Kota Nusantara ( IKN ).

Masih kurang, dulu juga ya sama. Kita ini penyumbang devisa terbesar di Indonesia.

Tapi kompensasi dari itu terhadap Kaltim jauh sekali, terlebih lagi dari IKN. Itu yang saya ingin betul mewarnai kalau terpilih di DPR RI.

Saya pernah menuliskan harusnya program prioritas proyek strategis nasional.

Harusnya banyak di Kaltim karena sudah berbuat untuk IKN. Tapi faktanya, misalnya jalan tol Samarinda-Bontang malah terhapus.

Kemudian kita ingin meningkatkan sumber daya manusia, kita sekarang ini punya ITK ( Institut Teknologi Kalimantan ), itu kan perkembangannya sangat terbatas dan masih terseok-seok.

Tanahnya belum selesai, kemudian fasilitas lainnya dan juga seperti pengajarnya juga masih terbatas.

Bagaimana Kaltim mau mengejar ketertinggalannya? Akhirnya nanti pasti kita ribut lagi bahwa IKN ini tidak banyak memberi kontribusi kepada masyarakat.

Tidak ada dampak bagi masyarakat?

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved